Sejumlah penumpang Transjakarta mengkhawatirkan keselamatan mereka karena masih ada pramudi yang nekat menerobos palang pembatas rel kereta api saat sirene peringatan sudah berbunyi.
Oleh
Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah penumpang bus Transjakarta mengkhawatirkan keselamatan mereka saat bus yang ditumpangi melintasi rel kereta. Masih ada pramudi Transjakarta yang menerobos palang pintu kereta, seperti yang terjadi di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022) pagi menjelang siang.
Pada pukul 10.56, pramudi bus Transjakarta Koridor VI rute Tosari-Pulo Gadung menerobos palang pintu kereta. Berdasarkan pantauan Kompas dari dalam bus, sirene peringatan dari pos pelintasan sudah berbunyi saat pramudi membelokkan bus ke arah rel kereta.
Beberapa kendaraan dari arah yang sama dan berlawanan sudah berhenti sewaktu palang pintu mulai turun. Namun, pramudi Transjakarta tetap melewati lintasan sebidang tersebut.
”Haduh, jangan maksa, Pak,” ucap Zulkarnain (51), salah satu penumpang, saat bus bernomor SAF067 itu menerobos palang pintu kereta. Seluruh penumpang menengok ke arah datangnya kereta di sisi sebelah kanan bus.
Zulkarnain menilai, tindakan pramudi tersebut membahayakan penumpang. ”Ngeri sekali rasanya, sewaktu palang itu sudah turun, tetapi busnya tidak berhenti. Kan, di dalam bus ada banyak penumpang, tidak hanya pramudinya. Jujur, saya sangat khawatir tadi,” ujar Zulkarnain yang saat itu juga bersama istrinya, Sulastini (49).
Sulastini menyarankan, sebaiknya ada satu lagi petugas Transjakarta yang bersiaga di dalam bus agar bisa mengingatkan atau menegur pramudi. Petugas Transjakarta juga sebaiknya disiagakan pos pelintasan rel kereta untuk memperingatkan pramudi.
Eni Wahyuni (29), seorang penumpang Transjakarta arah Pulo Gadung-Tosari, mengkhawatirkan hal serupa. Setiap pulang kerja, ia selalu gelisah kala bus yang ia tumpangi melintasi rel kereta di Jalan Latuharhari tersebut.
Ia biasanya menumpang bus dan melewati perlintasan rel kereta jam enam sore. Pernah suatu ketika, bus yang ditumpangi itu terjebak di tengah rel karena di depan dan belakang bus ada mobil. Sementara sirene peringatannya berbunyi dan palang pintu mulai tertutup.
"Kalau sudah begitu, biasanya pramudinya langsung membunyikan klakson, lalu mobil di depan bergerak maju perlahan. Yang menakutkan kalau bagian belakang bus masih di dalam lintasan kereta,” tutur Eni.
Eni juga mengkhawatirkan pramudi yang suka menghentikan bus tepat di depan palang pembatas rel. Menurut dia, hal itu juga berbahaya. Alangkah baiknya jika bus berhenti dengan memperhatikan jarak aman.
Laporkan
Menanggapi keluhan penumpang, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor menyatakan belum bisa memberikan penilaian karena tidak melihat secara langsung kejadian tersebut. Namun, ia mengimbau agar keluhan penumpang itu disampaikan langsung kepada PT Transjakarta melalui kanal Twitter atau dapat menghubungi nomor pusat layanan 24 jam Transjakarta.
”Terima kasih untuk informasinya. Saya mendorong penumpang Transjakarta yang mengalami hal tersebut untuk mencatat waktu, lokasi, dan nomor bus yang ditumpangi. Akan lebih baik apabila menyertakan foto, dan lebih baik kalau ada video. Pihak Transjakarta pasti akan merespons dengan segera dan akan ditindaklanjuti,” ucap Anang saat dihubungi, Senin sore.
Anang menjelaskan, terdapat kamera pemantau pada setiap armada Transjakarta. Ini akan memudahkan pihaknya untuk mengonfirmasi keluhan penumpang.
”Kami akan mencari informasi dari rekaman kamera pengintai di dalam dan luar aramada. Setelah itu, mengonfirmasi ke pramudi. Baru kemudian bisa diputuskan, apakah ada kesalahan atau tidak, ada keadaan yang memaksa pramudi melakukan hal tersebut atau tidak. Kalau memang terbukti kelalaian pramudi, barulah kami memberikan evaluasi dan sanksi,” tutur Anang.
Secara terpisah, Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengaku sering menerima keluhan dari masyarakat pengguna Transjakarta lewat media sosialnya. Menurut dia, pihak manajemen Transjakarta harus tegas kepada pramudi yang masih melakukan tindakan yang membahayakan penumpang.
”Pengawasan dari pihak manajemen harus benar-benar sesuai standar operasi. Sebab, kelalaian pramudi ini dapat menyebabkan kecelakaan. Sementara, kan, tugasnya Transjakarta melayani masyarakat dan menjamin keamanan serta kenyamanannya, bukan malah membahayakan,” tutur Azas.
Dalam Kompas (1/11/2022), Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat pada periode Januari-September 2022 terjadi 827 kecelakaan yang melibatkan bus-bus Transjakarta. Angka kecelakaan yang tinggi, hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan di sepanjang 2021, itu salah satunya karena Transjakarta belum sepenuhnya menerapkan standar kompetensi kerja atau SKK khusus yang sudah disusun bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pihak manajemen Transjakarta harus tegas kepada pramudi yang masih melakukan tindakan yang membahayakan penumpang.
Menurut Azas, tingginya angka kecelekaan bus Transjakarta tersebut disebabkan oleh pramudi yang tidak berkompeten. ”Pramudi yang berkompeten itu pasti akan belajar dari pengalaman sebelumnya. Selain itu, kalau pramudinya berkompeten, dia pasti tahu mana tindakan yang berbahaya dan mana yang tidak,” kata Azas.