Warga Depok Pertanyakan Manfaat Pemasangan Kode Batang di Pohon
Sebanyak 1.500 pohon di Depok dipasangi kode batang. Pemerintah mengeluarkan anggaran Rp 49 juta untuk pemasangan kode itu. Warga Depok pun mempertanyakan manfaat dari pemasangan tersebut.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Warga Kota Depok, Jawa Barat, mempertanyakan manfaat dan efektivitas pemasangan kode batang untuk 1.500 pohon di sekitar Jalan Margonda Raya dan Jalan Juanda, Depok. Di beberapa titik, kode batang atau barcode dipasang di posisi pohon yang sulit dijangkau sehingga sukar untuk memindainya. Selain itu, banyak warga yang belum tahu kegunaan dari kode batang tersebut.
Di sepanjang Jalan Margonda Raya, tepatnya di tengah pembatas jalan, pohon-pohon dipasangi kode batang berlogo Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota (Pemkot) Depok. kode batang itu dilapisi dengan plastik polimer transparan atau akrilik dan diikat di pohon menggunakan plastik. Anggaran yang digunakan untuk pemasangan kode batang ini sebesar Rp 49 juta.
Jika dipindai dengan gawai, kode batang ini akan memberikan informasi terkait nama, jenis, tinggi, maksimal umur, lokasi, dan daya serap karbon dioksida (C02), serta kode dari pohon tersebut. Salah satu cara untuk memindai kode batang adalah menggunakan aplikasi, seperti Google Lens atau QR & Barcode Scanner.
Masalahnya, masih banyak warga Depok yang belum mengetahui kegunaan kode batang tersebut. Adapun warga yang mengetahuinya mempertanyakan manfaat serta efektivitasnya.
Ahmad (31), seorang warga Depok, mengatakan, dia baru menyadari keberadaan kode batang tersebut. Menurut dia, pemasangan kode batang di pohon yang ada di tengah pembatas jalan tidak efektif, terutama jika kegunaannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
”Saya menyeberang di pembatas jalan saja masih tidak bisa menjangkau kode batang pohon itu. Masa saya harus turun (ke jalan) untuk memindai kode batangnya? Kalau tujuannya untuk masyarakat memindai biar ada edukasi, malah jadi enggak efektif,” tutur Ahmad, yang sedang menyeberang di Jalan Margonda Raya melewati pembatas jalan, Selasa (29/11/2022).
Dari arah Jakarta, pohon yang dipasang kode batang di sepanjang Jalan Margonda Raya sebelum lampu merah dekat jalan Tol Cinere-Jagorawi berada di tengah pembatas jalan yang dipagari dengan terali besi. Pejalan kaki tidak bisa mendekati pohon-pohon tersebut tanpa melanggar lalu lintas dengan menyeberang di jalan tanpa zebra cross.
Maka dari itu, Hilda (28), pekerja kantoran yang sering melewati trotoar Jalan Margonda Raya, meragukan efektivitas kode batang tersebut. Menurut dia, meskipun pemasangankode batang di pohon-pohon kota merupakan inovasi yang baik, manfaatnya untuk kepentingan publik belum ia pahami.
”Katanya untuk edukasi publik terkait informasi detail pohon-pohon itu, tapi kok menjangkaunya susah, ya? Kalau untuk informasi, saya rasa itu bukan keperluan mendesak. Mending dana anggaran dipakai untuk alokasi kepentingan lingkungan yang lain, seperti misalnya perawatan atau penambahan pohon di area publik,” ujar Hilda.
Pemasangan kode batang berbungkus plastik di 1.500 pohon malah kontraproduktif dengan prinsip ramah lingkungan.
Hilda juga menyayangkan penggunaan plastik untuk pemasangan kode batang tersebut. Ia memperhatikan penggunaan plastik dalam bungkus serta tali kode batang yang diikat di pohon. Hal yang sama diucapkan oleh Arif (36). Menurut dia, pemasangan kode batang berbungkus plastik di 1.500 pohon malah kontraproduktif dengan prinsip ramah lingkungan.
Arif yang sedang beristirahat dari kerjanya ini berpendapat, jika pemerintah bertujuan mengedukasi masyarakat terkait pohon di sekitar Jalan Margonda Raya dan Jalan Juanda, cara yang lebih efektif adalah lebih proaktif dan atraktif sehingga masyarakat tertarik untuk mengetahuinya.
”Kalau begini, mana ada yang ingin cari tahu? Paling hanya dilewati saja. Meskipun setiap hari lewat sini, saya saja baru mengetahui kode batang itu ketika melihat unggahan di media sosial. Itu artinya ini memang tidak menarik perhatian,” ujarnya.
Edukasi publik
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok Ety Suryahati menjelaskan, pemasangan kode batang dilakukan pihaknya semenjak dua pekan yang lalu. Kode batang dipasang dengan tujuan memberikan edukasi masyarakat terkait informasi pohon di sekitar area Jalan Margonda Raya dan Jalan Juanda serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Ia berharap ini dapat memberikan kesadaran yang lebih kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga pohon dan merawat lingkungan. Selain itu, pemasangan kode batang mengutamakan kelestarian lingkungan dengan cara diikat bukan dipaku. Plastik yang digunakan juga adalah plastik yang dapat didaur ulang.
Ety mengatakan, pemerintah menargetkan 3.000 pohon di Kota Depok akan terpasang kode batang. Pepohonan di Alun-alun Kota Depok serta taman-taman di sekitar kota menurut rencana juga akan dipasangkan kode batang.
”Mudah-mudahan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk edukasi,” ujarnya.