Baju Lebaran Pun Habis Dilalap Si Jago Merah
Kebakaran hebat melanda permukiman warga di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/4/2022) pagi. Api melahap habis isi rumah warga, termasuk baju yang sudah dibeli untuk menyambut hari Lebaran.
Herman (60), warga di Jalan Batu Ceper, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, terjaga dari tidurnya saat mendengar teriakan ada kebakaran pada Minggu pukul 07.00. Dia lalu bergegas keluar rumah.
Saat itu kepulan asap dari rumah Herman hanya berjarak sekitar belasan meter dan membubung tinggi ke udara. Angin di pagi itu bertiup sangat kencang.
”Saya kembali ke dalam rumah. Anak dan cucu-cucu, saya bangunkan. Kami keluar dari rumah hanya dengan pakaian di badan,” kata warga RT 006 RW 001 Kelurahan Kebon Kelapa tersebut.
Rumah Herman yang bertingkat tiga dihuni tiga keluarga. Dua anaknya yang sudah berkeluarga masih tinggal di sana. Berbagai perabotan rumah tangga dari tiga keluarga itu tak satu pun yang bisa diselamatkan.
”Dua cucu saya, minggu lalu, baru beli baju Lebaran. Semua habis terbakar,” kata lelaki yang memiliki empat anak itu.
Herman tak lagi punya rencana mengenai persiapannya bersama keluarga menyambut Lebaran tahun ini. Untuk menginap saja, kini mereka harus mengungsi di posko RW setempat.
Aon (40), warga korban kebakaran di wilayah RT 006 RW 001 Kelurahan Kebon Kelapa, juga pupus harapannya. Rumah warisan orangtua yang dihuni bersama kakak dan adiknya yang berjumlah tujuh keluarga juga ludes dilahap si jago merah.
Perabotan rumah tangga milik tujuh keluarga Aon, seperti perangkat elektronik, surat-surat kendaraan bermotor, dan uang tunai, hangus terbakar. Tidak ada satu pun barang berharga keluarga ini yang dapat diselamatkan.
”Saat kebakaran, kami sudah di perjalanan ke tempat kerja. Hanya ibu saya yang ada di rumah dengan anak-anak. Usia ibu sudah 60 tahun, tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Aon.
Baca juga : Kebakaran Klasik di Jakarta
Aon sejak jauh-jauh hari juga menyiapkan diri menyambut Lebaran. Beberapa hari yang lalu, dia bersama istri dan dua anaknya mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Pusat untuk membeli pakaian baru hingga sepatu. Pakaian baru itu akan digunakan saat Lebaran tiba untuk bersilaturahmi ke rumah kerabat.
”Saya berharap pemerintah bisa membantu kami. Rumah kami kembali dibangun. Ini rumah warisan orangtua,” kata Aon.
Korsleting listrik
Perumahan warga di Batu Ceper yang terbakar merupakan kawasan padat penduduk. Rumah warga yang terbakar tersebar di tiga RT, yakni RT 006, RT 0016, dan RT 001 wilayah RW 001 Kelurahan Kebon Kelapa.
Akses ke area perumahan warga sulit dijangkau dengan kendaraan besar karena berupa gang-gang kecil. Situasi ini pula yang menyebabkan mobil pemadam kebakaran sulit menjangkau permukiman warga yang terbakar.
Menurut Jajat (35), warga RT 006, pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran pada Minggu sekitar pukul 08.00. Pemadaman api terkendala minimnya ketersediaan air.
Warga di sana selama ini mengandalkan air tanah. Air itu disalurkan ke rumah warga menggunakan mesin pompa air bertenaga listrik. Saat kebakaran terjadi dan sebagian aliran listrik dipadamkan, mesin pompa milik warga tidak bisa digunakan untuk menyedot air tanah.
Sumber api sendiri pertama kali muncul dari tengah permukiman warga. Api itu berasal dari salah satu rumah tinggal milik warga di wilayah RT 006. Rumah sumber pertama kebakaran yang dimaksud Jajat pada Minggu sore sudah terpasang garis polisi. Di rumah itu, terdapat kamar-kamar kos yang dihuni keluarga lain.
”Kami belum tahu pasti penyebab kebakaran. Tetapi, api pertama kali muncul dari rumah yang punya kos-kosan itu,” kata Jajat.
Ketua RT 006 RW 001 Kelurahan Kebon Kelapa Mila mengatakan, kebakaran di wilayah RW 001 Kebon Kelapa melanda tiga RT dengan total rumah warga yang terbakar sebanyak 39 rumah. Api juga menghanguskan dua rumah toko yang berada di bagian depan perumahan warga.
”Jumlah warga yang terdampak ada sekitar 250 orang. Mereka sementara mengungsi di pos RW. Terkait bantuan, ada bantuan pakaian dan makanan dari pihak kelurahan, dinas sosial, dan BPBD,” ucap Mila.
Perwira Piket Suku Dinas Penanggulan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Baidillah Effendi mengatakan, petugas mendapat informasi adanya musibah kebakaran di Jalan Batu Ceper, Kelurahan Kebon Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu pagi pukul 07.51. Sebanyak 26 unit mobil pemadam dan 130 personel kemudian dikerahkan untuk memadamkan api.
Meminimalkan potensi kebakaran saat rumah ditinggal mudik sangatlah penting. Jangan sampai kegembiraan saat mudik menjadi pupus akibat rumah yang ditinggalkan dilalap si jago merah.
Pemadaman di kawasan padat penduduk itu berlangsung sekitar dua jam atau hingga Minggu pukul 10.15. Jumlah keseluruhan area permukiman warga yang terbakar seluas 500 meter persegi.
”Ada juga dua ruko yang ikut terbakar. Luas ruko yang terbakar mencapai kurang lebih 400 meter persegi,” kata Baidillah dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Tak Mudah Atasi Kebakaran di Jakarta
Baidillah mengatakan, kebakaran di Batu Ceper diduga akibat hubungan pendek arus listrik atau korsleting listrik. Sumber api berasal dari salah satu rumah warga yang pada saat terjadi kebakaran tidak berada di rumah.
Musibah kebakaran di pusat ibu kota itu menjadi pelajaran berharga. Memastikan kondisi instalasi listrik di rumah krusial untuk mencegah korsleting listrik yang bisa menimbulkan kebakaran. Apalagi, saat mudik Lebaran nanti, banyak warga yang meninggalkan rumah untuk pulang ke kampung halaman.
”Pastikan (peralatan elektronik) ditinggal dalam keadaan tidak berfungsi. Kompor gas dicek kembali. Regulatornya dilepas,” kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan saat dihubungi pada Minggu malam.
Kewaspadaan warga kian dibutuhkan lantaran berbagai peristiwa kebakaran biasanya meningkat selama masa mudik Lebaran. Selama 2020 dan 2021, ketika kebijakan mudik ditiadakan pemerintah, tren kebakaran di Ibu Kota menurun 31 persen.
Meminimalkan potensi kebakaran saat rumah ditinggal mudik sangatlah penting. Jangan sampai kegembiraan saat mudik menjadi pupus akibat rumah yang ditinggalkan dilalap si jago merah.