CCTV Minim, Penculik Anak di Gunung Sahari Masih Misterius
Selama kurang lebih 10 hari penyelidikan polisi, upaya mengungkap identitas pelaku penculikan anak di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, belum menemui titik terang.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat masih menyelidiki kasus penculikan Malika Anastasya (6) di wilayah Gunung Sahari, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Minimnya kamera pemantau atau CCTV di sekitar lokasi penculikan jadi kendala polisi mengungkap kasus tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin mengatakan, kasus penculikan anak di Gunung Sahari itu terjadi pada Rabu (7/12/2022). Pihak keluarga korban penculikan kemudian melapor ke polisi pada Jumat (9/12/2022).
”Anaknya (korban) dibawa pergi oleh orang yang dikenal beberapa bulan belakangan. Setelah kami dalami informasinya, konon orang tersebut punya pekerjaan mengumpulkan barang bekas,” kata Komarudin, Senin (19/12/2022), di Jakarta.
Menurut Komarudin, dari sejumlah saksi yang diperiksa polisi, pelaku penculikan ternyata dikenal oleh beberapa saksi. Keterangan sejumlah saksi terkait ciri-ciri pelaku masih dalam tahap identifikasi.
Adapun sopir bajaj yang awalnya ditumpangi pelaku bersama korban penculikan juga telah ditemukan polisi. Dari pengakuan sopir tersebut, dia diminta mengantar pelaku dan korban penculikan ke area di sekitar Stasiun Jakarta Kota.
”Anak itu, dari rekaman CCTV, saat naik bajaj (bersama pelaku) sama sekali tidak menangis. Mereka memang sudah akrab,” kata Komarudin.
Komarudin menambahkan, selama kurang lebih 10 hari penyelidikan polisi, upaya mengungkap identitas pelaku belum menemui titik terang. Hal ini terjadi lantaran CCTV terdekat yang merekam aktivitas sebelum penculikan tak menangkap jelas wajah penculik.
”Sangat disayangkan, di dekat Stasiun Jakarta Kota, kami tidak mendapat CCTV yang bisa diambil. Ini yang masih terus kami upayakan (mencari CCTV) arah perjalanan dari pinggir rel sampai stasiun,” katanya.
Anak itu, dari rekaman CCTV, saat naik bajaj (bersama pelaku) sama sekali tidak menangis. Mereka memang sudah akrab. (Komisaris Besar Komarudin)
Penculikan di Jaksel
Kasus penculikan terhadap anak juga pernah terjadi di Jakarta Selatan, pada Mei 2022. Saat itu, pelaku berinisial A (28) menculik tiga anak yang tengah jajan di kawasan Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pelaku juga menculik seorang bocah laki-laki berinisial F (11) di Bogor, Jawa Barat.
Adapun ketiga anak yang diculik di Jakarta Selatan adalah K (12), ZA (13), dan RF (14). Pelaku membawa tiga anak itu dengan modus mengaku sebagai aparat yang merazia orang tanpa masker.
”Anak-anak ini sedang bermain, di situ kemudian dia (pelaku) mengatakan kalau tidak pakai masker, harus ikut. Mereka ikut dibonceng dengan satu korban lain dari Bogor,” kata Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto, Kepala Polres Metro Jakarta Selatan saat itu, (Kompas.id, 13/5/2022).
Di perjalanan, pelaku menurunkan tiga anak, yaitu F, ZA, dan RF di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Sementara K, kata Budhi, sempat dibawa hingga ke Cianjur dan Bogor, Jawa Barat, sebelum kembali ke Jakarta. Pelaku kemudian berhasil ditangkap polisi pada 12 Mei 2022.
”Dugaan pelaku ini melampiaskan nafsu bejatnya ke anak di bawah umur karena berdasarkan keterangan yang disampaikan (korban) anak kepada kami, dia sempat dipaksa melakukan satu hal yang tidak baik. Dan ini kalau kami lihat, modus pelaku ini adalah penyimpangan seks,” kata Budhi.