Aksi Ribuan Mahasiswa dan Buruh di Jakarta Berlangsung Kondusif
Massa aksi dapat dibubarkan sampai batas waktu tanpa gangguan keamanan dan ketertiban seperti aksi 11 April lalu.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aksi masyarakat dari elemen buruh dan mahasiswa di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2022), berjalan kondusif. Massa dapat dibubarkan sampai batas waktu menyampaikan pendapat tanpa gangguan keamanan dan ketertiban yang berarti.
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya memperkirakan sedikitnya 1.600 warga masyarakat yang turun untuk berdemonstrasi di dua lokasi. Sekitar 1.000 orang dari elemen mahasiswa berunjuk rasa di kawasan Monumen Nasional (Monas) dan sekitar 600 orang yang mayoritas buruh di kawasan Kompleks Parlemen, Senayan.
”Secara umum kegiatan ini berjalan dengan lancar, terkendali dengan aman,” ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan di kawasan Monas, Kamis sore.
Pantauan Kompas di dua lokasi, massa aksi tidak sebanyak massa pada demonstrasi mahasiswa pada 11 April lalu. Elemen buruh dan mahasiswa berasal dari berbagai kelompok dan organisasi.
Mereka secara bertahap datang di atas pukul 12.00. Di kawasan Monas, konsentrasi massa berada di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Sementara di Senayan, massa mengisi Jalan Gatot Subroto di depan pintu gerbang utama Gedung Parlemen.
Mereka menyuarakan persoalan yang hampir sama terkait berbagai permasalahan di rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo. Masalah itu antara lain omnibus law, kenaikan harga kebutuhan pokok, dan wacana presiden tiga periode. Peserta mahasiswa di bawah bendera Aliansi Mahasiswa Indonesia juga membawa agenda tuntutan khusus kepada Presiden berjumlah tujuh poin.
Baca juga : Malam-malam Panjang di Balik Progresivitas Aksi Mahasiswa Tuntutan itu adalah menindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Mereka juga meminta pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok dan mengatasi ketimpangan ekonomi, menindak tegas segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil dengan mekanisme yang ketat dan tidak diskriminatif. Tuntutan lainnya adalah wujudkan pendidikan ilmiah, gratis, dan demokratis, sahkan RUU prorakyat dan tolak RUU pro-oligarki, wujudkan reforma agraria sejati, serta tuntaskan seluruh kasus pelanggaran HAM. Polisi, kata Zulpan, berhasil mengawal aksi tersebut agar tidak disusupi peserta gelap yang bisa mengganggu jalannya aksi. Ia mengaku, polisi juga memperketat sistem filterisasi di jalur-jalur menuju lokasi aksi. Dari upaya itu, polisi dan aparat gabungan seperti TNI dan satpol PP mengamankan segelintir warga yang berpotensi mengganggu kelancaran aksi.
”Kami tadi mengamankan. Saat ini sedang kami periksa upaya yang dilakukan untuk menerobos barikade yang kami lakukan. Sekarang masih kami lakukan pemeriksaan. Kalau total (orang yang diperiksa) keseluruhan belum bisa saya sampaikan karena masih mendata,” lanjutnya.
Terkait kondisi lalu lintas, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo juga menyampaikan, penutupan jalan seperti yang direncanakan telah dilakukan di beberapa titik. Penutupan jalan itu telah secara bertahap disudahi sejak pukul 17.30 hingga pukul 18.00.
”Mahasiswa, alhamdulillah, sudah membubarkan diri kembali dan alhamdulillah hari ini berjalan cukup tertib, lancar, tidak ada insiden, baik di Patung Arjuna Wiwaha maupun DPR/MPR,” kata Sambodo.
Ia pun berharap suasana kondusif itu tetap berlanjut hingga malam hari. Sebelumnya, aparat yang diterjunkan untuk mengamankan aksi itu hampir 10.000 personel menurut Polda Metro Jaya. Jumlah itu lebih banyak dari massa aksi yang turun ke jalan hari ini.