Jelang Natal, Permintaan Telur di DKI Jakarta Meningkat 12,72 Persen
Pemprov DKI Jakarta menjaga stok pangan strategis Jakarta aman pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 kendati terjadi kenaikan permintaan dan harga. DKI Jakarta mengupayakan penjagaan stok dan pasokan terjamin.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta mencatat, beberapa bahan pangan pada masa menjelang Natal dan Tahun Baru mengalami kenaikan permintaan 0,76 persen hingga 12,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Permintaan tertinggi terjadi pada telur ayam, sedangkan peningkatan terendah pada bawang putih.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati, Rabu (21/12/2022), menjelaskan, angka kenaikan permintaan itu dibandingkan dengan permintaan November 2022. Peningkatan kebutuhan tertinggi terjadi pada komoditas telur ayam sebesar 12,72 persen, sedangkan peningkatan terendah terjadi pada bawang putih sebesar 0,76 persen.
Adapun untuk kenaikan harga terjadi pada sejumlah komoditas, seperti beras, telur ayam, cabai, bawang, dan minyak goreng. ”Peningkatan harga berkisar 1 persen hingga 22,5 persen dibandingkan dengan minggu I Desember 2022,” ujar Eliawati.
Kenaikan permintaan yang diiringi kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru, menurut Eliawati, adalah hal wajar. Meski begitu, ia memastikan stok ketersediaan pangan strategis di DKI Jakarta aman sampai dengan Februari 2023.
Dari prognosis DKPKP, untuk beras pada Desember 2022 hingga Januari 2023 terdapat kebutuhan 168.875 ton. Sementara ketersediaan beras tercatat 984.921 ton. Untuk bawang merah terdapat kebutuhan 13.688 ton dan ketersediaannya 14.219 ton. Untuk bawang putih ada kebutuhan 3.760 ton dengan ketersediaan 6.218 ton.
Untuk cabe keriting, dengan ketersediaan 7.233 ton, terjadi permintaan 6.994 ton. Cabe rawit merah, dengan ketersediaan 5.574 ton, kebutuhannya diperkirakan sebanyak 5.323 ton.
Kebutuhan daging sapi pada Desember 2022-Januari 2023 terpantau sebanyak 8.723 ton dengan stok 18.735 ton. Kebutuhan daging ayam sebanyak 49.494 ton dengan stok 52.534 ton.
Permintaan telur ayam ras sebanyak 38.789 ton dengan stok 39.824 ton. Kebutuhan gula pasir mencapai 12.514 ton dengan stok 22.856 ton. Sementara kebutuhan minyak goreng sebanyak 35.923 ton dengan stok 75.623 ton.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, dengan upaya yang dilakukan melalui BUMD pangan, pasokan bahan pangan strategis Jakarta dalam kondisi cukup aman.
Terpisah, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo, seusai rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), menjelaskan, untuk memastikan keamanan stok beras Jakarta, Food Station melakukan kerja sama dengan daerah produsen untuk menyerap surplus produksi.
Ada sejumlah daerah produsen yang menjadi mitra Food Station dalam penyediaan stok beras. Daerah-daerah itu antara lain Kabupaten Solok, Sumatera Barat; Metro, Lampung; Lebak, Banten; Cianjur, Indramayu, Karawang, Kuningan, dan Subang di Jawa Barat; Cilacap, Demak, Karanganyar, Klaten, Purbalingga, dan Sragen di Jawa Tengah; Sleman, DI Yogyakarta; Ngawi dan Sidoarjo, Jawa Timur; serta Bone dan Sidrap di Sulawesi Selatan.
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Manuara Siahaan, secara terpisah menjelaskan, untuk stok pangan pada periode Natal dan Tahun Baru, DKI Jakarta bisa dibilang aman. Dalam perencanaan Food Station, ujarnya, Komisi B sudah meminta agar stok pangan dijaga sampai dengan kenaikan permintaan hingga 15 persen.
”Stok kita siapkan, kita jaga untuk ada peningkatan konsumsi sampai dengan 15 persen,” ucap Siahaan.
Untuk menjaga pasokan telur ayam Jakarta aman, Food Station juga bekerja sama dengan daerah produsen, meliputi Blitar, Jawa Timur; Bandung dan Bogor, Jawa Barat; serta Serang, Banten.
Dari prognosis DKPKP, untuk pengaman stok persiapan Natal dan Tahun Baru 2023, saat ini Food Station memiliki stok gula pasir 815 ton, minyak goreng 40.000 liter, telur ayam 4 ton, dan tepung terigu 53 ton. Untuk stok beras ada 36.995 ton.
Eliawati menambahkan, dengan upaya menjaga stok pangan, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir. DKPKP senantiasa melakukan pemantauan rutin dan kondisional terkait harga dan ketersediaan pangan, harga dan ketersediaan LPG 3 kg, serta melaksanakan bazar pangan keliling di rumah susun, kantor wali kota/kecamatan/kelurahan.
DKPKP juga menyediakan dan mendistribusikan pangan subsidi bagi masyarakat tertentu. Komoditas pangan itu antara lain beras, telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras, ikan kembung, dan susu UHT.
”DKPKP juga bekerja sama dengan Polda Metro Jaya terkait kegiatan pengawasan penyediaan dan pendistribusian pangan, serta penegakan hukum terkait pelangggaran yang terjadi,” kata Eliawati.
Jaga inflasi
Asisten Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Bidang Perekonomian Sri Haryati menjelaskan, kendati terjadi kenaikan harga dan permintaan komoditas pangan strategis, TPID DKI Jakarta berupaya menjaga inflasi Jakarta di kisaran 3 persen plus minus 1.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar bazar pangan murah. Kemudian, Food Station secara rutin menjual paket pangan bersubsidi kepada masyarakat melalui kelurahan-kelurahan dan rumah susun.
Adapun untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah, beragam bantuan sosial diberikan. Hal itu dilakukan melalui jaring pengaman sosial bagi warga pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Lansia Jakarta (KLJ), Kartu Anak Jakarta (KAJ), Kartu Pekerja, hingga Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ).
”Sampai hari ini, inflasi Jakarta terjaga di 4,11 persen (yoy), lebih rendah 0,36 persen poin dibandingkan inflasi yoy bulan lalu yang tercatat 4,47 persen,” ujar Sri.