Kejar Presidensi G20, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dikirim ke Indonesia
Rangkaian ”electric multiple unit” (EMU) atau kereta api cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia. Inilah wujud persahabatan Indonesia-China.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rangkaian electric multiple unit (EMU) atau kereta api cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia per hari ini, Jumat (5/8/2022). Setelah kedatangan kereta ini di Jakarta yang diperkirakan pada September mendatang, kereta cepat ini ditargetkan dapat menjalani tes dinamis pada November 2022 atau bertepatan dengan penyelenggaraan presidensi G20.
”Proyek ini merupakan wujud persahabatan Indonesia-China yang selalu dibahas dalam pertemuan kedua negara. Untuk itu, mari kita dukung proyek KCJB ini agar dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri kegiatan Penyelesaian Manufaktur EMU Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara daring, Jumat.
Budi menjelaskan, KCJB mengadopsi teknologi tinggi, yaitu Grade of Automation(GOA) tingkat 1 dan memiliki desain yang ramping, sehingga dapat mendukung akselerasi atau kecepatan dari kereta tersebut yang bisa mencapai 350 kilometer per jam. Nantinya, KCJB akan melayani 68 perjalanan setiap hari dan berhenti di lima stasiun.
”Waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu 36-45 menit. Selama ini, kita membutuhkan kurang lebih 2,5 jam untuk sampai tujuan,” ujar Budi.
Kehadiran KJCB sebagai transportasi massal yang ramah lingkungan, dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang baik serta efisiensi waktu, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi. Untuk itu, Budi mengimbau kecepatan waktu konstruksi dan integrasi sistem dapat dipercepat agar manfaat yang sudah ditunggu masyarakat pengguna kereta api dapat segera bisa dirasakan.
Wali Kota Chin Tao, Kem Tao, dalam pidatonya mengapresiasi atas kemajuan besar dari proyek ini. Proyek ini sudah mencapai terobosan sangat besar. Kota Chin Tao adalah satu kota pesisir dari Pulau Wuhan yang sangat penting di China. Saat ini, inspeksi sedang dilakukan untuk pekerjaan ini dalam membangun kota modern. Tahun 2035, nilai industri rel China akan menembus 500 miliar reminbi.
”Kereta cepat Jakarta-Bandung adalah proyek kereta api cepat pertama yang diekspor dari kota ini, bahkan ekspor pertama ke Asia Tenggara. Ini adalah proyek simbolis penting antara sinergi China dan strategis poros maritim Indonesia,” kata Kem Tao.
Perusahaan ini menganut instruksi penting menyangkut keselamatan dan terus memainkan peranan dengan membawa inovasi. Sumbernya yang unggul memproduksi rangkaian kereta elite dan menyesuaikan budaya Indonesia. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai kemajuan sangat besar.
”Hari ini, rangkaian EMU sudah resmi akan dikirim ke Indonesia. Ini memiliki makna penting agar proyek ini bisa diselesaikan sesuai jadwalnya,” ujar Kem Tao.
Kereta cepat ini menjadi proyek simbolis bagi kedua negara. Juga, menciptakan iklim bisnis yang baik. Selain itu, kata Kem Tao, para sahabat di luar negeri diajak untuk menjadikan kota ini sebagai basis industri rel bersama dengan Chin Tao dan China.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pengiriman perdana EMU dan comprehensive inspection train (CIT) ini merupakan pertama kalinya dari China ke luar negeri.
Sebanyak 11 rangkaian kereta yang diproduksi oleh CRRC Sifang, Qingdao, Provinsi Shandong, China, ini telah selesai diproduksi pada awal April tahun ini. EMU dan CIT yang dikirimkan ke Tanah Air hari ini telah menyelesaikan uji statis dan dinamis di tempat produksinya.
”Hingga saat ini, progres pengerjaan proyek KCIC telah mencapai 85 persen dan masih menyisakan beberapa pekerjaan tunnel 2, pre loading, track laying, dan penyelesaian stasiun,” jelas Dwiyana.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ayodhia Kalake, Komisaris Utama PT KCIC Ju Guojiang, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulmafendi, perwakilan dari Kementerian BUMN dan para pemangku kepentingan terkait.