Sistem yang dapat mencegah sampah mengalir ke Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, ini akan beroperasi pada Januari 2023.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Kondisi aliran Kali Ciliwung segmen TB Simatupang dilihat dari Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sistem penyaringan dan pengolahan sampah dari Kali Ciliwung di kawasan TB Simatupang yang berbatasan dengan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Sistem yang dapat mencegah sampah mengalir ke Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, ini akan beroperasi pada Januari 2023.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria, dan Kepala Dinas Lingkungan DKI Asep Kuswanto menengok pengerjaan proyek di sisi barat Kali Ciliwung di selatan Jalan TB Simatupang, Senin (26/9/2022). Proyek yang disediakan di lahan sepanjang sekitar 500 meter itu baru mencapai 19 persen sejak mulai dikerjakan pada Juni 2022. Pengamatan Kompas, proyek itu tengah dalam proses pembuatan anak sungai dan pembangunan jalan inspeksi.
Anies bercerita, konsep proyek itu ia pikirkan pertama kali pada awal 2018, saat menemukan banyak sampah dari Kali Ciliwung yang mengumpul di Pintu Air Manggarai. Pada 2019, ia pun membuat perencanaan proyek pengolahan sampah untuk dianggarkan pada 2020 dengan nilai Rp 195 miliar. Namun, rencana itu baru terwujud tahun ini.
”Di 2020 terjadi pandemi sehingga banyak program kami yang anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sekarang kondisinya lebih baik, anggaran ini pun tersedia. Harapannya, ini bisa mengendalikan sampah tidak masuk ke dalam kota,” kata Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengamati foto-foto kondisi penanganan sampah Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jakarta, Senin (26/9/2022).
Mudah-mudahan Januari 2023 sudah dapat mulai beroperasi.
Aliran sungai di segmen itu, berdasarkan kajian, dalam sehari bisa membawa sekitar 52 ton sampah atau setara satu bus Transjakarta jenis tronton dari Bogor dan Depok ke pusat kota Jakarta. Sistem itu bisa menampung sampah di dua saringan yang total luasnya sekitar 1.600 meter persegi. Dengan demikian, volume sampah yang sampai di aliran Pintu Air Manggarai dapat berkurang. Menurut data sampai Agustus 2022, rata-rata sampah harian yang sampai di Pintu Air Manggarai mencapai 25 meter kubik-48 meter kubik.
”Ini adalah proyek pertama kami, bahkan pertama di Indonesia. Secara teori efektif, tapi nanti kita lihat lagi bersama,” ucap Anies.
Selain menyaring sampah, sistem itu juga menyediakan sistem pengolahan sampah. Asep menjelaskan lebih lanjut, proyek ini membutuhkan pembangunan anak sungai atau kali gendong sepanjang sekitar 120 meter. Kali Ciliwung selebar 50 meter itu nantinya akan tersambung dengan dua ponton untuk mengarahkan sampah ke penampungan di kali gendong. Setelah itu, sampah akan dipilah dan diolah di atas kali gendong.
”Sampah akan dipilah, mana yang organik dan anorganik, sampai ukuran di bawah 5 sentimeter. Sampah organik bisa menjadi kompos, sampah anorganik dibawa ke bank sampah. Kami juga akan kerja sama dengan Indocement untuk menjadikan sampah ini RDF (refuse-derived fuel) sebagai pengganti bahan bakar batubara untuk industri,” katanya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pembangunan proyek sistem saringan sampah di Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jakarta, Senin (26/9/2022).
Asep mengatakan, mereka akan menyiapkan mesin pengolah sampah dengan kapasitas 40 meter kubik per jam. Masin itu akan bekerja sesuai kondisi dan jumlah sampah. Sementara itu, lokasi itu akan dijaga 24 jam oleh penyedia jasa lainnya orang perorangan (PJLP) dinas sumber daya air. Mereka juga akan ikut terlibat dalam penilaian sampah yang masih membutuhkan tenaga manual.
”Mudah-mudahan Januari 2023 sudah dapat mulai beroperasi,” katanya.
Proyek itu sejauh ini telah mendapatkan izin dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan, antara lain, didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta PT PP Persero Tbk.
Dinas Lingkungan Hidup DKI pun sudah berencana membangun proyek serupa di Kali Pesanggrahan yang melalui Jakarta Selatan menuju wilayah Tangerang, Banten. Rencana itu masih dalam tahap survei penentuan lokasi.