Perampokan Toko Emas di Tangsel dan Memori Pahit 10 Tahun Silam
Kalung emas diperkirakan dua genggam dibawa kabur pelaku. Modus perampokan yang terjadi saat warga menunaikan ibadah shalat Jumat itu membangkitkan memori 10 tahun silam.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Kasus perampokan bersenjata kembali terjadi di toko perhiasan di ITC Bumi Serpong Damai atau BSD Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Jumat (16/9/2022) siang. Kalung emas diperkirakan sebanyak dua genggam dibawa kabur pelaku. Modus perampokan yang terjadi pada saat warga menunaikan ibadah shalat Jumat itu membangkitkan memori 10 tahun silam.
Perampokan di ITC BSD Serpong itu melibatkan seorang lelaki bertopi, mengenakan masker dan jaket hitam, bercelana pendek, serta membawa tas hitam kecil. Penjahat beraksi sekitar pukul 12.23. Lelaki itu awalnya datang dari lantai dua, kemudian turun menggunakan eskalator menuju toko perhiasan Sinar Mas. Toko perhiasan itu letaknya persis berada di samping salah satu pintu keluar dari ITC BSD.
”Orangnya turun dari eskalator, langsung nembak, ngambil emas, sambil nodongin pistol,” kata Anis (29), karyawan toko perhiasan Sinar Mas.
Anis bersama dua rekan kerjanya hanya berdiri membisu dan ketakutan menyaksikan lelaki berperawakan sedikit kurus itu menembakkan senjata dan memecahkan kaca etalase kemudian diperkirakan dua kali mengambil berbagai kalung emas 16 karat menggunakan tangan. Saat mengambil emas, salah satu tangannya menodongkan senjata ke arah belakang.
Di bagian belakang perampok itu, terdapat seorang petugas keamanan yang biasanya berjaga di pintu keluar. Saat itu, petugas keamanan tidak berbuat banyak lantaran pelaku terus menodongkan senjata ke arahnya.
"Dia enggak ngomong apa-apa. Hanya sekali tembak, ngambil emas, dan langsung kabur," kata Anis.
Salah satu saksi mata yang berjualan berbagai jenis tas persis di samping toko Sinar Mas mengatakan, saat kejadian, kondisi lantai satu ITC BSD didominasi kaum perempuan. Saat itu, para pedagang pria sedang menunaikan ibadah shalat Jumat.
Menurut saksi mata, yang enggan menyebut namanya, dia tersentak saat mendengar bunyi tembakan diikuti suara kaca pecah. Saat menoleh, dia melihat seorang lelaki tengah mengambil emas dari etalase sembari menodongkan senjata yang disebutnya mirip pistol ke arah petugas keamanan.
Kejadian itu berlangsung singkat. Sejumlah kalung emas jatuh berceceran di lantai saat pelaku kabur melalui pintu keluar dan berlari ke arah sebelah kiri.
”Walaupun dalam keadaan bahaya, petugas keamanan tetap ngejar. Saya juga ikut ngejar, tetapi susah mendekat karena dia pegang senjata,” katanya.
Temukan proyektil
Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Sarly Sollu mengatakan, dari rekaman CCTV yang diperoleh polisi, kejadian perampokan di toko perhiasan Sinar Mas terjadi pada pukul 11.47. Awalnya orang tak dikenal mendatangi toko perhiasan tersebut, lalu menodongkan senjata.
”Pelaku memukul etalase emas dengan cara menembakkan satu buah peluru, mengambil (emas) salah satu etalase yang sudah pecah kacanya, dan kabur. Dari tempat kejadian, kami sudah menyita satu selongsong dan proyektil, ada beberapa pecahan kaca untuk diambil sidik jarinya, serta rekaman CCTV di toko tersebut dan sekitar ITC karena terpantau dia cukup lama melakukan pengintaian,” kata Sarly.
Polisi belum bisa memastikan kaliber peluru yang digunakan pelaku karena proyektil yang ditembak ke etalase juga pecah. Sementara itu, selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian juga dalam kondisi sudah digosok sehingga tidak lagi teridentifikasi jenis senjata yang digunakan pelaku.
”Sehingga masih perlu pendalaman di laboratorium. Senjata api yang digunakan juga masih kami dalami,” katanya.
Kasus perampokan bersenjata itu tidak menelan korban jiwa ataupun korban luka. Namun, nilai kerugian yang timbul akibat peristiwa itu belum bisa ditaksir.
Kasus perampokan bersenjata api dengan sasaran toko perhiasan di pusat kegiatan ekonomi masyarakat di Tangsel itu mirip seperti kasus perampokan bersenjata yang terjadi di Pasar Ciputat, Tangsel, 10 tahun silam. Pada 24 Februari 2012, tepatnya Jumat pukul 12.00, delapan orang bersenjata api dan martil menguras empat toko emas di Pasar Ciputat, Tangsel (Kompas, 25/2/2012).
Saat beraksi, mereka tidak hanya merusak toko, tetapi juga melukai pemilik toko dan mengancam warga dengan melepaskan tembakan. Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Empat toko emas yang dirampok adalah Toko Emas Sinar Abadi milik Lay Min Tjun alias Ko Aun, Toko Ciputat Jaya milik Cho A Kha, Toko Subur Jaya milik Tjun Tel Liong, dan Toko Emas Dua Empat milik Koh Asan, yang semuanya berada di Jalan Aria Putra, Ciputat, Blok AK. Lokasi toko berada di lantai dasar Pasar Ciputat, tepatnya di samping terowongan pasar.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Rikwanto, dari olah tempat kejadian perkara, barang bukti yang didapat tim penyidik, antara lain, 2 sepeda motor yang digunakan pelaku, yaitu Yamaha Jupiter MX 3327 KBQ dan Yamaha Vega K 3474 SAN; 2 proyektil berbentuk pipih; 3 selongsong peluru; 1 laras senjata api merek Colt; 1 martil bergagang kayu; dan pecahan kaca etalase toko.
Kasus itu kemudian terus disidik polisi dan pada 4 Maret 2012, Polda Metro Jaya menyebut bahwa jumlah tersangka dalam perampokan itu 12 orang. Hampir semua pelaku yang terlibat saat itu merupakan residivis. Seorang di antaranya, Anwar Syarifudin, bahkan masih narapidana kasus perampokan BCA senilai Rp 2,8 miliar pada awal Oktober 2006 (Kompas, 5/3/2012).