Ahli Jelaskan Kondisi Medis yang Bisa Tewaskan Keluarga di Kalideres
Ahli menduga ada upaya berhenti makan dan minum dalam waktu lama yang menyebabkan kematian.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Motif kematian empat anggota keluarga di Kompleks Citra Garden I, Kalideres, Jakarta Barat, masih belum bisa dipecahkan sebab musababnya. Namun, mencermati penjelasan mengenai kondisi keempat jasad yang didominasi orang lanjut usia itu, secara medis, ahli menduga ada upaya berhenti makan dan minum dalam waktu lama.
Tim gabungan dari kepolisian hingga saat ini masih bekerja sama dengan tim ahli dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Universitas Indonesia (UI) untuk menginvestigasi bukti-bukti yang terus terkumpul. Pada Rabu (16/11/2022), ahli forensik medikolegal, ahli patologi anatomi, ahli tosikologi, dan ahli DNA memeriksa jasad empat orang tersebut di Rumah Sakit (RS) Polri R Said Sukanto, Jakarta.
”Hari ini kami memeriksa empat jenazah untuk mencari keidentikan antara bukti-bukti materiil yang kami temui di lapangan, kemudian hasil penyelidikan secara deduktif, keterangan saksi yang kita peroleh secara signifikan terhadap kejadian ini. Nah, kami padukan. Saat ini terdiri atas empat ahli," tutur Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi di Jakarta.
Ini adalah hari keenam setelah penemuan empat jasad keluarga itu sejak Kamis (10/11/2022). Empat orang itu yakni pasangan suami-istri RY (70) dan RN (68); putri mereka, DF (42); serta BG (69), adik kandung RY.
Berdasarkan keterangan dokter forensik pada awal, keempatnya diduga sudah tak bernyawa beberapa minggu sebelum ditemukan. Adapun mereka meninggal pada waktu berbeda berdasarkan pembusukan jenazah.
Dua mayat ditemukan dalam keadaan kering, yakni RY dan RN. Sementara dua yang lain dalam kondisi berair, yakni BG dan DF.
Kondisi terakhir mereka yang diduga meninggal secara alami sejauh ini dikait-kaitkan dengan temuan kulkas di dalam rumah yang kosong. Ditambah usaha keluarga tersebut melepas barang-barang mereka dengan cara menjual, seperti mobil dan beberapa perabotan yang kini ikut ditelusuri polisi. Terakhir, rumah mereka juga tidak lagi mendapat suplai listrik karena lama menunggak bayaran.
Penghancuran protein
Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Ari Fahrial Syam, mencoba melihat temuan awal tersebut dengan kacamata medis. Menurutnya, kematian empat orang ini berkaitan dengan upaya berhenti makan dan minum dalam waktu lama.
"Dari data-data klinis jelas, di dalam kulkas tidak ada makanan, listrik putus, jadi suplai air minimal. Jika di dalam lambung pasien tidak ada makanan, otot akan menciut atau atrofi karena ada penghancuran protein pada tubuh. Ini terjadi apabila seseorang tidak mendapat asupan makanan dalam waktu lama," jelasnya saat dihubungi.
Secara lebih detail, atrofi dapat diawali cadangan makanan dalam bentuk lemak habis sehingga tubuh mengambil nutrisi protein dari bagian tubuh, seperti otot. Tidak adanya asupan makanan dan minuman dalam waktu lama pada orang lanjut usia atau dengan penyakit bisa mengancam nyawa dalam waktu cepat.
"Orang dengan modalitas terbatas, banyak penyakit komorbid, yang tidak makan dan minum dalam waktu lama akan berhadapan dengan situasi mengancam jiwa dalam waktu kurang dari seminggu," imbuh Ari.
Terkait kasus ini, Ari mendukung polisi dan ahli untuk memastikan secara benar penyebab kematian empat orang tersebut.