Puslabfor Teliti Alat Masak dari Lokasi Kebakaran Cikini
Tim Puslabfor Polri mengidentifikasikan peralatan masak, antara lain tatakan tungku kompor, sisa dandang yang terbakar, dan tabung gas 3 kilogram, di lokasi terduga sumber kebakaran.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Negara Republik Indonesia memeriksa lokasi sumber kebakaran di permukiman padat penduduk di Jalan Cikini Kramat, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). Beberapa alat masak dicurigai sebagai sumber api yang melahap 57 bangunan pada Selasa (27/9/2022) dini hari lalu.
Komisaris Karya Wijayadi, Kepala Tim Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara Kebakaran Polri, hari ini, memeriksa satu bangunan yang diberi garis polisi karena diketahui sebagai titik awal kebakaran. Bangunan itu sebelumnya dihuni sejumlah pengontrak yang bekerja sebagai pedagang bubur ayam.
”Kami sudah mengidentifikasi bangunan rumah. Kami ambil barang bukti berupa peralatan (masak) yang diduga penyebab kebakaran. Kami akan koordinasikan dengan teman-teman penyidik yang mendampingi di TKP untuk menyita barang bukti untuk diperiksa di laboratorium forensik,” katanya.
Di sana, tim terlihat mengidentifikasikan peralatan masak, antara lain tatakan tungku kompor, sisa dandang yang terbakar, dan tabung gas 3 kilogram. Barang-barang itu ada di bagian depan bangunan dua lantai, yang diketahui sebagai dapur produksi bubur. Petugas juga turut mengambil sampel abu barang yang terbakar.
Yang kurang itu pakaian seragam, sepatu, peralatan mandi. Yang utama, kita butuh donatur dari pemerintah atau yang lain untuk barang material atau bangunan.
Dari hasil pengamatan dan laporan pengurus wilayah setempat, beberapa barang yang seharusnya bisa menjadi barang bukti hilang. Barang itu seperti kompor gas dan roda gerobak.
”Tentunya ini jadi salah satu faktor yang bisa mengganggu optimalisasi pemeriksaan kita. Ini menjadi risiko di TKP padat penduduk, mungkin dari pemilik yang belum care sehingga mengamankan barang yang bisa jadi barang bukti atau karena diambil pemulung di sekitar situ,” katanya.
Meski demikian, barang bukti yang sudah diambil diusahakan untuk diteliti dalam waktu seminggu ke depan. Hasil penelitian ini nantinya juga akan dipakai untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap saksi-saksi yang diperiksa oleh Polsek Menteng.
”Puslabfor bekerja dulu, baru nanti kita menerima keterangan dari mereka. Setelah itu, langsung pemberkasan,” kata Kepala Polsek Menteng Ajun Komisaris Besar Netty Rosdiana Siagian hari ini.
Ia mengatakan, pihaknya sudah memeriksa tiga saksi terkait dengan lokasi sumber kebakaran. Pihaknya juga masih menduga kebakaran disebabkan ada kebocoran tabung gas di tempat produksi bubur ayam.
Data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta di 2021 mencatat, gas menjadi dugaan penyebab 10 persen atau 154 kasus kebakaran. Adapun gangguan kelistrikan menjadi penyebab terbesar kebakaran dengan 1.030 kasus atau 67,1 persen.
Kebakaran itu mengakibatkan 16 rumah dan 41 kios Pasar Cikini Kecil, di RT 004 dan RT 015, ludes. Sebanyak dan berdampak pada 164 jiwa dari 48 keluarga menjadi korban.
Korban luka yang tercatat ialah dua penghuni banguanan produksi bubur ayam. Salah satunya adalah Daryono (45) yang mendapatkan luka bakar cukup serius sebesar 50 persen. Daryono menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat.
Terkait dengan korban terdampak lainnya, Sekretaris RW 001 Tri Yulian mengatakan, sampai hari ini mereka sudah menerima banyak bantuan, khususnya kebutuhan pokok dan sumber makanan. Namun, ada beberapa kebutuhan yang masih minim dan dibutuhkan warga segera.
”Yang kurang itu pakaian seragam, sepatu, peralatan mandi. Yang utama, kita butuh donatur dari pemerintah atau yang lain untuk barang material atau bangunan,” ucapnya.
Seragam sekolah dibutuhkan karena sekitar 27 persen atau 44 korban masih bersekolah. Mereka juga mengharapkan bantuan berupa bahan bangunan agar dapat kembali mendirikan rumah dan tempat usaha.