Dua Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Seluruh rangkaian kereta akan tiba pada Maret 2023 atau tiga bulan sebelum target waktu operasi KCJB di Juni 2023.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua rangkaian Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB, yang dikirim dari China, tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Non-Peti Kemas, Jakarta Utara, Jumat (2/9/2022). Seluruh rangkaian kereta akan tiba pada Maret 2023 atau tiga bulan sebelum target waktu operasi KCJB pada Juni 2023. Dua rangkaian kereta yang tiba adalah satu rangkaian kereta penumpang Electrical Multiple Unit (EMU) dan satu kereta inspeksi atau Comprehensive Inspection Train (CIT). Satu rangkaian EMU terdiri atas 8 kereta. ”Rangkaian kereta cepat Jakarta-Bandung secara bertahap sudah mulai tiba di Indonesia. Saat ini, sebanyak dua rangkaian yang tiba dan akan dibawa ke Tegalluar (Kabupaten Bandung, Jawa Barat) melalui jalur darat untuk proses perangkaian ulang,” kata Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.
Ia memastikan rangkaian kereta api cepat yang pertama di Indonesia itu siap untuk mengisi kegiatan G20 yang akan diadakan November mendatang. Menurut rencana, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping akan melihat perkembangan pekerjaan sekaligus mencoba KCJB.
Kartika menyebutkan, kedua presiden akan menjajal perjalanan sejauh 15 kilometer (km) dari titik DK 127 di daerah Kopo, Kabupaten Bandung, menuju Stasiun Tegalluar, dengan kecepatan maksimal 80 kilometer per jam. Kedatangan dua rangkaian itu merupakan satu dari empat kali proses pengiriman keseluruhan rangkaian KCJB. Total sebanyak 11 rangkaian kereta penumpang dan 1 rangkaian kereta inspeksi akan tersedia pada Maret 2023. Rangkaian kereta itu bisa menempuh jarak maksimal 350 km per jam. Kereta juga didukung teknologi canggih, mulai dari sistem persinyalan sampai sistem pendeteksi gempa.
Sudah 77 persen
challenging
box girder
Bus dan Kereta Siap Layani Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Tidak hanya konstruksi jalan, pembangunan jalur akses menuju Stasiun KCJB yang terintegrasi dengan moda transportasi lain juga dikerjakan. Direktur Sarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Djarot Tri Wardhono mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah provinsi ataupun kota/kabupaten untuk menyediakan akses ke stasiun KCJB. ”Kami bersama-sama dengan mereka melakukan persiapan itu. Kami tentunya berkolaborasi dengan mereka, sudah dimulai, jadi beberapa penjajakan telah dilakukan. Hasilnya cukup positif tinggal menunggu pematangan kembali,” katanya.
Disampaikan sebelumya oleh Dwiyana, untuk membangun akses jalan itu KCIC membutuhkan dana sekitar Rp 500 miliar. Mereka pun butuh bantuan pemerintah hingga operator transportasi untuk menyiapkan fasilitas jalan dan kendaraan agar memudahkan masyarakat naik KCJB. Operasional KCJB masih ditargetkan mulai pada Juni 2023.