Perbedaan utama dari balapan mobil Formula E di Jakarta, yakni cuaca. Dari sejumlah kota di dunia yang menjadi penyelenggara Formula E, Jakarta menjadi salah satu kota yang terpanas di dunia.
Oleh
STEFANUS ATO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panitia Pelaksana Jakarta E-Prix 2022 memastikan tidak ada logo sponsor bir yang melekat di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara. Balapan mobil Formula E yang bakal digelar pekan depan tersebut menjanjikan tantangan yang berbeda dari sirkuit lain, khususnya terkait faktor cuaca panas Jakarta.
Ketua Panitia Pelaksana Jakarta E-Prix 2022 Ahmad Sahroni mengatakan, tidak ada penjualan bir dan logo perusahaan bir di ajang Jakarta E-Prix 2022. Logo perusahaan bir asal Belanda, yakni Heineken, yang sempat jadi perbincangan dan kontroversi di media sosial merupakan sponsor tetap Formula E Operations (FEO) global atau bukan sponsor resmi untuk Jakarta E-Prix.
”Heineken adalah sponsor global FEO. (Sponsor) yang hadir dalam seluruh seri balapan Formula E di sejumlah kota, termasuk di Diriyah, Arab Saudi,” kata Sahroni dalam siaran pers, Jumat (27/5/2022), di Jakarta.
Dari laman FIA Formula E diketahui kalau Formula E menjalin kerja sama dengan sejumlah merek terkemuka di dunia. Total ada 14 merek, salah satunya Heineken.
Meskipun Heineken menjadi sponsor global, pihak FEO selaku penyenggara balapan mobil Formula E dan Heineken telah berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan di negara atau kota tuan rumah penyelenggara balapan mobil listrik Formula E. ”Mereka akan menyesuaikan dengan kondisi di negara masing-masing. Kami sudah bersepakat bahwa tidak akan ada logo Heineken di area sirkuit,” ucap Sahroni.
Logo minuman bir bakal diganti dengan tagline ”when you drive, never drink”. Selain itu, saat selebrasi juara dan penyerahan piala di podium Jakarta International Circuit seusai balapan pada 4 Juni 2022 juga dipastikan tidak menggunakan minuman beralkohol sampanye.
Sebelumnya, saat kegiatan pembukaan selubung mobil Formula E di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Kamis (26/5/2022), Sahroni mengatakan, sudah ada sejumlah perusahaan dalam negeri yang ikut menjadi sponsor Jakarta E-Prix 2022. Bahkan, ada satu grup perusahaan dalam negeri di bidang entertainment yang berkontribusi dengan memberikan dana Rp 100 miliar.
”Nanti saya beri tahu, ada perusahaan dalam negeri. Terus ada juga perusahaan kosmetik, itu kasih Rp 5 miliar,” kata Sahroni.
Panitia Pelaksana Jakarta E-Prix sejauh ini mengklaim telah ada sejumlah perusahaan dalam negeri yang terlibat menjadi sponsor penyelenggaraan balapan mobil listrik Formula E di Jakarta. Perusahaan-perusahaan yang belum diumumkan namanya itu ada yang bergerak di bidang perbankan, perusahaan digital dan kelistrikan, serta otomotif.
Kesiapan sirkuit
Sirkuit balapan mobil Formula E Jakarta di Ancol, Jakarta Utara, sudah siap untuk menyambut ajang balapan mobil listrik. Proses pengerjaan tribune penonton hampir rampung.
”Tinggal satu (tribune) VIP. Seharusnya sudah selesai, tetapi ada perubahan desain, jadi perlu waktu dua atau tiga hari lagi,” tutur Sahroni.
Secara umum, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun dan mempersiapkan Jakarta International E-Prix Circuit menelan biaya sekitar Rp 130 miliar. Rinciannya, anggaran pengerjaan aspal sirkuit Rp 60 miliar dan sisanya untuk pembangunan sarana pendukung di sirkuit.
Jakarta International E-Prix Circuit memiliki panjang 2,4 kilometer dan lebar 12 meter. Lintasan ini memiliki panjang trek lurus 600 meter dan 18 tikungan. Lebar setiap tikungan berbeda-beda, mulai dari paling sempit 12 meter hingga yang paling lebar 24 meter.
Spesifikasi pengaspalan sirkuit di Ancol masuk dalam sirkuit kategori tiga atau grade 3. Berdasarkan homologasi FIA, sirkuit dengan grade 1 itu untuk ajang balap Formula 1. Sementara kualitas aspal lintasan Formula E Jakarta dari tingkat kerataan dan kemulusannya setara jalan raya di Eropa.
Sirkuit Ancol menantang
Head of Technical Operation at Formula E Operations Barry Mortimer, saat ditemui di Jakarta International Velodrome, mengatakan, sirkuit Ancol waktu pengerjaannya pendek, tetapi hasilnya luar biasa. Dia pun sudah tak sabar menunggu dimulainya balapan di sirkuit tersebut.
”Sirkuit ini fantastis karena waktu kami pendek untuk menyiapkan segalanya. Kami tidak punya banyak waktu untuk membangun sirkuit ini,” tuturnya.
Menurut Barry, 22 pebalap dari 11 tim ofisial yang bakal berlaga di Jakarta International E-Prix Circuit sebelum tiba di Jakarta sudah terlebih dahulu melakukan uji coba berkendara di sirkuit dengan simulator. Hal ini bertujuan agar para pebalap terbiasa dan memahami karakter dari Jakarta International E-Prix Circuit.
”Mereka akan menerima peta trek beberapa minggu sebelum mereka tiba. Jadi, pebalap akan berkendara di sirkuit menggunakan simulator,” katanya.
Barry menilai, perbedaan utama dari balapan mobil Formula E di Jakarta, yakni cuaca. Dari sejumlah kota di dunia yang menjadi penyelenggara Formula E, Jakarta menjadi salah satu kota yang terpanas di dunia.
”Walaupun tidak terlalu lama, balapan sangat intens. Cuaca ini membuat semuanya harus sangat fokus. Kami harus melakukan sejumlah tes, memastikan semua di bawah kontrol, baterainya bisa bekerja di temperatur ini,” tuturnya.
Adapun lamanya balapan mobil Formula E berbeda dengan balapan mobil Formula 1. Jika Formula 1 menggunakan hitungan lap, balapan Formula E dibatasi waktu.
Balapan mobil Formula E membutuhkan waktu 45 menit plus 1. Artinya, setelah durasi waktu 45 menit berakhir, setiap pebalap masih memiliki kesempatan melakukan satu putaran lagi. Penerapan format balapan ”45 minutes plus 1” berkaitan dengan kapasitas baterai yang digunakan mobil balap Formula E.
Mobil Formula E yang bakal mengaspal di Ancol, Jakarta Utara, merupakan mobil Formula E generasi kedua (Gen2). Teknologi mobil Formula E Gen2 menggunakan baterai 54 kWh (kilowatt per jam) dengan kekuatan sekitar 339 tenaga kuda (250 kW).
Mobil Formula E Gen2 ini memiliki kecepatan akselerasi 0-100 km per jam dalam waktu 2,8 detik. Adapun kecepatan tertinggi kendaraan Gen2 mencapai 280 km per jam.