Korban Penculikan Anak di Jakarta dalam Pendampingan Ahli
K menjadi salah satu korban penculikan pelaku berinisial A (28). Pelaku ditangkap tim gabungan Polres Jakarta Selatan dan Polres Bogor, di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2022).
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Korban penculikan anak di Jakarta Selatan mendapat pendampingan trauma dari kepolisian. Kondisi psikologis korban yang diculik beberapa hari pada awal pekan ini dalam kondisi baik. Polisi meminta keluarga menjaga kedekatan dan memantau perilaku anak pasca-kejadian.
Jumat (13/5/2022) siang, tim psikolog Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri mendatangi rumah korban berinisial K (12) di Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
K menjadi salah satu korban penculikan pelaku berinisial A (28). Pelaku ditangkap tim gabungan Polres Jakarta Selatan dan Polres Bogor, di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2022). Selain pelaku penculikan, A juga diketahui melakukan pidana perampasan ponsel terhadap anak-anak yang ditemui.
Perwakilan tim psikolog, Komisaris Muhammad Mujib Ridwan, menemui K yang didampingi kedua orangtuanya di rumah satu lantai, di sebuah gang sempit. Sesuai prosedur, tim psikolog mencoba mengajak berbincang murid kelas V sekolah dasar itu terkait kejadian dan kesehariannya.
”Kami masih mengobservasi kondisi korban dan kami bisa melaksanakan pengambilan data. Kalau kami bisa melihat, saat observasi, (K) cukup bisa berkomunikasi. Artinya, secara normal masih bisa kita lihat kondisi anak bagus saat ini,” tuturnya seusai kegiatan.
Hasil observasi awal itu akan mereka olah bersama tim. Hasil itu juga akan ia lanjutkan kepada tim buru sergap. Mereka juga meminta orangtua tetap memantau kondisi K selama hasil observasi keluar.
”Saran kepada orangtua, agar lebih dekat ke anak. Kondisinya perlu dilihat selama tujuh hari ini, seperti apa kemajuannya. Kalau nanti sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak stabil, katakanlah ada kondisi yang tidak biasa terjadi seperti terbangun waktu malam. Hal-hal yang terjadi di luar kebiasaan nanti kami pantau lebih lanjut supaya kesinambungannya lebih komplet,” lanjutnya.
Selain mendatangi K, tim psikolog juga mendatangi keluarga korban lain yang sempat diajak pelaku, yaitu RF (14), yang tinggal di depan rumah K.
Pakaian baru
Ayah K, Subena (42), menuturkan, anaknya ditemukan polisi di daerah Tanah Kusir pada Kamis lalu setelah diculik di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Selasa (10/5/2022). K diserahkan langsung ke keluarga oleh Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2022).
Saat ditemukan polisi, K kehilangan ponselnya dan mengenakan baju, celana, dan sepatu baru yang tidak dipakai saat anak bungsunya itu dibawa pelaku. Subena mengatakan, pakaian baru itu diberikan pelaku.
”Anak saya begitu ketemu kondisinya enggak terlihat telantar atau lusuh. Tapi, pakaiannya sudah baru semua. Begitu anak saya sampai di rumah, pakaian baru itu langsung diminta dia untuk dibuang,” ungkapnya.
Sesuai arahan psikolog kepolisian, ia dan keluarga akan menjaga kondisi anaknya dengan tidak mengulik kejadian, serta berkoordinasi dengan polisi dan pihak sekolah.
”Saya terus terang enggak mau nanya karena saya takut anak saya bertambah trauma. Itu biar pihak berwenang. Tapi, secara komunikasi, anak saya responsnya diajak ngobrol, diajak ngomong sementara ini responsnya bagus. Cara makan, tidurnya juga belum ada perubahan sementara ini,” tuturnya.
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi, kepada wartawan mengatakan, penelusuran oleh Polres Jakarta Selatan berawal dari laporan keluarga korban. Pada Selasa (10/5/2022) tengah hari, pelaku menculik tiga remaja laki-laki yang tengah jajan di kawasan Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Saat itu, pelaku juga membawa bocah laki-laki berinisial F (11) yang diculik di Bogor. Selain K, anak-anak yang ditemui pelaku di Jakarta Selatan adalah ZA (13) dan RF (14) yang membawa dua sepeda motor. Pelaku membawa tiga anak itu dengan modus mengaku sebagai aparat yang merazia orang tanpa masker.
”Anak-anak ini sedang bermain, di situ kemudian dia (pelaku) mengatakan kalau tidak pakai masker, harus ikut. Mereka ikut dibonceng dengan satu korban lain dari Bogor. Jadi, satu motor empat orang yang naik. (Mereka) dibawa muter-muter,” lanjut Budi.
BAROMETRO – Penculikan Anak Infografik – Luhur
Di perjalanan, pelaku menurunkan tiga anak, yaitu F, ZA, dan RF, di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Sementara K, kata Budi, dibawa hingga ke Cianjur dan Bogor, Jawa Barat, sebelum kembali ke Jakarta.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Siswo DC Tarigan, saat dihubungi secara terpisah, kemarin, mengatakan, pelaku A ditemukan di sebuah masjid di Kebayoran Lama, beserta 10 anak-anak yang diduga korban penculikan, kemarin sore.
”Kami langsung bawa ke Mapolres Bogor. Ada sembilan anak dari Jakarta Pusat dan satu anak hilang dari Jakarta Selatan. Itu dari pengembangan kasus dari anak Bogor yang diculik,” ujar Siswo.
Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin, dalam keterangan resminya, mengatakan, anak-anak yang diculik pelaku tersebar di beberapa wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, dan Bogor.
Saat ini pihaknya masih mendalami motif pelaku penculikan anak-anak. Berdasarkan pemeriksaan, pelaku sudah tiga kali mendapat hukuman tindak kriminal. ”Pelaku pernah terlibat aksi terorisme. Selain itu, pelaku juga dapat pelatihan di Poso tujuh bulan. Kami masih dalami kasus ini,” kata Iman.