Berkenalan dengan ”Ropi”, Robot Pintar di Stasiun MRT Lebak Bulus
MRT Jakarta meluncurkan robot pintar untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa MRT. Namun, pengguna menilai robot pintar tidak terlalu dibutuhkan.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta meluncurkan robot digital intelligent assistant atau robot pintar untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa MRT. Robot pintar ini digunakan untuk berpatroli di dalam area stasiun.
Di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/12/2022) siang, sebuah robot pintar yang disebut Ropi itu sedang dalam masa uji coba. Robot yang didominasi warna putih itu berbentuk persegi panjang dengan tinggi sekitar 160 sentimeter. Ropi memiliki empat roda dan dilengkapi dengan layar serta kamera yang dapat berputar 360 derajat.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi mengungkapkan, Ropi merupakan salah satu inovasi yang dilakukan MRT. Ropi merupakan robot buatan tim pengembang PT MRT yang bekerja sama dengan Universitas Gunadarma.
Effendi menyebutkan, Ropi berfungsi untuk membantu penumpang yang bertanya dan melakukan patroli di area stasiun, yakni mengawasi aspek operasional stasiun, termasuk fasilitas dan kondisi area publik.
”Alat ini melakukan interaksi dua arah dengan penumpang karena Ropi tersambung dengan petugas di stasiun sehingga pengguna jasa dapat bertanya dan berbicara langsung dengan petugas,” ujarnya.
Effendi menambahkan, penumpang MRT melihat petugas melalui layar yang ada di robot pintar, sedangkan petugas melihat melalui layar ada ada di ruangan stasiun. Bahkan, petugas dapat melihat apa yang dilihat oleh robot pintar melalui ponsel di kantor ataupun di rumah.
Menurut dia, adanya robot pintar dapat membantu pihak manajemen untuk mengetahui bagaimana kondisi nyata (real time) di stasiun sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
”Ke depannya robot pintar ini akan semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional,” ucapnya.
Inovasi robot ini bukan sebuah hal yang berguna bagi penumpang, hanya sekadar canggih saja.
Manajer Stasiun MRT Lebak Bulus Vandy Ilham mengungkapkan, robot pintar dapat berpatroli secara otonom ataupun menggunakan kendali petugas. Petugas sudah mendesain alur robot pintar ketika berpatroli.
Vandy mengutarakan, meskipun di stasiun sudah banyak kamera pengawas (CCTV) dan petugas keamanan, patroli yang dilakukan robot pintar dinilai lebih efektif karena mampu mengawasi area secara lebih luas.
”Karena masih dalam uji coba dan harus melakukan pengisian daya, robot pintar hanya beroperasi saat jam tertentu, yakni pukul 08.00-09.00, 13.00-14.00, dan 18.30-19.30. Robot pintar bisa menyala selama enam jam,” ujarnya.
Saat ini, PT MRT Jakarta menguji coba sebuah robot pintar dengan menempatkannya di Stasiun Lebak Bulus sebagai salah satu stasiun besar dan tersibuk di jalur fase 1. Ke depan, akan dilakukan kajian dan evaluasi untuk penambahan di stasiun lain, termasuk untuk fase 2A.
Salah seorang penumpang MRT, Annisa Rachmalia (25), mengatakan, kehadiran robot pintar tidak terlalu diperlukan. Pengguna setia MRT jarang bertanya kepada petugas karena informasi di stasiun MRT sudah cukup jelas, seperti keberangkatan. Petugas pun sudah siaga di pintu masuk atau keluar membantu pengguna yang kesulitan tap in atau tap out.
”Inovasi robot ini bukan sebuah hal yang berguna bagi penumpang, hanya sekadar canggih saja. Orang yang naik MRT demografinya kebanyakan karyawan yang pengin cepat, dia sudah tahu informasi MRT. Mungkin bagi orang yang baru pakai MRT bisa berguna,” tuturnya.
Pengguna MRT lainnya, Raditya Ilhami (29), mengatakan, jika memang digunakan untuk berpatroli, robot pintar seharusnya juga bisa menertibkan orang-orang yang semestinya tidak menggunakan lift prioritas.
”Saya beberapa kali lihat ibu-ibu dan orang lansia seharusnya menjadi prioritas naik lift, tapi malah yang prioritas jadi harus mengalah dengan yang tidak prioritas,” katanya.