Bantuan untuk Korban Kebakaran Melimpah, tetapi Minim Sarana Sanitasi
Sampai Rabu (28/9/2022), sejumlah bantuan dalam bentuk materi dan nonmateri terus berdatangan ke posko sekitar lokasi kebakaran di belakang Pasar Kembang Cikini.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai bentuk bantuan terus berdatangan ke lokasi bekas kebakaran di Jalan Cikini Kramat RW 001, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, warga masih mengeluhkan kekurangan air dan sarana sanitasi.
Sampai Rabu (28/9/2022), sejumlah bantuan dalam bentuk materi dan nonmateri terus berdatangan ke posko sekitar lokasi kebakaran di belakang Pasar Kembang Cikini. Ada yang menyalurkan bantuan dalam bentuk sembako, nasi kotak, bahan baku makanan, serta pakaian. Warga sekitar pun ikut membantu mengolah makanan di dapur umum.
”Alhamdulillah dari pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI, lewat camat, lurah, sudin (suku dinas) sosial, sudah peduli dan betul-betul tanggap darurat ke penanganan, terutama masalah pangan, logistik, selimut, dan semua keperluan pengungsi. Kepolisian dan dandim (komandan kodim) juga ikut bahu-membahu membantu warga terdampak,” tutur Irawan Prasetyo, Ketua RW 001.
Bantuan lain, seperti konseling untuk anak-anak korban kebakaran, juga diberikan pagi ini. Dinas kependudukan dan pencatatan sipil juga membuat posko layanan satu pintu untuk pengurusan dokumen kependudukan yang hilang. Layanan pengurusan dokumen terkait kepolisian, kata Irawan, juga sudah dijamin instansi terkait.
”Untuk bantuan makanan dari Pemprov DKI sudah sangat melimpah. Kami agak ngerem. Jadi, untuk masak, kami batasi agar nantinya tidak kekurangan bahan, karena kami tidak tahu seminggu atau dua minggu ke depan untuk makanan siap saji. Saat ini, kami manfaatkan terlebih dahulu (bantuan) dari sudin sosial dan lainnya yang sudah cukup untuk makan tiga kali sehari,” katanya.
Musibah pada Selasa (27/9/2022) dini hari lalu itu membakar 16 rumah dan 41 kios di RT 004 dan RT 015 serta berdampak pada 154 jiwa. Pasca-kejadian, hanya sebagian kecil warga yang tinggal di posko darurat. Sejumlah korban lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat.
Sejauh ini, masyarakat sekitar membutuhkan suplai listrik yang masih padam karena adanya kerusakan pada tiang penghubung yang terbakar. Bantuan berupa genset pun sudah didapat dari Sudin Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Jakarta Pusat.
Sementara itu, warga setempat juga sudah mendapatkan bantuan air bersih dari PAM Jaya. Suplai air bersih dibutuhkan karena warga di daerah itu menggunakan air tanah yang memerlukan pompa listrik.
Namun, ketersediaan air ini masih terbatas. Hal ini dikeluhkan Aida (48), warga terdampak yang mengungsi di posko bersama dua anaknya. Pagi tadi, misalnya, ia pergi ke mushala yang agak jauh untuk menumpang mandi.
”Kebetulan air di MCK kecil, kalau mau BAB susah, harus nunggu air ngisi, lama. Jadi, kami yang di posko numpang dulu ke warga yang air dan listriknya hidup,” ujarnya.
Selain ketersediaan air, ia juga mengharapkan ada fasilitas sanitasi atau bilik kamar mandi yang bisa digunakan untuk perempuan.
Dari pengamatan di lokasi, dua bak penampungan air bersih sudah tersedia tidak jauh di lokasi posko pengungsian. Namun, di sana tidak terlihat kamar mandi umum portabel yang dapat digunakan pengungsi.