Di tengah aspek keselamatan pada layanan dan operasi Transjakarta menjadi sorotan, satu bus gandeng Transjakarta terbakar. Tidak ada korban dalam insiden tersebut dan mitra operator mengevaluasi insiden itu.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satu Transjakarta terpantau kembali terbakar. Insiden itu terjadi saat aspek keselamatan atas layanan Transjakarta tengah dalam sorotan. Sepanjang 2022 ini, lebih dari 800 kejadian kecelakaan melibatkan Transjakarta terjadi. Kebakaran siang tadi menambah daftar kecelakaan tersebut.
Dalam keterangan resmi Transjakarta, Rabu (9/11/2022), bus yang terbakar adalah articulated bus atau bus gandeng milik Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD). Bus itu bernomor tubuh PPD 0756.
”Bus yang beroperasi sebagai armada yang beroperasi di Transjakarta mengalami turbo heating pada bagian mesin dalam bus yang mengakibatkan sensor alat pemadam api ringan (APAR) menyala,” kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta Anang Rizkani Noor.
Dari catatan Transjakarta, insiden itu terjadi pada pukul 13.55 di Halte Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur. ”Insiden berawal saat bus yang tidak sedang dalam pelayanan dan tidak berpenumpang mengarah ke titik awal keberangkatan di Halte Kota (Koridor 1) setelah melakukan split out,” kata Anang.
Di tengah perjalanan, bus mengalami turbo heating sehingga sistem bus secara otomatis menyalakan sinyal APAR pada kabin mesin. Itu membuat seperti terlihat ada kepulan asap dari bus.
Menurut Anang, tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan dalam kejadian tersebut. Insiden itu hanya menyisakan residu berupa bubuk yang dikeluarkan oleh APAR tersebut di Halte Pemuda Rawangun.
Residu bubuk sudah ditangani oleh petugas kebersihan yang bertugas di halte tersebut. Saat ini, manajemen Perum PPD sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kejadian hari ini.
Anang menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir untuk menggunakan jasa transportasi Transjakarta. Hal itu karena manajemen selalu memastikan adanya kesiapan armada sebelum dan sesudah beroperasi sekaligus memperhatikan protokol kesehatan pada interior dan eksterior armada.
Aspek keselamatan pada layanan Transjakarta ini menjadi sorotan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Ia menyatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang layanan angkutan umum, Transjakarta seharusnya memprioritaskan aspek kselamatan atau safety first dalam setiap operasi dan layanannya.