Hari Kedua, Warga Penuhi Titik Pencairan Bantuan Pangan Bersubsidi di Jakarta
Beberapa titik, seperti Food Station Tjipinang Raya dan Pasar Enjo, Jakarta Timur, dipenuhi warga yang mencairkan bantuan pangan bersubsidi. Antrean panjang terjadi karena singkatnya periode pencairan bantuan.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pencairan bantuan Program Pangan Bersubsidi DKI Jakarta dilakukan pada 1-5 Desember 2022. Antrean panjang penukaran terjadi di beberapa titik karena periode pengambilan hanya lima hari, tidak seimbangnya pasokan dan permintaan, serta pencairan bantuan Kartu Jakarta Pintar yang dilakukan serempak tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.
Antrean panjang terjadi saat pencairan bantuan Program Pangan Bersubsidi di Food Station Tjipinang Jaya, Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Jumat (2/12/2022) siang. Sebelumnya, masyarakat sudah datang, tetapi karena sistemnya masih bermasalah, mereka pulang dan datang lagi pada pukul 12.00. Antrean masyarakat kemudian memanjang hingga mencapai 200 meter dengan empat hingga lima orang dalam satu baris.
Leha (43), warga RW 002 Cipinang, Pulo Gadung, tidak mendapatkan kuota pengambilan bantuan hari itu. Padahal, ia sudah menunggu di luar pagar sejak pukul 13.30, tetapi nomor diberikan kepada mereka yang mengantre di dalam.
”Setiap bulan saya selalu mengambil bantuan pangan bersubsidi di sini, biasanya tidak seramai ini. Warga juga buru-buru mencairkan bantuan karena bulan ini hanya bisa diambil sampai Senin (5/12/2022), padahal tanggal 3-4 Desember libur,” kata Leha.
Berdasarkan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi (DKPKP) DKI Jakarta, Program Pangan Bersubsidi diintegrasikan dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus untuk pendidikan anak usia 6-21 di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Bantuan ini juga diperuntukkan bagi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), penghuni rusun pemerintah daerah, orang lansia, hingga penyandang disabilitas.
KJP Plus merupakan bantuan tunai untuk pendidikan anak usia 6-21 tahun. Penerima KJP Plus juga dapat menukarkan bantuan yang didapat dengan bahan pangan pokok seperti beras, daging sapi, telur ayam, ikan kembung, susu, dan daging ayam. Adapun nominal yang didapat siswa SD sederajat Rp 250.000, siswa SMP Rp 300.000, siswa SMA Rp 420.000, dan siswa SMK Rp 450.000.
Wati Elviana (33), warga RW 008 Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, memilih menukarkan bantuan di Food Station Tjipinang Raya ini karena lebih lengkap. ”Di Kantor Camat Pulo Gadung, Pasar Klender, Jakarta Timur, dan Pasar Jagal, Jakarta Selatan, juga bisa menukarkan bantuan, tetapi tidak lengkap. Saya memilih menukarkan di sini karena lengkap walaupun lama menunggunya,” jelas Wati sambil memasukkan bantuan telur ayam, ikan kembung, daging, susu ke dalam tas belanja.
Marinawati (39), warga RW 010 Cempaka Putih Berat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, mengaku telah pergi ke beberapa titik penukaran bantuan KJP Plus dengan sembako. Namun, ketika ia datang ke Kantor Kecamatan Rawasari, Pasar Rawasari, dan Pasar Gembrong Lama, Jakarta Pusat, petugas mengatakan bahwa bantuannya kosong.
”Saya mau menukarkan dua bantuan KJP Plus anak saya yang SD dan SMK. Lumayan karena bantuannya bisa memenuhi gizi anak. Saya datang ke sini karena kata teman pilihan bantuannya lengkap,” kata Marinawati yang telah mengantre dua jam untuk mendapatkan bantuan.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Raya Pamrihadi Wiraryo menjelaskan, panjangnya antrean penerima bantuan pangan bersubsidi sudah terjadi dua hari semenjak kemarin. Hal ini karena pencarian bantuan KJP Plus SD, SMP, SMA dilakukan secara serentak pada Kamis (1/12/2022). Selain itu, kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras dan telur menjadikan masyarakat berbondong-bondong segera menukarkan bantuan.
”Masyarakat langsung mencairkan bantuan tepat setelah bantuan dikirimkan ke rekening oleh pemerintah. Selama dua hari ini, lebih dari 4.000 kartu yang ditukarkan bahan pangan pokok di Food Station,” ujarnya.
Penjaga kios Program Pangan Bersubsidi Pasar Jaya di Pasar Enjo, Pulo Gadung, Reza Ivanda menceritakan, pada awal pencairan umumnya jenis bantuan di kiosnya sulit lengkap. Hal ini karena jumlah pasokan lebih sedikit dari permintaan bahan pokok oleh masyarakat.
”Ada beberapa orang yang tidak kebagian jenis bantuan tertentu. Seperti hari ini, banyak yang kehabisan daging sapi dan daging ayam. Biasanya, Pasar Jaya akan memprioritaskan beberapa titik yang jumlah penerimanya lebih banyak dari sini,” jelas Reza yang hari ini telah melayani sekitar 500 penerima bantuan sejak pagi hingga sore hari.
Menurut Reza, ketiadaan stok bantuan di titik penukaran satu akan berdampak pada penumpukan antrean di titik lainnya. Seperti pagi ini, ketika Food Station belum bisa melayani penukaran, warga mendatangi Pasar Enjo dan membuat penuh lantai dua area sekitar kios. Ketika beberapa bahan sudah habis, warga kemudian pindah ke titik lain untuk mencari yang lebih lengkap.
Kompas telah menghubungi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati terkait antrean dan ketersediaan bantuan yang timpang di beberapa titik. Namun, hingga kini, belum ada jawaban dari Suharini.