Pusat pelatihan kerja daerah atau PPKD menghadapi tantangan adanya jarak antara pelatihan dan kebutuhan dunia usaha serta menyalurkan lulusan supaya tidak mubazir.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pusat pelatihan kerja daerah atau PPKD menghadapi jalan berliku untuk memoles angkatan kerja supaya terampil, siap kerja, dan berdaya saing. Sebaran informasi pelatihan secara gratis dalam kurun 30-45 hari belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, memangkas jarak antara pelatihan dan kebutuhan dunia usaha, serta penyaluran lulusan sebagai pekerja atau berwirausaha.
Senin (30/5/2022), PPKD Jakarta Selatan di Jalan Buncit Raya, Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, ramai oleh 66 warga yang telah merampungkan pelatihan dan ujian kompetensi. Mereka terdiri dari muda-mudi lulusan sekolah menengah atas atau sederajat, ibu rumah tangga, korban pemutusan hubungan kerja, dan pencari kerja.
Peserta pelatihan otomotif, tata busana, tata boga, teknisi penyejuk ruangan (AC), dan bahasa Jepang tersebut bakal menyudahi kebersamaan, sekaligus mengikuti bursa kerja. Hasil kerja sama PPKD Jakarta Selatan dengan 14 perusahaan yang bergerak atau menawarkan lowongan kerja sesuai pelatihan yang telah berlangsung.
Ahmad Khoeri (20) salah satunya. Lulusan SMA jurusan IPS ini mengetahui PPKD dari tetangga. Karena belum kerja, dia pun mendaftar sambil tetap membantu pekerjaan saudaranya.
Alasan dia memilih pelatihan bahasa Jepang semata karena suka dan pengin magang di Jepang suatu saat nanti. Dia merampungkan pelatihan selama 45 hari, ditambah dua hari ujian kompetensi dengan skor memuaskan.
”Seru dan kompak. Pengajarnya terampil, jadi kotoba (kosakata) sudah banyak, terus belajar struktur kalimat, sama baca huruf hiragana dan katakana,” ujarnya.
Pagi itu di lantai 2 Gedung PPKD Jakarta Selatan, tempat bursa kerja, dia antusias bertanya kepada perekrut tentang kemungkinan menjadi penerjemah bahasa Jepang ataupun pekerjaan sebagai staf.
”Kerja bagian apa saja, yang penting dapat pekerjaan,” ucapnya.
Ahmad tak muluk-muluk mengingat jumlah angkatan kerja di Ibu Kota mencapai 5,1 juta jiwa dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 439.899 jiwa. Pada saat yang sama, ada 30.009 lowongan kerja terdaftar dan 31.633 pencari kerja terdaftar (Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka Tahun 2022 oleh Badan Pusat Statistik).
Banting setir
Kerasnya persaingan dunia kerja, terutama imbas pandemi Covid-19, dirasakan betul oleh Didit Pramudita (40), salah satu peserta pelatihan otomotif bagian sepeda motor. Warga Tebet ini diputus hubungan kerja di bagian analisis data setelah sembilan tahun pengabdian.
”Setelah kena PHK, suka otak-atik komputer dan jadi pekerja lepas. Sambil tunggu pesangon, coba daftar pelatihan PPKD. Pilih sepeda motor karena pengin buka bengkel dari uang pesangon,” katanya berseloroh.
Informasi tentang PPKD Jakarta Selatan diketahuinya dari Instagram @ppkdjsofficial. Setelah mendaftar, dia dipanggil wawancara untuk mengetahui ketertarikan dan komitmen menuntaskan pelatihan serta rencana selepasnya.
Didit mengikuti 10 hari kelas berisi teori dan 35 hari praktik bongkar pasang sepeda motor karburator dan injeksi. Mula-mula terasa rumit, tetapi perlahan kian mudah karena didukung pengajar dan peralatan yang memadai.
”Job fair bagus, tapi usia saya sudah lewat. Biarkan yang muda belajar survive, saya fokus tambah pengetahuan dan padukan dengan data analysis untuk persiapan berwirausaha,” katanya.
Memangkas jarak
PPKD di Ibu Kota ada di setiap wilayah administratif, termasuk Pusat Pelatihan Kerja Khusus Pengembangan Las Condet dan Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri Pasar Rebo. Semuanya menyediakan pelatihan secara gratis dalam berbagai bidang guna memoles angkatan kerja supaya terampil, siap kerja, dan berdaya saing.
PPKD Jakarta Selatan menyediakan program reguler, mobile training unit atau jemput bola ke masyarakat, dan jarak jauh. Pilihan pelatihannya ialah teknisi penyejuk ruangan (AC), sepeda motor, mobil, teknik komputer, desain grafis, bahasa Inggris, bahasa Jepang, tata busana, tata boga, barista, tata graha, dan multimedia.
Adapun syarat pendaftaran ialah memiliki kartu tanda penduduk DKI Jakarta, usia minimal 17 tahun, dan komitmen mengikuti pelatihan hingga tuntas. Informasi selengkapnya bisa diakses di laman PPKD Jakarta Selatan, Instagram @ppkdjsofficial, Twitter @PPKDJakSel, Facebook @ppkdjaksel.official, dan Whatsapp Center 081574268025.
Kepala Satuan Pelaksana Pengendalian dan Pemasaran PPKD Jakarta Selatan Estri Kusindriati menuturkan, PPKD bekerja sama dengan perusahaan untuk menyalurkan lulusan pelatihan. Targetnya minimal 70 persen lulusan masuk dunia kerja melalui bursa kerja. Sisanya melalui jalur lain ataupun berwirausaha.
”Ada jarak antara pelatihan dan kebutuhan, maka kami diskusi dengan perusahaan dan instruktur biar lulusan sesuai kebutuhan dan tidak mubazir,” tuturnya.
PPKD Jakarta Selatan juga bekerja sama dengan perusahaan lewat bursa kerja. Dengan begitu, lulusan bisa lebih aktif mencari lowongan kerja dan punya peluang bekerja yang lebih besar.
Estri mengatakan, upaya-upaya tersebut dilakukan karena kini inisiatif warga lebih kecil ketimbang dulu untuk ikut pelatihan dan mencari lowongan pekerjaan. Karena itu, dalam pelatihan disisipkan pelajaran tentang budi pekerti, sifat dan perilaku kerja, serta kewirausahaan.
”Jangan sampai karena gratis maka pesertanya ogah-ogahan. Supaya jangan putus di tengah jalan, kalau bisa jadi wirausaha juga,” ucapnya.
Sepanjang tahun 2022, PPKD Jakarta Selatan telah membuka empat gelombang pelatihan. Jumlah pendaftar mencapai 2.341 orang.