PJ Gubernur: Transjakarta Harus Mengutamakan Keselamatan
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyoroti banyaknya kecelakaan Transjakarta dan standardisasi pramudi. Dari 7.000-an pramudi, baru 2.000-an pramudi yang sudah ikut pelatihan sesuai standar.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, Transjakarta harus mengutamakan aspek keselamatan di semua aspek. Untuk mendukung terwujudnya keselamatan, salah satu hal yang harus dibangun adalah Transjakarta harus memiliki standardisasi pramudi yang sama, baik untuk sopir di bawah manajemen langsung Transjakarta maupun di bawah mitra operator.
”Transjakarta harus membangun pola pikir atau mindset untuk menerapkan safety first,” kata Heru Budi, Selasa (8/11/2022).
Penegasan itu ia sampaikan terkait banyaknya angka kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta pada 2022 dan 2021. Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan, dari Januari-September 2022 terdapat 827 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta. Pada 2021, terdapat 335 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta.
Apalagi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah merekomendasikan perbaikan aspek keselamatan kepada Transjakarta. Di antaranya dengan membentuk divisi keselamatan.
Juga untuk melaksanakan rekomendasi itu, Transjakarta bersama KNKT sudah menyusun Standar Kompetensi Kerja (SKK) Khusus Transjakarta yang mesti dipenuhi para pramudi Transjakarta. KNKT sudah mendorong Transjakarta untuk melaksanakan SKKK itu secara penuh. ”Memang itu harus diterapkan. Kita dorong Transjakarta untuk menerapkan itu,” kata Heru.
Terpisah, dalam keterangan kepada media, Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta Yoga Adiwinarto menjelaskan, apabila budaya peka terhadap risiko bahaya dan kewaspadaan terhadap keselamatan belum terbangun, hal tersebut yang sekarang tengah dikerjakan divisi keselamatan yang memang baru terbentuk pada 2022 ini.
Melihat dari video kecelakaan, pelanggaran bukan hanya oleh pramudi, melainkan juga oleh pengendara lain.
Peka terhadap risiko itu bukan hanya kewaspadaan oleh pramudi, melainkan juga seharusnya oleh masyarakat. ”Melihat dari video kecelakaan, pelanggaran bukan hanya oleh pramudi, melainkan juga oleh pengendara lain seperti sepeda motor dan mobil, akhirnya berdampak pada kecelakaan yang melibatkan Transjakarta,” kata Yoga.
Transjakarta melalui divisi keselamatan, menurut Yoga, sedang memperbaiki kewaspadaan itu. ”Kita sudah mulai mapping. Inilah yang dilakukan oleh Transjakarta untuk mengutamakan keselamatan, bukan hanya operatornya, manajemen pun kami rangkul bahwa awareness terhadap keselamatan itu harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Meski begitu, ujar Yoga, Transjakarta tidak bisa sendirian. Apabila jalur atau koridor masih terbagi dengan pengendara yang lain, diungkapkan Yoga, ini menjadi momen yang bagus bagi dinas perhubungan, kepolisian, juga instansi lainnya untuk mengampanyekan keselamatan.
Porsi Transjakarta, lanjut Yoga, bertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan pengemudi dan manajemen. Untuk pengemudi, saat ini Transjakarta bersama KNKT sudah menyusun standar kompetensi kerja khusus (SKKK).
Standar yang ada saat ini baru mencakup soal bus, tetapi tidak mencakup hal-hal yang diperlukan untuk pramudi Transjakarta seperti kemampuan mengemudi di jalur hingga teknologi untuk tombol dan penggunaan rem tangan. SKKK tersebut nantinya akan didaftarkan ke Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP) sehingga nanti semua pengemudi Transjakarta harus mengikuti sertifikasi dengan SKKK tersebut.
Sambil menunggu pengesahan itu, menurut Yoga, Transjakarta sudah pelan-pelan melakukan pelatihan kepada pramudi. Pelatihan-pelatihan tersebut mengadopsi SKKK tersebut. Dari pelatihan yang dikerjakan, dari 7.000-an pramudi Transjakarta hari ini, pelatihan baru mencakup 2.000-an pramudi. Mereka adalah pramudi bus besar.
Bus besar menjadi prioritas karena bus besar adalah bus yang apabila terjadi kecelakaan dampaknya paling besar dan paling parah. ”Makanya kita dorong ke sana kemudian pramudi Mikrotrans dan lainnya sedang berjalan dan akan mulai menyusul,” ungkap Yoga.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun menegaskan, masyarakat memerlukan aksi nyata untuk upaya peningkatan keselamatan Transjakarta yang menjadi andalan angkutan umum massal milik masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
”Untuk itu perlu kerja sama semua pihak yang terlibat, dari mulai jajaran manajemen, operator mitra, hingga awak angkutannya,” kata Haris.