Kebakaran di Pademangan, Warga Terdampak Mengungsi di RPTRA
Kebakaran di Pademangan Timur menewaskan seorang ibu dan kedua anaknya. Mereka tewas karena terjebak di lantai dua dan tertimpa runtuhan atap rumahnya. Sebagian warga terdampak lainnya kini terpaksa mengungsi di RPTRA.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak delapan rumah semipermanen hangus terbakar di Jalan Kebon Pisang RT 008 RW 010, Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022). Selain menewaskan tiga warga di sana, kebakaran itu juga berdampak pada sekitar 150 warga dan hingga siang tadi sebanyak 93 warga masih mengungsi. Sampai malam ini, diperkirakan puluhan warga masih harus bertahan di pengungsian karena rumahnya rusak berat.
Minggu (23/10/2022) siang tadi, ke-93 warga korban kebakaran mengungsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Patimura, Pademangan Timur, Jakarta Utara, dan Tempat Pendidikan Al Quran (TPA) RT 008 RW 010. Dari jumlah itu, ada 54 orang dewasa, 27 anak-anak, satu ibu hamil, dan satu anak penyandang disabilitas.
Sebagian dari mereka mulai membersihkan puing-puing akibat kebakaran. Sebagian lagi memilih tetap di pengungsian karena rumah mereka terdampak berat dan tidak bisa segera ditempati lagi.
Lurah Pademangan Timur Abdul Rahman Hakim menyebutkan, warga masih akan mengungsi selama tiga hari ke depan. Selanjutnya diperlukan koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta jika warga belum bisa kembali ke rumahnya.
”Pengungsian maksimal tujuh hari dari hari terjadinya bencana, tetapi dapat disesuaikan dengan keadaan,” ujar Setiawati, Penanggung Jawab Pengungsian dari Dinas Sosial DKI Jakarta.
Penyaluran bantuan baru dilakukan saat ini karena kondisi setelah kebakaran belum kondusif. Bantuan yang diberikan berupa bahan makanan, pakaian, air bersih, dan uang tunai.
Pada rumah yang menjadi sumber api masih terpasang garis polisi. Puing-puing sisa kebakaran masih berserakan di lokasi kejadian. Rumah warga di sekitarnya mulai dibersihkan secara gotong royong.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa tersebut menyebabkan tiga orang tewas yang bernama Ari Sulastini (39), Rizal (11), dan Aina (4). Ari adalah ibu kandung dari Rizal dan Aina. Jasad ketiganya dipulangkan ke Solo, Jawa Tengah, untuk disemayamkan.
Tiba-tiba ada teriakan ’tolong, ada kebakaran’ dari dalam rumah korban yang tewas. (Ujang Amsir)
Penyebab kebakaran masih simpang siur. Dugaan sementara akibat korsleting listrik atau ada warga yang bermain korek api. Namun, polisi masih menunggu hasil penyelidikan.
”Penyebab kebakaran yang memakan korban jiwa ini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” ucap Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Pademangan Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Asman Hadi.
Menurut dia, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri akan memeriksa titik kebakaran pada Senin, 24 Oktober 2022, besok. Sampel abu dan arang akan menjadi fokus perhatian utama untuk menentukan penyebab kebakaran.
Kronologi kebakaran
Menurut saksi yang tinggal di sebelah rumah korban tewas, Ujang Amsir (63), kebakaran terjadi sekitar pukul 17.30. Tiga korban yang tewas saat itu berada di lantai dua rumah. ”Tiba-tiba ada teriakan ’tolong, ada kebakaran’ dari dalam rumah korban yang tewas,” kata Ujang.
Mereka terjebak pada lantai dua rumah karena api sudah membesar. Akibatnya, ketiga korban tewas karena tidak dapat menghindar dari runtuhan atap rumah asbes yang disangga menggunakan kayu.
Sekitar pukul 17.55, 20 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) sampai dan berusaha memadamkan api. Lokasi kebakaran berada di tengah permukiman sehingga menyulitkan pemadaman. Mobil damkar diparkir di Jalan RE Martadinata dan selang air yang digunakan melintasi jalur rel kereta api. Perjalanan kereta rel listrik (KRL) pun dihentikan sementara waktu.
Selain itu, pemadam kebakaran juga harus menerobos beberapa rumah warga untuk mencapai titik api. Sebanyak delapan rumah hangus terbakar dan delapan rumah lainnya ikut terdampak.
Proses pemadaman selesai sekitar pukul 19.30. Kemudian 150 warga diungsikan ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Patimura dan Tempat Pengajian Anak RT 008 RW 010. Mereka mengungsi karena aliran listrik terputus dan khawatir atap rumah roboh.