Curah hujan yang tinggi hampir merata sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi di Jakarta membuat permukaan sungai naik dan meluap. Sejumlah wilayah dilanda banjir.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 92 Rukun Tetangga atau RT di wilayah DKI Jakarta dilanda banjir dengan ketinggian rata-rata lebih dari 40 sentimeter, hingga Sabtu (16/7/2022). Bahkan, di sejumlah lokasi, banjir mencapai ketinggian 2 meter. Curah hujan yang tinggi hampir merata sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi membuat permukaan sungai naik dan meluap.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga pukul 09.00, sebanyak 92 RT atau 0,3 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta tergenang. Rinciannya, 48 RT di Jakarta Timur, 26 RT di Jakarta Selatan, dan 18 RT di Jakarta Barat.
”Genangan disebabkan curah hujan tinggi dan luapan sungai,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Insaf dalam keterangannya hari ini.
RT yang paling terendam tinggi ada di Jakarta Timur, tepatnya di bantaran Sungai Ciliwung, seperti 1 RT di Kelurahan Cililitan (sampai 200 sentimeter/cm), 12 RT di Kelurahan Cawang (200 cm), 2 RT di Kelurahan Balekambang (60 cm), 11 RT di Kelurahan Bidara Cina (170 cm), dan 24 RT di Kelurahan Kampung Melayu (160 cm).
Beberapa RT di Jakarta Selatan juga terimbas luapan Kali Ciliwung, seperti di Kelurahan Manggarai, Rawajati, dan Pejaten Timur. Namun, ketinggian air tidak melebihi 1 meter.
Sementara itu, permukaan Kali Krukut yang naik menyebabkan 1 RT di Pondok Labu terendam, demikian juga 1 RT di Kelurahan Bangka dan Kelurahan Petogogan. Sungai lain yang meluap antara lain, Kali Semonggol, Kali Angke, Kali Mokevart, dan Kali Pesanggrahan.
”Kondisi genangan ditangani oleh Dinas Sumber Daya Air, Damkar, dan PPSU Kelurahan. Genangan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat,” kata Insaf.
Data prakiraan cuaca BPBD menyebutkan, wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi hujan hingga malam hari. Kilat atau petir juga diprediksi terjadi di dua Kotamadya itu pada sore hari.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memperkirakan DKI Jakarta dan Banten akan mengalami hujan ringan sampai 21 Juli 2022. Prakirawan Bertha Dwi Sanditya, dalam paparan di akun Instagram resmi BMKG menjelaskan, meski memasuki musim kemarau, selama seminggu ke depan, sejumlah fenomena akan menimbulkan awan hujan.
Salah satunya fenomena gelombang Rossby Ekuator, gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat dan terletak di sepanjang ekuator, di wilayah Jawa akan mengakibatkan potensi hujan. Ini salah satunya dipicu konsistensi hangatnya suhu permukaan laut yang membuat siklon tropis tumbuh subur, terutama di perairan wilayah utara Indonesia.
”Suhu permukaan di sekitar wilayah utara Indonesia, seperti Samudra Pasifik dan Laut China Selatan, menunjukkan tren hangat 3 bulan ke depan. Anomali SST (Sea Surfaces Temperature) perairan Indonesia pada Agustus 2022 diprediksi dalam kondisi hangat atau anomali positif dan menguat hingga Oktober 2022 dan mendominasi seluruh wilayah perairan Indonesia,” jelasnya.
Secara klimatologis, kejadian siklon tropis di bumi utara terjadi Juni-Desember. Data statistik sejak tahun 1977 hingga Juli 2022, menunjukkan, bulan Juli hingga September adalah bulan-bulan dengan intensitas kejadian siklon tropis.