Ada Temuan Varian BF.7, Warga Diimbau Tetap Terapkan Prokes
Warga diimbau tak panik dengan varian Omicron BF.7, asal tetap menjalankan protokol kesehatan dan ikut vaksinasi penguat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Konfirmasi kasus positif Covid-19 varian Omicron BF.7 di Jakarta bertambah menjadi tujuh kasus. Warga diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan ikut vaksinasi penguat.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, ada temuan tujuh kasus Covid-19 varian Omicron BF.7 di Jakarta. Lima kasus merupakan warga Jakarta dan dua kasus lagi warga luar Jakarta yang sebelumnya mendapat perawatan di Jakarta. Temuan ini juga berdasarkan dari pengumuman Kementerian Kesehatan pada Kamis (29/12/2022) sehingga secara total ada 15 kasus di seluruh Indonesia.
”Ada lima kasus yang berdomisili di Jakarta. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Dua kasus berdomisili di luar Jakarta. Dua kasus itu sudah kami teruskan ke dinas kesehatan setempat. Mereka sudah dinyatakan sembuh setelah isolasi mandiri di rumah selama 10 hari,” tutur Ngabila saat dikonfirmasi, Jumat (30/12/2022).
Dari lima kasus yang terkonfirmasi BF.7 itu, tiga orang berusia 30-50 tahun, satu orang berusia 50-60 tahun, dan satu orang berusia 63 tahun. Mereka memiliki gejala ringan. Beberapa gejala dari Omicron BF.7 adalah demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Ada pula anosmia atau sulit mencium bau, nyeri perut, serta mual dan muntah.
Dinkes DKI Jakarta sudah menelusuri kontak erat dan mengawasi warga yang terkonfirmasi Omicron BF.7 itu. Dari hasil pemeriksan PCR, mereka terkonfirmasi positif pada periode 20 Oktober-12 November silam. Mereka juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota.
Menurut Ngabila, untuk menekan penularan Omicron BF.7, pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) perlu ditingkatkan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit dan pasien meninggal karena dinyatakan positif Covid-19.
Pemeriksaan WGS digunakan untuk melihat dominansi varian guna memprediksi estimasi puncak kasus, berakhir puncak kasus, dan penurunan kasus. Surveilans WGS sudah dilakukan Dinkes DKI Jakarta sejak 1 Mei 2021 saat awal periode Delta sampai sekarang.
Untuk menekan kasus dan menurunkan fatality akibat Covid-19, Ngabila mengingatkan perlunya menggencarkan 3T, memperluas cakupan vaksin penguat, dan mendorong penyegeraan tes antigen atau PCR di puskesmas Jakarta secara gratis. Selain itu, warga tetap diminta untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dengan mengenakan masker.
Pada akhir pekan ini, Dinkes DKI Jakarta menyiapkan 70 lokasi pelayanan vaksin. Layanan ini akan berlangsung hingga Febuari 2023 untuk semua warga ber-KTP DKI Jakarta dan dari luar Jakarta. Dinkes juga membuka layanan vaksin di pusat perbelanjaan dan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu (31/12/2022) pukul 08.00-12.00.
”Tidak perlu panik, semua akan terkendali dengan mempertahankan cakupan vaksinasi booster yang tinggi. Itu juga merupakan upaya untuk mempertahankan tingginya imunitas penduduk. Vaksin adalah helm kita untuk mencegah kematian dan longcovid jika terkena Covid-19,” tutur Ngabila.
Tidak perlu panik, semua akan terkendali dengan mempertahankan cakupan vaksinasi boosteryang tinggi.
Berdasarkan pembaruan data per 29 Desember 2022, cakupan vaksinasi untuk kelompok umur anak dosis pertama mencapai 102 persen dan dosis kedua mencapai 87 persen. Vaksinasi untuk remaja mencapai 122 persen untuk doses pertama dan 106 persen untuk dosis kedua.
Lalu, warga lanjut usia mencapai 106 persen untuk dosis pertama, 97 persen untuk dosis kedua, 58 persen untuk dosis ketiga, dan 20 persen dosis keempat.
Secara total, cakupan vaksin dosis pertama mencapai 12.693.189 atau 135 persen dan 10.923.103 atau 116 persen untuk dosis kedua. Selain itu, 5.323.078 atau 72 persen untuk dosis ketiga dan 163.508 atau 19 persen untuk dosis keempat.
Sementara itu, per 28 Desember 2022, total konfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 1.535.600 kasus, 304 kasus masih dalam perawatan, 1.517.512 kasus dinyatakan sembuh, dan 15.903 kasus meninggal.
Sementara itu, positivity rate dari hasil laboratorium per 27 Desember 2022 sebesar 5,3 persen. Tercatat ada 4.352 orang yang menjalani tes dengan 230 orang positif.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, mengatakan, transmisi lokal terjadi karena ada warga lain yang terinfeksi BF.7 dari China terlebih dahulu. Warga itu lalu menularkan warga lain, seperti yang terjadi pada temuan kasus BF.7 pada warga di Jakarta.
”Warga itu tertular dari warga yang pernah melakukan perjalanan dari China. Dari munculnya BF.7 asal China ini, pemerintah perlu mengantisipasi lebih awal dengan tetap melakukan pemeriksaan 3T ketat dari pelaku perjalanan khususnya dari China dan dari luar negeri juga,” ucap Miko.
Karena varian BF.7 sudah masuk ke Indonesia, kata Miko, pemerintah harus kembali menggencarkan GWS serta surveilans Covid-19 dengan baik.
”Warga jangan lupa untuk terus menerapkan protokol kesehatan ketat. Lalu, cakupan vaksinasi penguat seluruh Indonesia kembali ditingkatkan. Vaksinasi ini menurunkan fatality Covid-19. Untuk lepas dari pandemi, pemerintah harus menggencarkan vaksinasi penguat,” lanjutnya.