Untuk meningkatkan layanan, Transjakarta melanjutkan revitalisasi halte. Pada tahap kedua ini, 15 halte direvitalisasi secara bertahap dengan penutupan sementara halte pada 4-7 September 2022.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah proses revitalisasi halte tahap pertama berjalan, sebanyak 15 halte Transjakarta berikutnya akan direvitalisasi secara bertahap. Sama seperti tahap pertama, untuk revitalisasi tahap kedua ini sejumlah halte itu juga akan ditutup sementara dan tidak melayani penumpang.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor, Senin (5/9/2022), menjelaskan, penutupan sementara tidak hanya terkait proses revitalisasi 15 halte, tetapi juga penataan ulang 46 halte yang ditargetkan rampung hingga akhir 2022.
”Untuk tahap kedua, proses penutupan sementara kita lakukan secara bertahap mulai mulai 4-7 September dan akan ada sebanyak 15 halte yang kita lakukan revitalisasi,” kata Anang.
Proses pengerjaan revitalisasi tahap kedua itu secara keseluruhan akan dibagi dalam empat waktu pelaksanaan. Pada Minggu (4/9/2022), sebanyak empat halte ditutup sementara, yaitu Halte Gatot Subroto Lipi, Halte SMKN 75, Halte Senen Sentral, dan Halte Kuningan Barat.
Pada Senin (5/9/2022), sebanyak empat halte juga ditutup, yaitu Halte Jembatan Gantung (Koridor 3), Halte Manggarai (Koridor 4), Halte PGC 1 (Koridor 7), dan Halte Kebayoran Lama (Koridor 8). Pada Selasa (6/9/2022), sebanyak lima halte lainnya ditutup, yaitu Halte Pulogadung 1 (Koridor 2), Halte Kalideres (Koridor 3), Halte Pulogadung 2 (Koridor 4), Halte Pasar Jatinegara (Koridor 5), dan Halte Pramuka BPKP (Koridor 4). Adapun dua halte lainnya belum dijelaskan secara rinci lokasi ataupun waktu penutupannya.
Sebelumnya, sejak 15 April lalu sebanyak 11 halte direvitalisasi. Tiga di antaranya sudah selesai direvitalisasi dan sudah beroperasi melayani penumpang. Ketiganya adalah halte Kwitang, Balai Kota, dan GBK.
Penataan ulang halte tersebut, lanjut Anang, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Meskipun ditutup sementara, pelanggan di koridor itu tetap bisa terlayani. Pelanggan bisa mengakses halte sebelum dari halte yang ditutup, atau halte sesudah halte yang ditutup sementara.
Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengingatkan agar revitalisasi halte tidak sampai membuat pelanggan kesulitan mengakses layanan.
Transjakarta bisa berkaca dari pekerjaan proyek MRT Jakarta. Setiap halte Transjakarta yang terdampak proyek MRT dibangunkan halte sementara supaya pelanggan tidak kesulitan mengakses layanan.
Selain itu, menurut dia, untuk aspek konstruksi juga harus diperhatikan. Jangan sampai konstruksi halte menyulitkan perpindahan dari halte ke bus.