Kondisi harimau Juve di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, sempat viral karena disebut kurus. Juve ternyata sakit infeksi saluran kencing karena bakteri dari lingkungan sekitarnya.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inspeksi mendadak atau sidak dilakukan oleh anggota DPRD DKI Jakarta dan Animal Defender Indonesia, Rabu (21/12/2022), ke Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, untuk melihat kondisi harimau bernama Juve. Juve yang sempat viral karena disebut kurus itu ternyata sakit. Sidak ini sekaligus menghasilkan usul rekomendasi terkait dengan revitalisasi kebun binatang milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut.
Dokter hewan Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Nanda Faisal, menjelaskan, kondisi harimau benggala jantan, Juve, telah membaik pascasakit selama satu minggu. Kondisi Juve menyabet perhatian publik berkat unggahan di Instagram oleh akun @doniherdaru, Jumat (16/12/2022) lalu. Harimau ini ternyata mengalami sakit infeksi saluran kencing. Infeksi saluran kencing ini disebabkan oleh bakteri dari lingkungan tempat tinggalnya.
”Obatnya kami masukkan melalui makanan. Adapun porsi makanannya tidak berubah, yaitu satu kali sehari dengan sekali makan bisa menghabiskan empat kilo daging ayam dan sapi,” katanya.
Harimau berusia 16 tahun ini memang tidak terlihat berisi atau gemuk. Menurut Nanda, hasil penilaian skor kondisi badan atau body condition score Juve berada di angka 3 dari 5. Angka ini tergolong normal karena 4 termasuk kelebihan berat badan dan 5 menunjukkan obesitas.
Kita bisa melihat kebutuhan hewan-hewan ini tidak terpenuhi dari segi penyediaan kandang.
”Berat badannya di kisaran 160-170 kilogram. Ini normal untuk harimau yang sudah cukup tua. Di alam liar, harimau benggala bisa hidup hingga 15 tahun. Namun, jika ia dirawat dan memiliki pola makan teratur, bisa hidup hingga 20 tahun,” kata Nanda.
Adapun tubuh bagian belakang Juve terlihat lebih kurus karena kelainan Hip dysplasia yang menyebabkan perkembangan tidak normal pada satu atau dua sendi di pinggul. Nanda menuturkan, hal ini baru diketahui beberapa tahun belakangan. Operasi dinilai bukan solusi yang efektif mengingat usia yang sudah tua dan dampak pascaoperasi yang akan membuat Juve tidak nyaman.
Saat ini, Juve sedang dalam tahap pemulihan. Di dalam kandangnya, ia dua kali mengaum ketika didatangi banyak orang. Ia berputar-putar dengan langkah pelan di kandang peraga yang terbuka sembari berguling di kubangan air.
Doni Herdaru Tona dari Animal Defenders Indonesia menilai, kandang Juve tidak layak karena sempit dan tidak mirip dengan habitat aslinya.
”Kandang peraga tadi sempit, diameternya hanya sekitar 10 meter. Juve hanya bisa berputar-putar saja. Kita bisa melihat kebutuhan hewan-hewan ini tidak terpenuhi dari segi penyediaan kandang,” kata Doni.
Doni menegaskan perlunya perbaikan dan revitalisasi TMR. Berkaca dari kandang Juve, ia menilai, kelayakan dan pemeliharaan kandang hewan perlu ditingkatkan.
Seperti yang terjadi di kandang beruang madu. Terdapat batang pohon di kandangnya, tetapi tidak cukup kokoh dan tinggi untuk dipanjat oleh beruang madu. Padahal, di habitat aslinya, beruang madu juga hidup di atas pohon.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap pengunjung. Hal ini berangkat dari salah satu aduan masyarakat yang merekam sosok pengunjung melempar rokok ke kandang orangutan. Orangutan tersebut kemudian memungut dan menghisap rokoknya.
”Aspek konservasi dan edukasi harus diperhatikan selama kita mau hewan-hewan itu ada di sini. Sebenarnya, kita mengambil mereka dari habitatnya untuk hadir di tengah-tengah kita. Alangkah baiknya bila kita bisa membuat tempat tinggal yang serupa dengan habitat aslinya,” ujar Doni.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Panji Virgianto Sedyo Setiawan, mengatakan, TMR perlu perbaikan dan revitalisasi secara besar-besaran. Ia berharap TMR bisa dikelola oleh unit mandiri dan tidak di bawah Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta. Hal ini dilakukan agar TMR bisa melakukan perubahan dan perbaikan yang signifikan.
”Saya akan bertemu pribadi dengan Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, memperjuangkan melalui Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta, hingga pada tataran rapat kerja DPRD. Terobosan tiga langkah ini diharapkan bisa merealisasikan harapan revitalisasi,” katanya.
Pihak TMR juga akan diminta untuk menjelaskan rencana perbaikan dan pembangunan secara detail. Langkah ini akan didorong saat pembuatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DKI Jakarta tahun 2023.
Gaji PJLP dokter dan perawat hewan di sini Rp 5,5 juta, bedanya tipis dengan PJLP kebersihan. Padahal, mereka tanggung jawabnya besar.
Kepala Unit Pengelola TMR Endah Rumiyati mengatakan, pendapatan per tahun TMR dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 90 miliar. Adapun pendapatan dari tiket dan kerja sama dengan pihak ketiga sebesar Rp 35 miliar.
”Dari segi sarana dan prasarana, pendapatan sebesar Rp 125 miliar per tahun ini kurang. Namun, dari segi pakan dan perawatan hewan, angka ini cukup,” ujarnya.
TMR memiliki 10 dokter dengan 95 perawat yang mengurus sekitar 2.200 satwa. Satwa ini terdiri dari jenis burung hingga mamalia dengan total 220 jenis hewan.
”Inginnya nanti kami menambah lima dokter. Prinsipnya adalah memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada. Kalau urusan sarana dan prasarana, memang minim,” ucapnya.
Selain itu, Endah juga akan mendorong perbaikan gaji petugas kesehatan, seperti dokter hewan dan para perawat. Hal ini karena gaji petugas kesehatan hewan dengan status Penyedia Jasa Layanan Perorangan (PJLP) tidak jauh berbeda dengan gaji PJLP petugas kebersihan.
”Gaji PJLP dokter dan perawat hewan di sini Rp 5,5 juta, bedanya tipis dengan PJLP kebersihan. Padahal, mereka tanggung jawabnya besar,” kata Endah.