Terkait Proyek MRT, Jalan Museum Ditutup Mulai 15 Desember
Mulai 15 Desember 2022 hingga 31 Agustus 2024 Jalan Museum ditutup. Penutupan terkait pembangunan pintu masuk pertama Stasiun Monas. Stasiun itu bagian dari proyek paket kontrak 201 Fase 2A MRT Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan, pembangunan pintu masuk I Stasiun MRT Monas segera dilakukan. PT MRT Jakarta akan menutup Jalan Museum untuk keperluan pembangunan tersebut.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Rendi Alhial, Selasa (13/12/2022), menjelaskan, Stasiun Monas merupakan bagian dari pekerjaan pada paket kontrak (CP) 201 Fase 2A MRT Jakarta koridor utara-selatan. Pintu masuk Stasiun Monas itu terletak di Jalan Museum, berbatasan dengan Gedung Kominfo di sisi utara, Jalan Merdeka Barat di sisi Timur, Jalan Abdul Muis di sisi barat, dan sisi selatan berbatasan dengan Museum Nasional.
Proyek pintu masuk Stasiun Monas ini diawali dengan penyelesaian pekerjaan persiapan dan berlanjut dengan pembangunan fisiknya. Pada tahap awal, dilakukan pembersihan lahan dan pengamanan utilitas bawah tanah.
Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat titik awal terowongan di Jalan Museum dan berlanjut ke titik akhir di sisi utara Monas. Lalu konstruksi dengan membuat terowongan bawah tanah melalui proses pendorongan beton pracetak segmen per segmen ke dalam tanah dengan alat hydraulic jack.
Terakhir, adalah pekerjaan reinstatement atau pekerjaan untuk mengembalikan area kerja ke kondisi semula sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. ”Untuk semua pekerjaan itu akan dikerjakan mulai 15 Desember 2022 sampai dengan 31 Agustus 2024,” kata Rendi.
Untuk mendukung pekerjaan konstruksi Entrance-1 Stasiun Monas CP201 tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama Shimizu Adhi Karya Joint Venture (SAJV) selaku kontraktor pelaksana akan melakukan rekayasa lalu lintas yang diberlakukan mulai 15 Desember 2022 sampai dengan 31 Agustus 2024.
Rincian rekayasa lalu lintas tersebut, lanjut Rendi, Jalan Museum akan ditutup. Kemudian arus lalu lintas dari Jalan Abdul Muis menuju Jalan Medan Merdeka Barat dialihkan melalui Jalan Budi Kemuliaan.
Dijelaskan Rendi, Manajemen Rekayasa Lalu Lintas tersebut telah dikoordinasikan dan disepakati dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Ditlantas Polda Metro Jaya dan PT Transportasi Jakarta. Selain itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV) selaku kontraktor pelaksana senantiasa memastikan kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan tetap terjaga selama proses konstruksi berlangsung dengan memasang rambu lalu lintas, marka jalan, dan lampu penerangan jalan umum.
Alfred Sitorus dari Koalisi Pejalan Kaki mengkritik manajemen rekayasa lalu lintas tersebut. Hal itu karena rekayasa lalu lintas selalu menyebabkan para pengguna jalan membutuhkan lebih banyak waktu untuk bermobilitas.
Untuk itu, sebelum pekerjaan dimulai, menurut Sitorus, seharusnya PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama kontraktor juga Polda Metro Jaya dan Dishub DKI Jakarta melakukan simulasi rekayasa. Simulasi ini tidak pernah ia lihat.
Selain itu, sosialisasi terkait akan adanya perubahan lalu lintas seharusnya juga dilakukan jauh-jauh hari, minimal sebulan sebelum pelaksanaan. ”Banyak media yang bisa dipakai, seperti LED milik Pemprov DKI Jakarta hingga radio. Ini supaya masyarakat mengerti dan memahami akan ada perubahan,” kata Sitorus.
Sering kali yang terjadi, sosialisasi perubahan lalu lintas mepet waktu dengan pelaksanaan proyek. Akibatnya, tidak semua informasi rekayasa diterima publik dengan baik.