Setelah hampir tiga tahun beroperasi dan menampung 131.195.000 pasien, Wisma Atlet akan ditutup pada akhir tahun 2022. Menurut ahli, pemerintah tetap waspada dan mempersiapkan rencana cadangan.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, akan berhenti beroperasi per 31 Desember 2022. Penghentian itu seiring penurunan signifikan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat RS Darurat tersebut.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan surat mengenai penghentian operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran pada 30 November 2022. Dalam surat bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.02/11/2022 tersebut, BNPB menyebut, RSDC Wisma Atlet Kemayoran akan berhenti beroperasi sebagai tempat karantina atau isolasi dukungan satelit per 31 Desember 2022.
Kepala Humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego menyampaikan, per Sabtu (24/12/2022), pasien yang dirawat saat ini berjumlah empat orang. Dalam rentan waktu tiga bulan terakhir, kata Mintoro, jumlah pasien yang dirawat kira-kira tidak lebih dari 200 orang.
”Dari empat pasien yang dirawat di tower 6 lantai 7, tiga pasien di antaranya bergejala ringan dan satu pasien komorbid. Tentunya kami tetap melakukan pelayanan kepada masyarakat, juga penelitian, pelatihan, inventarisasi alat-alat medis dan nonmedis untuk konsolidasi,” ujar Mintoro, Sabtu.
Mintoro menambahkan, surat penghentian operasional tersebut secara resmi belum diterima, sehingga masih tetap menunggu arahan pimpinan. Sampai batas waktu yang disebutkan dalam surat keputusan tersebut, katanya, RSDC Wisma Atlet Kemayoran tetap menerima pasien dan hanya menyediakan fasilitas perawatan di tower 6.
”Kami dari Wisma Atlet hanya melaksanakan tugas atlet dan tetap akan melayani pasien. Kami juga akan menyesuaikan dengan kondisi. Jika nantinya menurun, mungkin akan diberhentikan secara bertahap sampai batas waktu tersebut,” kata Mintoro.
Menurut Mintoro, tower 6 dipilih karena aksesnya dianggap paling terjangkau di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Selain itu, tower 6 juga memiliki 30 kamar tidur di unit gawat darurat dan 90 tempat tidur yang ada di ruang perawatan intensif. Sementara secara keseluruhan, tower 6 memiliki kapasitas 1.651 tempat tidur.
Selanjutnya, Mintoro masih akan mengoordinasikan surat keputusan tersebut dengan BNPB dan pimpinan rumah sakit. Lalu, tower yang tidak terpakai akan diserahkan kepada Kementerian Pelayanan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Masih ada 227 sukarelawan yang masih bertahan, 171 orang di antaranya sukarelawan dari tenaga medis dan 56 sukarelawan nonmedis. Kami selalu siap dengan keputusan apa pun yang akan diambil. Jika terjadi lonjakan, kami juga masih bisa menampung pasien di tower 6,” kata Mintoro.
Ahli Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Wilayah Jakarta, Narila Mutia, mengatakan, penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran tidak menjadi soal karena Wisma Atlet hanya sarana pendukung saat terjadi lonjakan kasus. Namun, pemerintah atau para pemangku kepentingan, kata Narila, sebaiknya tetap mempersiapkan rencana cadangan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
”Covid-19 ini kan sifatnya dinamis dan ada indikator-indikator tertentu untuk menentukan arah kebijakan. Meski angka Covid-19 akhir-akhir ini sudah cukup terkendali, pemerintah harus mempersiapkan emergency exit jika sewaktu-waktu angkanya naik lagi atau ada pandemi lain,” kata Narila saat dihubungi secara terpisah.
Wisma atlet tersedia untuk memenuhi hak akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, hal yang tidak kalah penting adalah perihal kesehatan masyarakat dalam hal upaya pencegahan berbagai penyakit lainnya. Percuma regulasi banyak tetapi di akar rumputnya berantakan.
Terkait penurunan Covid-19 tersebut, kata Narila, kiranya pemerintah memperhatikan aspek jumlah masyarakat yang melakukan tes. Hal itu karena gejala Covid-19 cenderung lebih ringan dibandingkan sebelumnya sehingga tidak semua masyarakat melakukan tes.
Narila menambahkan, upaya pencegahan berupa penerapan protokol kesehatan di masyarakat harus terus dilakukan. Selain itu, komunikasi publik dalam hal informasi penutupan Wisma Atlet juga bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
”Wisma Atlet tersedia untuk memenuhi hak akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, hal yang tidak kalah penting adalah perihal kesehatan masyarakat dalam hal upaya pencegahan berbagai penyakit lainnya. Percuma regulasi banyak tapi di akar rumputnya berantakan,” ujar Narila.
Ketua BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto menyampaikan, keputusan tersebut diambil setelah jumlah pasien yang dikarantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran berkurang secara signifikan pada akhir November. Dari total 10 tower yang ada di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, kata Suharyanto, pihaknya masih menyisakan satu tower untuk tetap beroperasi.
”Namun, masih disisakan satu tower, yakni tower 6. Itu untuk mengantisipasi perkembangan ke depan atau kontingensi untuk antisipasi peningkatan kasus. Tersisa tujuh orang per hari ini yang masih dirawat,” kata Suharyanto saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Mengacu laman corona.jakarta.go.id pada Sabtu, dari total 4.616 orang yang dites PCR di DKI Jakarta, 280 orang di antaranya positif Covid-19. Adapun total kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta berjumlah 3.046 kasus, yang terdiri dari 2.761 kasus transmisi lokal dan 285 kasus pelaku perjalanan luar negeri. Sementara kasus Omicron di DKI Jakarta berjumlah 12.001 orang transmisi lokal dan 2.006 orang pelaku perjalanan luar negeri.
Tepat satu tahun yang lalu, RSDC Wisma Atlet Kemayoran mengakhiri penguncian total atau lockdown pada Jumat (24/12/2021) setelah salah satu petugas kebersihan terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Dengan demikian, para pasien dan sukarelawan penanganan yang berada di tower 5 dan 6 sudah bisa kembali ke rumah. Adapun pasien yang dikarantina di dua tower tersebut berjumlah 320 orang.
”Sejak kemarin, pasien isolasi dan sukarelawan mulai menjalani tes PCR. Mereka yang hasil tesnya negatif sudah bisa kembali ke lingkungan dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kalau positif, kembali menjalani isolasi sesuai prosedur yang ada,” ujar Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal Budiman (Kompas.id, 24/12/2021).
Berdasarkan pemberitaan Kompas selama tahun 2022, jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran pernah mencapai 5.556 orang setelah bertambah 542 pasien pada Senin (7/2/2022). Sementara kapasitas tempat tidur di RSDC saat itu mencapai 8.172.
Selanjutnya, jumlah pasien yang dirawat terakhir kali bertambah menjadi 43 pasien, Selasa (14/6/2022). Kala itu, selama dua hari, jumlah pasien terus meningkat sehingga pihak rumah sakit menyiapkan dua tower untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19. Sebelumnya, pada Minggu (12/6/2022), jumlah pasien bertambah dari 13 orang menjadi 28 orang atau bertambah sebanyak 15 orang.
”Sebanyak 40 persen dari pelaku perjalanan lokal yang dikirim dari puskesmas dan rumah sakit yang lain. Bahkan, ada yang datang mandiri ke sini,” kata Budiman (Kompas.id, 14/6/2022).