Penanganan Komprehensif Disiapkan untuk Atasi Banjir dan Bangunan Roboh di MTsN 19
Tiga pelajar MTsN 19 tewas dampak dari banjir. Peristiwa ini menjadi pelajaran serius pemerintah menanggulangi banjir agar tidak ada kejadian serupa yang menimbulkan korban.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
AGUIDO ADRI
Warga melintas di sisi tembok barat sekolah MTsN 19 di Jalan Kalijati, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022). Lokasi sekolah berada di kawasan cekungan sehingga rawan banjir seperti yang terjadi pada Kamis (6/10/2022) siang yang menyebabkan tiga pelajar tewas.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memberikan bantuan kepada keluarga korban siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri atau MTsN 19, serta memperbaiki menyeluruh bangunan sekolah. Hilangnya tiga nyawa pelajar menjadi pelajaran agar penanganan banjir menjadi perhatian serius pemerintah.
Tiga siswa MTsN 19 meninggal tertimpa tembok yang roboh di Jalan Kalijati, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) siang.
Para korban tewas adalah Dicka Safa Ghifari (13), Muh Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13). Ada pula korban luka, yaitu Aditya Daffa Luthfi (13), Nabila Ika Fatimah (15), dan Nirjirah Desnauli (14).
Posisi sekolah berada di kawasan cekungan. Di belakang sekolah ada kali dan gorong-gorong yang meluap karena hujan berintensitas tinggi. Tumpukan sampah yang memenuhi kali itu sudah dibersihkan.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Reruntuhan tembok sisi barat sekolah MTsN 19 di Jalan Kalijati, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022). Lokasi sekolah berada di kawasan cekungan sehingga rawan banjir seperti yang terjadi pada Kamis (6/10/2022) siang kemarin yang menyebabkan tiga pelajar tewas.
Luapan air kali dan gorong-gorong diduga menyebabkan tembok pembatas sekolah di sisi barat setinggi lebih kurang 2 meter roboh pada pukul sekitar 14.50. Tembok yang roboh menimpa sejumlah siswa.
Gozali, salah satu guru MTsN 19, mengatakan, normalnya kegiatan belajar mengajar selesai pukul 15.30. Namun, hujan deras dan air sudah masuk ke sekolah sekitar 30 sentimeter. Pihak sekolah pun menghentikan kegiatan belajar mengajar dan memulangkan siswa.
”Hujan deras biasanya air tidak masuk sekolah. Kemarin itu, kejadian luar biasa, tinggi air sampai 1,5 meter. Melewati tembok pembatas masuk ke dalam sekolah. Anak-anak berusaha mencari tempat aman karena sekolah sudah tergenang dalam waktu cepat. Ada lima anak yang tertimpa runtuhan tembok yang terdorong volume air,” ujar Gozali, Jumat (7/10/2022).
AGUIDO ADRI
Petugas pemadam kebakaran membantu membersihkan halaman sekolah MTsN 19, Jumat (7/10/2022), dampak dari banjir pada Kamis (6/10/2022) kemarin.
Insiden yang menimpa pelajar MTsN 19 ini mengundang simpati warga. Ucapan belasungkawa diiringi harapan agar penanganan banjir di Jakarta lebih serius.
Empati diungkapkan Amirul (45), warga Pondok Labu. ”Kami warga turut prihatin semoga keluarga diberikan ketabahan. Ke depan ini jangan terjadi di mana pun itu, jangan sampai ada korban jiwa. Ini tamparan untuk pemerintah agar serius dalam penanganan banjir,” kata Amirul.
Warga lainnya, Yadi (51), juga prihatin terhadap kejadian di MTsN 19. Ia pun meminta pemerintah pusat hingga daerah tidak menutup mata terhadap permasalahan banjir di Jakarta.
”Kita orangtua, tuh, ngelus dada kalau ada yang sampai korban seperti ini. Kenapa harus ada korban? Ini ada masalah yang harus segera diselesaikan. Bukan masalah kali saja, tapi seluruhnya. Ini pejabat bapak-bapak menteri datang bisa menindaklanjuti banjir ini. Bapak Gubernur Anies (Baswedan) juga tolong ini banjir bisa ada penyelesaian. Dan kita warga juga sadar untuk jaga lingkungan,” kata Yadi.
AGUIDO ADRI
Kondisi salah satu ruang di sisi barat yang terdampak banjir pada Kamis (6/10/2022). Peristiwa banjir mengakibatkan tiga pelajar MTsN 19 tewas.
Bantuan
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Quamas menuturkan, pihaknya akan memberikan perhatian kepada keluarga korban dan seluruh fasilitas sarana dan prasarana sekolah.
Kementerian Agama akan merenovasi total bangunan sekolah. Ia sudah meminta jajarannya segera mengambil tindakan dan penanganan di MTsN 19 dan seluruh bangunan sekolah di bawah naungan Kemenag.
”Tidak ada pilihan karena posisi sekolah (berada di cekungan). Kami akan menanggung semua kebutuhan. Ini menjadi pengalaman terakhir,” kata Yaqut.
Menyusul rencana renovasi sekolah dan kondisi sekolah yang belum kondusif, para murid sementara akan melaksanakan pembelajaran di MAN 11. Menurut Yaqut, kebutuhan dasar sekolah anak tetap harus dipenuhi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian PUPR, dan Kemenag untuk menata kawasan sekolah yang berada di kawasan cekungan secara keseluruhan.
”Tempat ini harus ditangani lebih utuh termasuk bagaimana supaya tidak jadi langganan genangan air,” ujarnya. Pihaknya memastikan keluarga korban terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.
AGUIDO ADRI
Kondisi kali sudah bersih dari tumpukan sampah, Jumat (7/10/2022). Saat hujan intensitas tinggi pada Kamis kemarin, kali ini meluap sehingga menyebabkan tembok sisi barat sekolah MTsN 19 roboh dan menewaskan tiga pelajar.