Enam Tahun Mangkrak, Sodetan Kali Ciliwung Ditargetkan Rampung April 2023
Presiden Joko Widodo optimistis sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sudah dapat dioperasikan pada April tahun ini.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah enam tahun terhenti karena terkendala proses pembebasan lahan, pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur atau ditargetkan rampung dan bisa berfungsi pada April 2023. Dengan adanya sodetan itu diharapkan banjir di wilayah DKI Jakarta bisa dikendalikan.
Untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan rencana, Selasa (24/1/2023) ini, Presiden Joko Widodo meninjau langsung sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Ada tiga titik yang ditinjau Presiden, yakni inlet Kali Ciliwung di Jalan Otista, titik pertemuan (arriving shaft) di Jalan Otista III, dan titik outlet di Kanal Banjir Timur (KBT).
Presiden memberikan apresiasi karena setelah enam tahun terhenti karena terhambat pembebasan lahan, pembangunan sodetan kembali dilanjutkan. Melihat progres pembangunan, Presiden optimistis pembangunan sodetan akan rampung dalam tiga bulan mendatang.
”Ini kemarin 1,5 bulan telah dibebaskan lahan di sini sehingga bisa dimulai lagi pengeborannya. Kami harapkan nanti di April, insya Allah, sudah selesai,” kata Presiden Jokowi seusai peninjauan bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menekankan bahwa penanganan banjir di Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Setelah di hulu, pemerintah membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, di hilir pemerintah tengah menyelesaikan sodetan Kali Ciliwung ke KBT.
Presiden juga meyakini pembangunan sodetan Kali Ciliwung akan sangat membantu mengurangi banjir di Jakarta. Berdasarkan data yang diterima, sodetan Kali Ciliwung akan mengurangi debit air hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat. Sedangkan pada saat status banjir siaga satu, sodetan ini dapat mengurangi debit air hingga 63 meter kubik per detik.
Sodetan Kali Ciliwung ke KBT dilengkapi dengan dua terowongan dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Terowongan sepanjang 1,3 kilometer itu nantinya akan sangat mengurangi banjir di Jakarta.
Ini kemarin 1,5 bulan telah dibebaskan lahan di sini sehingga bisa dimulai lagi pengeborannya. Kami harapkan nanti di April, insya Allah, sudah selesai
Selain sodetan, menurut Presiden, penanganan banjir di Jakarta juga harus diikuti dengan upaya lain, mulai dari penyiapan pompa-pompa air hingga normalisasi sungai-sungai di Jakarta. Normalisasi sungai ini termasuk 12 sungai, seperti Mookervart, Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Cipinang.
Presiden meyakini banjir bisa dikurangi jika dikelola secara konsisten. ”Masih ada yang namanya banjir rob, giant sea wall, tanggul laut dari atas belum selesai, masih yang dari pantai ke sini belum selesai. Bukan pekerjaan yang mudah. Tapi kalau konsisten kita kerjakan akan mengurangi, mengurangi, mengurangi sampai nanti akhirnya hilang,” tambahnya.
Manajer Proyek Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) Farida Maharani mengatakan, saat ini progres pembangunan sodetan tersebut sudah mencapai 77 persen. Total panjang terowongan sodetan Kali Ciliwung menuju KBT ini mencapai 1,2 kilometer.
Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur bisa mengurangi hingga 10 persen banjir Jakarta. Pembangunan sodetan ini berdampak pada 59 kepala keluarga yang 26 di antaranya sudah direlokasi ke rumah susun.
Heru menegaskan bahwa penanganan banjir di Jakarta akan dilakukan menyeluruh. Menurut rencana, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menormalisasi sungai-sungai lainnya. ”Normalisasi sungai bertahap. Kalau Kali Angke, kan, sudah beberapa tahun lalu. Berikutnya tinggal normalisasi Kali Ciliwung,” tuturnya.