Penataan Kali Sentiong Belum Diimbangi Kesadaran Warga Menjaga Kebersihan
Penataan bantaran Kali Sentiong menjadi lingkungan yang asri telah mencapai 90 persen. Meski demikian, sekitar 8 meter kubik atau 6 kontainer sampah per hari masih terkumpul dari kali itu.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penataan bantaran Kali Sentiong di Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, menjadi lingkungan yang lebih asri saat ini mencapai 90 persen. Namun, penataan itu belum diimbangi dengan kesadaran warga untuk menjaga kebersihan. Akibatnya, sampah masih banyak dijumpai di Kali Sentiong.
Penataan Kali Sentiong yang dimulai awal November ditandai dengan perbaikan turap dan kanstin di sepanjang Kali Sentiong. Turap merupakan dinding yang dibuat untuk menahan pergeseran lateral tanah. Adapun kanstin merupakan material beton precast yang biasa digunakan sebagai trotoar, pembatas bahu jalan, taman, dan sebagainya.
Pantauan Rabu (7/12/2022), di sepanjang sisi Kali Sentiong juga sudah banyak ditanami pohon produktif, pohon pelindung, dan tanaman hidroponik. Sementara kondisi air sungai juga tidak lagi berwarna hitam. Sampah yang biasanya menutupi permukaan sungai relatif banyak berkurang karena tiap pagi diambil oleh petugas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air.
Sebelumnya, di samping kiri dan kanan Kali Sentiong banyak berserakan sampah, seperti bungkus makanan dan botol minum. Saat itu kondisinya kumuh. Tanaman hijau juga tidak banyak.
Pelaksana Tugas Lurah Tanah Tinggi Ferry Zahrudin mengatakan, pemilihan penataan wilayah tersebut untuk mengubah stigma kumuh menjadi lingkungan yang hijau. Tidak hanya itu, bantaran Kali Sentiong juga ditanami tanaman hias dan tanaman produktif.
”Awalnya, di lokasi tersebut banyak tumpukan sampah dan bangunan liar. Namun, kami sudah benahi dengan memperbaiki kanstin dan turap,” ujar Ferry.
Menurut Kepala Seksi Perekonomian dan Pembangunan Kelurahan Tanah Tinggi Sadiah, penataan akan dilakukan secara berkelanjutan di sepanjang jalan tersebut. Masyarakat sekitar juga turut dilibatkan sehingga wilayah tersebut dapat terus terjaga keindahannya.
”Warga sekitar setuju wilayahnya ditata. Mudah-mudahan bisa terlaksana sehingga lebih asri, indah, dan lebih bagus,” kata Sadiah.
Beberapa jenis tanaman yang menghiasi bantaran Kali Sentiong ialah tanaman produktif yang juga bermanfaat bagi warga. Di antaranya pohon mangga, lengkeng, dan jambu air.
Penataan wilayah ini melibatkan Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Sumber Daya Air, Suku Dinas Pertamanan, dan Suku Dinas Kelautan Pertanian, dan Ketahanan Pangan Jakarta Pusat.
Terlihat lebih rapi
Warga Tanah Tinggi, Tina (52), mengaku senang dengan penataan tersebut lantaran terlihat lebih rapi dan enak dipandang mata. Terdapat juga mural di dinding bantaran Kali yang menambah kesan unik dan indah.
”Dari yang tidak beraturan, sekarang sudah menjadi lebih rapi. Semoga semua warga tergerak untuk ikut merawat dan menjaga,” kata Tina.
Adanya posko petugas kebersihan di samping bantaran kali yang didirikan satu bulan lalu di Kelurahan Tanah Tinggi tersebut juga sangat membantu. Mereka bekerja dari pagi dan senantiasa mengawasi jika ada warga yang merusak sekitar Kali Sentiong.
Warga lain, Neneng (39), menyatakan, di RT 007/RW 010 Kelurahan Tanah Tinggi sudah diberlakukan denda bagi warga yang membuang sampah di sekitar kali. Denda tersebut bergantung pada banyaknya sampah yang dibuang, mulai dari Rp 1.000 per sampah.
”Tapi, kurang tahu juga apakah masih berjalan atau tidak, soalnya saya tidak pernah buang sembarangan di sana,” ucap Neneng.
Masih banyak sampah
Meskipun wilayah sisi Kali Sentiong sudah berangsur rapi, masih banyak sampah di dalam kali tersebut. Setiap hari, petugas kebersihan secara bergantian membersihkan sampah di Kali Sentiong dari pukul 08.00 hingga 16.00.
Pemantau Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Ahmad, mengatakan bisa mengumpulkan sekitar 8 meter kubik atau 6 kontainer sampah per hari yang diambil dari kali tersebut. Kemudian sampah tersebut akan diangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA).
”Tidak semua warga peduli dengan peraturan. Meskipun sudah ada denda, masih ada saja warga yang membuang sampah sembarangan karena memang permukiman padat,” ujar Ahmad.
Ia berharap, tidak hanya wilayah di sekitar kali yang diperhatikan dan ditata, tetapi juga lebih tegas dalam mengimbau warga agar sampah tidak banyak berserakan di kali.
”Sampah yang sering kami angkut itu berupa botol plastik, kayu, styrofoam, dan limbah rumah tangga,” ucapnya.