Bekasi merupakan daerah yang memiliki pusat-pusat industri, perdagangan, dan jasa yang berperan penting menopang Jakarta. Keunggulan ini mampu menarik beragam pihak, termasuk mengundang perilaku kriminal.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Sebagian warga Kota Bekasi, Jawa Barat, kian khawatir melintas di kotanya sendiri saat malam tiba. Kejahatan jalanan merajalela di berbagai tempat. Mirisnya, sebagian pelaku kejahatan merupakan para remaja penentu masa depan kota.
Kasus kejahatan jalanan, terutama tawuran, geng motor, hingga begal, kian meresahkan warga Kota Bekasi. Warga yang pulang malam hari ada yang sudah tak berani melintas sendiri di kawasan-kawasan tertentu.
”Ini jadi kekhawatiran saya dan banyak warga Kota Bekasi yang harus pulang malam melewati jalan yang memang rawan. Ini bukan dibiasakan pulang malam, ya, tetapi memang terpaksa harus pulang malam,” kata Ridwan, salah seorang warga Kota Bekasi, Rabu (12/10/2022).
Ridwan menyampaikan keluhan tersebut kepada Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki dalam acara Masyarakat Terkoneksi Sapa Warga yang digelar Pemerintah Kota Bekasi. Program ini merupakan layanan pertemuan daring antara pemerintah daerah dan masyarakat yang digelar secara berkala.
Ridwan memiliki rumah di wilayah Cikunir, Jatibening, Kota Bekasi. Saat pulang dari tempat kerja, dia biasa melintas di jalan terdekat yang berada persis di tepi Jalan Tol Cikunir. Jalanan itu pada malam hari luar biasa menakutkan.
Kalau malam itu luar biasa. Sampai saya harus menunggu sepeda motor yang lain untuk konvoi bareng karena khawatir terjadi hal yang tidak kita inginkan.
Di tempat itu pula sempat beredar video viral di media sosial saat sejumlah remaja berseragam sekolah berkendara sembari mengacungkan senjata tajam. ”Kalau malam itu luar biasa. Sampai saya harus menunggu sepeda motor yang lain untuk konvoi bareng karena khawatir terjadi hal yang tidak kita inginkan,” ucap Ridwan.
Kekhawatiran sebagian warga Kota Bekasi sejalan dengan meningkatnya angka kriminalitas di wilayah tersebut. Dari data Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, angka kriminalitas di daerah itu selama 2022 meningkat drastis, yakni mencapai 1.920 kasus atau tertinggi selama lima tahun terakhir. Dari ribuan kasus kriminal itu, kejahatan yang kian meresahkan meliputi pencurian (termasuk begal), tawuran, dan balapan liar. Sebaran kasus kejahatan jalanan itu hampir merata di semua kecamatan di Kota Bekasi.
Dari hasil pemetaan Polres Metro Bekasi Kota, ada 37 kawasan dan jalan di sembilan dari 12 kecamatan yang teridentifikasi rawan tawuran, pencurian, dan balapan liar. Kerawanan di puluhan lokasi itu terjadi pada pukul 23.00 sampai pukul 05.00.
Kelompok remaja
Menurut Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki, berbagai kejahatan jalanan di Kota Bekasi, terutama tawuran dan balapan liar, berasal dari kaum remaja atau pelajar. Mereka terorganisasi karena tergabung dalam 35 kelompok klub motor.
”Jumlah masing-masing anggota dari 35 kelompok ini beragam. Ada yang lima orang, 10 orang, sampai yang paling banyak 30 orang,” kata Hengki.
Para remaja atau pelajar itu hampir setiap malam turun ke jalanan dan terlibat balap liar hingga tawuran. Mereka membawa senjata tajam yang dibeli via pasar daring.
Kejahatan remaja kerap menelan korban jiwa. Pada 29 September 2022, misalnya, seorang pelajar berinisial MRA (19) tewas akibat tawuran dua kelompok pelajar di Kayuringin, Bekasi Selatan. ”Mirisnya, tidak ada yang diperebutkan, tidak ada yang dipersoalkan, tidak saling kenal,” kata Hengki.
Dalam menyikapi maraknya kasus kejahatan para pelajar, Polres Metro Bekasi Kota, Pemerintah Kota Bekasi, bersama pihak sekolah hingga pengurus wilayah tingkat RT dan RW menggelar berbagai kegiatan, baik penyuluhan maupun pembinaan. Polisi juga terus berpatroli demi memastikan kawasan rawan kejahatan terpantau aparat.
Karakteristik Bekasi
Fenomena maraknya kasus kriminalitas di Bekasi tidak terlepas dari karakteristik sosial, budaya, dan ekonomi Kota dan Kabupaten Bekasi yang berbeda dengan wilayah lain di Jabodetabek. Dari sisi sosial dan ekonomi, Bekasi merupakan daerah yang memiliki pusat-pusat industri, perdagangan, dan jasa yang berperan penting menopang Jakarta. Keunggulan ini mampu menarik beragam pihak, termasuk mengundang munculnya perilaku kriminal.
”Bekasi memang memiliki persebaran daerah yang luas. Ini menunjukkan bahwa dari sisi mobilitas, Bekasi itu tinggi karena mereka sebagian besar pelaju. Itu yang menyebabkan tingkat kepadatan, tingkat gesekan, tekanan, secara sosial ekonomi, (hingga) kriminalitasnya juga tinggi,” kata sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, Kamis (13/10/2022).
Khusus untuk isu tawuran dan balapan liar di Bekasi, pemicunya beragam faktor. Dari sisi internal, kasus kriminalitas remaja tidak terlepas dari kurangnya perhatian orangtua, pasifnya kepedulian masyarakat, hingga kondisi lingkungan yang buruk.
Namun, ada hal lain yang kadang luput dari perhatian negara, terutama pemerintah di tingkat daerah. Remaja sering kali tak memiliki ruang atau wadah untuk menyalurkan ekspresi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
”Jangan dilihat sepihak bahwa para remaja ini melakukan tindakan kriminal. Negara juga harus berkaca bahwa ruang-ruang ekspresi bagi anak-anak muda juga tersumbat. Acara-acara seni, musik, yang mengakomodasi remaja mungkin sangat terbatas di Bekasi dan daerah penyangga,” tutur Rakhmat.
Upaya meminimalkan kejahatan remaja tak cukup dengan pendekatan represif. Mereka juga membutuhkan pendekatan kultural dan humanis. Dua pendekatan itu memang tak instan, tak mudah, dan bukan sulap.
”Butuh proses panjang, secara kultural menyediakan ruang-ruang kultural, ruang budaya, demi ekspresi diri. Anak-anak ini bisa dilibatkan sebagai kelompok yang punya partisipasi, semangat kolaborasi. Ini hampir tidak digarap negara,” ucapnya.