Jakarta Upayakan Transformasi 28 RSUD Lebih Ramah Lingkungan
DKI Jakarta mendorong 28 RSUD bertransformasi menjadi rumah sakit yang ramah lingkungan. Transformasi dilakukan dengan memanfaatkan contoh baik dari anggota C40 dan dengan skema CFF untuk Jakarta.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Forum C40 meluncurkan proyek fasilitas pembiayaan kota dan program implementasi aksi iklim atau climate action implementation atau CAI programme. Melalui fasilitas pembiayaan kota (city finance facility/CFF), DKI Jakarta berupaya meningkatkan 28 rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sakit yang lebih ramah lingkungan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seusai acara peluncuran program tersebut di Jakarta, Selasa (6/9/2022), menjelaskan, transformasi 28 RSUD menjadi rumah sakit yang lebih ramah lingkungan itu mencakup pengelolaan limbah, penggunaan air, dan memasang panel surya.
”Pengelolaannya dari mulai konsumsi energi, sampai dengan limbah itu akan kita lakukan transformasi supaya berkelanjutan. Transformasi itu akan dilakukan dengan memanfaatkan praktik-praktik baik lewat jaringan C40,” ujar Anies.
Forum C40 Cities merupakan jaringan 97 kota besar di dunia yang berkomitmen mengambil langkah progresif terkait perubahan iklim untuk masa depan kota yang lebih bersih, lebih sehat, dan berkelanjutan.
Dengan bermitra bersama C40, menurut Anies, Jakarta tidak perlu memulai dari nol. Jakarta bisa mempraktikkan apa yang sudah dilakukan supaya berkelanjutan.
Secara terpisah, Kepala Seksi Energi Terbarukan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Ayiful Ramadhan Asit menjelaskan, di DKI Jakarta ada 32 RSUD. Untuk transformasi rumah sakit yang lebih ramah lingkungan, 28 RSUD akan didanai melalui CFF. Sisanya, 4 RSUD akan dibiayai dengan APBD DKI Jakarta bersama-sama 30 gedung lainnya.
”Ke-28 RSUD itu masuk proyek CFF. Ini yang akan dikaji pendanaannya seperti apa, sementara yang 4 lokasi itu pakai APBD,” ujarnya.
C40 menyarankan dua hal terkait rumah sakit yang ramah lingkungan. Pertama, energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan kedua efisiensi energi. ”Efisiensi, misalnya, mesin penyejuk udaranya boros. Itu harus diganti, perubahan seperti itu yang akan dikomunkasikan nanti,” kata Ayiful.
C40, lanjut Ayiful, akan menyewa konsultan untuk mengaudit, mengkaji seluruh penggunaan energi dalam RS, kemudian menghitung potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di RS, berapa PLTS yang harus dibangun.
”Hasil kajian nanti diserahkan ke Pemprov DKI, lalu ditindaklanjuti Pemprov DKI untuk skema bisnisnya setelah itu baru pengadaan, apakah barang atau jasa,” kata Ayiful.
Untuk pendanaan pengadaan, menurut Ayiful, bisa dari Pemprov DKI, bisa juga C40 yang menjembatani juga untuk mencarikan pendanaan. Adapun untuk transformasi ramah lingkungan di 34 lokasi, disebutkan Ayiful, terdiri atas gedung RSUD, puskesmas, gelanggang olahraga (GOR), juga sekolah serta gedung kelurahan, kecamatan. Di lokasi itu dipasang panel surya.
”Alokasi anggaran sekitar Rp 10 miliar dari anggaran Disnakertransenergi,” jelas Ayiful.
Marco Salm, Koordinator Kota C40 CFF untuk Jakarta, dalam paparannya, menyambut baik upaya Jakarta mentransformasi 28 RSUD menjadi rumah sakit yang lebih ramah lingkungan. Ia menyatakan, CFF akan mendukung upaya Jakarta itu.
Dalam keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta disebutkan, tujuan akhir dari proyek ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di 28 RSUD milik Pemprov DKI Jakarta melalui penggunaan energi terbarukan (solar PV system), dan langkah-langkah efisiensi energi di gedung-gedung rumah sehat. CFF akan memberikan bantuan teknis untuk pengembangan kapasitas, studi, dan fasilitasi pemerintah kota selama tahap pengembangan proyek.