Peserta Gelap Unjuk Rasa Mahasiswa di Jakarta Diantisipasi
Polisi sudah mengamankan banyak warga mayoritas pemuda yang dikhawatirkan mengganggu aksi mahasiswa.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aparat keamanan mengantisipasi adanya peserta gelap dari agenda unjuk rasa mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia di Jakarta, Senin (11/4/2022). Polisi sudah menangkap sejumlah pemuda yang ditengarai hendak mengganggu aksi mahasiswa.
Hari ini, sekitar 1.500 mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia diperkirakan berunjuk rasa di depan kompleks DPR/MPR di Jakarta Pusat. Ini menjadi lanjutan aksi mahasiswa di sejumlah daerah sejak 28 Maret lalu. Mereka berunjuk rasa menuntut empat hal, salah satunya mendesak wakil rakyat menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan presiden tiga periode.
”Seperti pengalaman (demo) yang kemarin, pengunjuk rasa yang sudah terdaftar itu tidak melakukan sesuatu, tetapi banyak yang menumpangi atau mengambil kesempatan unjuk rasa, tapi melakukan kegiatan yang melakukan kegiatan melawan hukum,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Pengalaman itu membuat aparat gabungan memeriksa warga yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban di lokasi unjuk rasa. Selain di sekitar Gedung DPR/MPR di kawasan Senayan, polisi juga mengamankan kawasan sekitar Istana Negara dan Monas.
”Ada yang diamankan di sekitar wilayah Monas, di beberapa titik yang lain juga cukup banyak yang tidak jelas elemennya. Mereka sebagian besar datang tidak mewakili elemen mana pun, hanya karena imbauan yang cukup viral untuk datang ke tempat unjuk rasa,” kata Tubagus.
Aparat yang melakukan pemeriksaan mendapati mereka berasal dari berbagai elemen, seperti siswa dan anak-anak. Ia juga mendapat laporan, banyak aparat menemukan warga di sekitar lokasi aksi datang membawa senjata tajam.
Pengamatan di Jalan Gerbang Pemuda, yang hanya beberapa ratus meter dari Gedung DPR/MPR, aparat sempat mengamankan 14 pemuda sekitar pukul 09.30. Pemuda yang terdiri dari 1 perempuan dan 13 laki-laki itu sebelumnya nongkrong di depan Gedung TVRI. Polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Tanah Abang memeriksa identitas serta mengecek barang yang dibawa.
Dua dari pemuda yang ditahan membawa jas warna biru, tetapi almamater yang tertera di jas itu tidak terdaftar di BEM SI. Semua pemuda itu pun mengaku datang untuk menonton aksi demo. Mereka datang dari beberapa daerah, antara lain Jakarta Selatan, Jakarta Timur, hingga Bogor, Jawa Barat.
Andri (23), salah satu pemuda yang ditahan, mengaku datang bersama satu temannya hanya untuk jalan-jalan. Pemuda asal Pandeglang, Banten, yang bekerja di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu juga mengaku ingin menonton aksi demo mahasiswa. Ia mengaku tidak diajak pihak lain atau mengenal pemuda lainnya yang ditahan.
”Saya ditarik waktu lagi main game. Ke sini cuma mau liat demo aja di sini,” ujarnya.
Setelah ditahan dan diperiksa di tempat, polisi memberi imbauan kepada mereka agar tidak ikut-ikut aksi dan mengganggu ketertiban. Polisi juga meminta alamat mereka dan mengantarkan mereka ke stasiun terdekat agar lekas pulang.
Di Jalan Palmerah Timur, polisi juga menangkap 20 remaja. Mereka diduga pelajar SMA/SMK yang hendak mengikuti aksi demonstrasi. Remaja berseragam putih abu-abu itu ditangkap saat hendak berjalan ke arah Jalan Gerbang Pemuda. Selain pelajar, terdapat sekitar tujuh laki-laki dewasa yang turut ditangkap.
Salah seorang pelajar berseragam putih abu-abu mengaku datang dari Kabupaten Tangerang karena diajak oleh rekan-rekannya. "Baru pulang sekolah terus diajak ke sini, mau ke DPR," kata dia.
Sementara itu, sampai sekitar pukul 13.30, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi masih menyebar di sekitar kawasan Senayan. Mereka akan segera bergerak bersama ke depan pintu gerbang DPR/MPR.