Dalam kebakaran maut di Jakarta, kebanyakan korban meregang nyawa karena terjebak. Mereka tak bisa menyelamatkan diri melalui satu-satunya jalur masuk keluar rumah atau bangunan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Enam penghuni indekos meregang nyawa dan tiga lainnya terluka bakar dalam kebakaran di Jalan Duri Selatan, Kelurahan Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (17/8/2022) pagi. Polisi menduga korban sulit menyelamatkan diri karena terali besi yang terpasang dari lantai dua hingga empat ruko. Terali besi yang seharusnya menjadi sarana pengaman rumah justru menjadi jebakan maut saat kebakaran.
Tiada lomba dan keriaan Hari Ulang Tahun Ke-77 RI di Jalan Duri Selatan. Semua rencana warga buyar setelah kebakaran melanda salah satu ruko yang dijadikan warteg dan indekos.
Kepulan asap dan api muncul dari lantai dua ruko empat lantai itu. Sebanyak 100 petugas pemadam kebakaran dengan 20 mobil pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api dan mengevakuasi korban mulai pukul 06.46 hingga pukul 08.33. Tiga penghuni indekos mengalami luka bakar. Sementara enam penghuni indekos lain diketahui tewas.
Polres Metro Jakarta Barat masih menyelidiki penyebab kebakaran yang terjadi pukul 06.30. Penyidik memeriksa lokasi kebakaran, sembilan saksi (pemilik dan penghuni indekos), serta mengumpulkan barang bukti.
”Enam korban tewas diduga tidak bisa menyelamatkan diri karena kondisi ruko yang dipasang terali besi,” kata Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Moch Taufik Iksan, Kamis (18/8/2022).
Seusai meninjau lokasi kebakaran, Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko menyoroti keberadaan terali besi dari lantai dua hingga empat yang dijadikan indekos. Dia mengimbau pemilik rumah atau gedung bertingkat tidak memasang terali besi di lantai dua ke atas.
”Rumah-rumah, khususnya lantai dua, tiga, dan empat, tidak dipasang terali. Pemkot Jakbar akan cek IMB, cek peruntukan bangunan,” ujar Yani.
Pemkot Jakarta Barat bakal menyosialisasikan larangan pemasangan terali pada lantai atas rumah atau bangunan. Sosialisasi melibatkan RT/RW, kelurahan, dan kecamatan.
Dugaan korsleting
Pemilik indekos menyewa ruko tersebut. Lantai satu sebagai akses keluar masuk dijadikan warteg, sedangkan lantai dua hingga empat jadi indekos dengan 14 kamar.
Enam korban tewas diduga tidak bisa menyelamatkan diri karena kondisi ruko yang dipasang terali besi. (Moch Taufik Iksan)
Ketua RW 002 Duri Selatan Ahmad Holili menuturkan, pemilik indekos mendapati kepulan asap dan api dari salah satu kamar yang kosong di lantai dua. Alat pemadam api ringan tak sanggup mengatasi kobaran api sehingga dia menggedor kamar penghuni indekos dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
”Kamar-kamar indekos disekat pakai tripleks. Bisa jadi api cepat membesar karena bahan mudah terbakar,” ucap Holili.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Syarifudin menuturkan, petugas mendapati dua penghuni indekos yang berhasil menyelamatkan diri dengan kondisi terluka bakar saat tiba di lokasi. Mereka menginformasikan jika masih ada penghuni lain di lantai tiga dan empat.
”Diduga karena korsleting listrik dari kamar di lantai dua. Setelah pemadaman baru ketahuan ada lima korban di lantai tiga dan satu korban di lantai empat,” katanya.
Terjebak
Dalam kebakaran maut di Ibu Kota, kebanyakan korban meregang nyawa karena terjebak. Mereka tak bisa menyelamatkan diri melalui satu-satunya jalur masuk-keluar rumah atau bangunan.
Arsip Kompas mencatat beberapa peristiwa maut itu dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya kebakaran ruko yang difungsikan sebagai bengkel motor di Jalan Warakas 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/4/2022). Lima orang yang merupakan satu keluarga tewas dalam kebakaran dini hari. Mereka diduga terkunci dari luar saat kebakaran terjadi.
Akhir tahun 2021, Agus Sugianto (40) tewas bersama istrinya, Wawa (37); dua anaknya, Timotius (7) dan Doycelyn (5); serta Melan (81) dalam kebakaran di rumah mereka di Jalan Tambora I, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (8/12/2021) pagi. Mereka terjebak lantaran akses satu-satunya adalah pintu besi yang tertutup dengan pengamanan berlapis.
Sebelumnya, 10 warga tewas akibat kebakaran empat petak rumah kontrakan lima pintu di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021) dini hari. Warga tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan korban lantaran api merambat dengan sangat cepat, menutupi empat petak rumah yang akses masuknya sempit dan kecil.
Pertengahan 2019, seorang wanita lanjut usia meregang nyawa karena kebakaran rumah tinggal di Jalan Penyelesaian Tomang IV, Meruya Utara, Jakarta Barat, Kamis (6/6/2019) malam. Kebakaran diduga berasal dari api obat nyamuk bakar yang merambat ke tumpukan kardus, lalu rumah, garasi mobil, dan warung makan milik warga sekitar yang tengah mudik. Api membakar bagian depan rumah. Penghuninya terjebak di dalam rumah dan tewas terbakar.
Suami-istri Andreas Susanto (73) dan Ester Tanujaya (78) juga meninggal akibat kebakaran yang melanda ruko mereka di Jalan Ciledug Raya, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (2/1/2019). Korban yang berada di lantai 2 dan 3 ini diduga tidak bisa menyelamatkan diri dan terperangkap di dalam rumah.
Pelajaran berharga dipetik dari beragam insiden kebakaran yang mengakibatkan korban jiwa, yakni pentingnya memperhatikan mitigasi bencana. Salah satu yang mesti diperhitungkan adalah jalur evakuasi saat terjadi kebakaran. Keberadaan terali besi untuk pengaman bangunan mesti memperhitungkan situasi darurat saat bencana. Jangan sampai terali besi justru menjadi jebakan maut yang menghambat proses evakuasi atau penyelamatan diri saat kebakaran.