Jumat Besok, Transjakarta Memulai Revitalisasi 46 Halte
PT Transjakarta mulai Jumat (15/4/2022) menutup sejumlah halte yang akan direvitalisasi. Ada 46 halte yang direvitalisasi, menjadi halte ikonik, halte terintegrasi, juga revitalisasi halte biasa demi peningkatapelayanan
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mulai Jumat (15/4/2022), PT Transportasi Jakarta merevitalisasi 46 halte. Dengan pembangunan yang diperkirakan memakan waktu enam bulan, revitalisasi halte diharapkan bisa meningkatkan pelayanan dan jumlah penumpang.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Korporasi PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza, Kamis (14/4/2022), menjelaskan, upaya revitalisasi halte dilakukan dengan adanya Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penugasan Kepada Perseroan Terbatas Transportasi Jakarta untuk Pembangunan, Revitalisasi, Pengoperasian dan Pemeliharaan Halte dan Fasilitas Pendukung Lainnya dalam Rangka Integrasi Transportasi Umum.
Dengan penugasan itu, sejumlah halte yang ada dalam lingkup pelayanan Transjakarta akan direvitalisasi. Selama ini sebanyak 217 halte bus rapid transit (BRT) yang mendukung pelayanan Transjakarta, masih di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta.
Dengan revitalisasi, nantinya aset akan ada di bawah pengelolaan PT Transportasi Jakarta. Hal itu memudahkan Transjakarta mengelola halte untuk mendukung pelayanan.
Kita mendahulukan halte yang kapasitasnya sudah melebihi. Mau tidak mau harus kita revitalisasi
Beberapa karya lukisan Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dipamerkan di Halte Bus Transjakarta Harmoni, Jakarta, Minggu (2/9/2018).
Dalam acara paparan Transjakarta, Rabu (13/4/2022), Direktur Teknik dan Digital PT Transportasi Jakarta Mohamad Indrayana mengatakan, revitalisasi halte itu akan dikerjakan pada tahap awal sebanyak 46 halte. Anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi halte itu sebesar Rp 600 miliar.
Dari 46 halte itu akan dibangun kembali empat halte ikonik, empat halte integrasi yang menghubungkan antarmoda angkutan, dan sisanya sebanyak 38 adalah halte-halte biasa, baik halte ujung maupun halte transit.
Untuk revitalisasi halte yang akan dipugar menjadi halte ikonik adalah Halte Sarinah, Halte Bundaran Hotel Indonesia, Halte Tosari, dan Halte Dukuh Atas 1. Untuk revitalisasi halte yang akan dipugar menjadi halte terintegrasi atau halte yang menghubungkan Transjakarta dengan KRL atau kereta api adalah Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Stasiun Jatinegara 2, Halte Kebon Pala, dan Halte Juanda.
Adapun alasan pemilihan halte-halte tersebut lebih dahulu, menurut Indrayana, adalah karena kapasitas. ”Kita mendahulukan halte yang kapasitasnya sudah melebihi. Mau tidak mau harus kita revitalisasi,” katanya.
Alasan kedua adalah masalah umur halte. Umur berkaitan dengan keselamatan. ”Artinya, kalau umur halte sudah lebih dari 10 tahun, harus kita tingkatkan, kita revitalisasi,” ujarnya menambahkan.
Alasan ketiga adalah integrasi antarmoda. ”Kita utamakan empat halte yang integrasi itu karena ini nanti yang akan sangat memudahkan masyarakat melakukan perpindahan antarmoda transportasi publik,” katanya.
Alasan lainnya adalah halte itu terletak di pusat keramaian. ”Jadi, kita utamakan memang yang bermanaaat bagi semakin banyak orang, bagi semakin banyak pelanggan, tentunya yang memang ramai. Jadi, akan langsung berdampak besar. Impact, kita harap, lebih optimal dengan melakukan di tempat keramaian tersebut,” kata Indrayana.
Sesuai rencana, revitalisasi akan mengerjakan dulu halte ikonik dan halte terintegrasi. ”Rencana kita mulai Jumat (15/4/2022) besok, dan akan kita selesaikan secara keseluruhan dalam waktu enam bulan,” katanya lagi.
Untuk pembangunan itu, menurut Indrayana, proses lelang pengadaan kontraktor sudah ada yang selesai. Ada empat kontraktor yang akan membangun kembali 46 halte itu. Itu yang menjadi alasan pekerjaan sudah bisa dimulai.
Perubahan Pelayanan
Mencermati letak halte yang akan direvitalisasi sebagai halte ikonik dan terintegrasi, halte-halte itu terletak di koridor BRT, utamanya koridor 1. Seiring dengan proses revitalisasi, pelayanan akan mengalami pengalihan.
Dijelaskan Indrayana, untuk revitalisasi, halte yang direvitalisasi ditutup. Penumpang yang hendak naik atau turun di halte yang direvitalisasi akan dialihkan ke halte sekitarnya.
Transjakarta menyiapkan bus-bus shuttle yang akan menghubungkan halte yang biasanya buka, tetapi terpaksa tutup sementara. Layanan yang tadinya ada di jalur BRT, dipindahkan ke jalur reguler atau di sebelah kiri, demikian sebaliknya.
Sehingga penumpang yang seharusnya ada di jalur BRT, tetapi masih ada di jalur non-BRT, dengan penyediaan bus shuttle, penumpang yang tadinya di jalur non-BRT dipindahkan ke jalur BRT demikian juga sebaliknya. Kita kembalikan lagi ke tengah, demikian juga sebaliknya. Bus shuttle ini juga dilengkapi mesin pembayaran tap on bus,” kata Indrayana.
Secara prinsip, Transjakarta ingin meminimalkan dampak terhadap pelayanan. Itu karena prinsipnya revitalisasi halte yang dilakukan merupakan bentuk komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk pembenahan atau perbaikan layanan.
Ia juga menyebutkan, di halte-halte yang direvitalisasi itu nantinya akan dilengkapi juga dengan mushala dan toilet. Selain itu juga akan lebih ramah kepada pelanggan berkebutuhan khusus.