Sebanyak 468 warga Kebon Pala, Jakarta Timur, mengungsi karena banjir yang disebabkan meluapnya Kali Ciliwung.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang hari ini melanda perumahan warga di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, membuat ratusan warga mengungsi ke posko pengungsian. Pemerintah menyiapkan posko pengungsian di tiga lokasi, yaitu Kantor RW 007 Kebon Pala, SDN Kampung Melayu 01 Pagi, dan Masjid Jami Ittihadul RW 008.
Pada Senin (10/10/2022) pukul 11.00, banjir masih merendam beberapa rumah warga di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Kampung Melayu, khususnya di RW 004, RW 005, dan RW 008. Ketiga titik tersebut menjadi yang terparah terimbas banjir dengan ketinggian 70-240 sentimeter.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta, akibat banjir di Kebon Pala, 468 warga mengungsi. Mayoritas warga, sebanyak 303 orang, mengungsi di SDN Kampung Melayu 01/02 Pagi, 105 warga di Masjid Jami Ittihadul RW 008, dan 60 warga di Kantor RW 007. Khusus di Kampung Melayu, Jakarta Timur, terdapat 13 RT yang terdampak banjir.
Petugas gabungan dari BPBD Jakarta, Polairud Polda Metro Jaya, dan Dinas Gulkarmat Jakarta kini sedang menyisir kawasan menggunakan perahu karet untuk memeriksa kondisi rumah dan warga.
Andrie (42), warga RT 013 RW 004, menjelaskan, air mulai masuk ke rumahnya sejak pukul 05.00. Hingga pukul 11.00, air masih menggenangi rumahnya setinggi 50 sentimeter. Ia memutuskan untuk tidak mengungsi ke posko dan memilih tinggal di lantai dua rumahnya.
”Sudah mendapatkan info Katulampa Siaga Satu, saya langsung pindahkan dokumen dan kendaraan-kendaraan ke tempat yang lebih tinggi,” katanya.
Selain itu, Sandi (30), warga RT 012 RW 004, memutuskan untuk mengungsi ke SDN Kampung Melayu 01 Pagi karena rumahnya sudah terendam banjir. Ia membawa istri dan kedua anaknya mengungsi dan baru akan kembali ke rumah jika air sudah surut.
”Di pengungsian disediakan bantal dan ruangan untuk istirahat. Untuk makanan ada dari dinas sosial,” katanya.
Siang tadi, pihak kelurahan melalui petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) membagikan makanan kepada para pengungsi.
Heni (50), warga RT 005 RW 008, mengatakan, banjir telah merendam hampir seluruh rumahnya. Kondisi tersebut membuat ia kini mengungsi ke SDN Kampung Melayu 01 Pagi. RW 004, RW 005, dan RW 008 menjadi wilayah banjir yang cukup parah karena beberapa rumah berbatasan langsung dengan Kali Ciliwung.
BPBD DKI Jakarta mengerahkan unsur dinas SDA, dinas bina marga, dinas gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan. Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat.
Kepala SDN Kampung Melayu 01 Pagi Yulianti menyampaikan, pihak sekolah membuka empat ruang kelas yang dapat digunakan oleh warga untuk mengungsi. Berdasarkan pantauan, posko SDN Kampung Melayu tidak memiliki penerangan karena listrik masih padam.
68 RT banjir
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta Muhammad Insyaf menyebutkan, 68 RT di wilayah DKI Jakarta terkena banjir akibat luapan Kali Ciliwung imbas dari hujan yang melanda kawasan Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (9/10/2022). Ke-68 RT itu berada di dua wilayah administratif, yaitu Jakarta Selatan (20 RT) dan Jakarta Timur (48 RT).
”BPBD DKI Jakarta mengerahkan unsur dinas SDA, dinas Bina Marga, dinas gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan. Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat,” kata Insyaf dalam keterangan tertulis.
Mengutip Kompas.id dalam ”Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut Sepekan Lagi” (Senin, 10/10/2022), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis peringatan bahwa cuaca ekstrem masih dapat berlanjut hingga sepekan mendatang di sebagian wilayah Indonesia. Banjir, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang bisa saja terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Kewaspadaan masyarakat serta semua pihak perlu ditingkatkan mengingat cuaca ekstrem sejak awal Oktober telah memicu bencana yang menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian lain. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui keterangan resmi menyatakan, sejumlah upaya pengendalian banjir dilakukan, seperti pengerukan lumpur di danau, sungai, dan waduk di Jakarta.