Para pelajar, yang di antarany anak putus sekolah, hendak ke Jakarta untuk bergabung bersama pelajar lainnya untuk menyuarakan aspirasi publik. Namun, mereka tak begitu paham aspirasi yang ingin disampaikan terkait apa.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Satuan Tugas Pelajar Kota Bogor menahan 19 pelajar di sekitar kawasan Stasiun Bogor dan Terminal Baranangsiang yang hendak mengikuti unjuk rasa di Jakarta. Unjuk rasa juga berlangsung di Istana Bogor.
Ketua Harian Satuan Tugas Pelajar Kota Bogor, Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya bersama Kepolisian Resor Kota Bogor sudah berjaga di beberapa titik seperti di kawasan Stasiun Bogor, Stasiun Cilebut, dan Terminal Baranangsiang sejak pagi untuk menghalau para pelajar yang ingin berangkat ke Jakarta mengikuti unjuk rasa.
“Hasil pengawasan kami menahan 19 anak pelajar SMA/SMK yang akan berangkat ke Jakarta. Empat di antara pelajar putus sekolah, tapi menyamar jadi pelajar. Jelas dari surat dan aturan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, pelajar tidak diizinkan ikut,” kata Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (11/4/2022).
Dari penahanan 14 pelajar itu, kata Iqbal, meski tak tidak ditemukan senjata tajam, pihaknya menemukan barang bukit flyer digital berisi ajakan unjuk rasa dari aplikasi pesan Whatsapp. Selain itu, ada pula pasta gigi, pakaian ganti, korek api, mie instan, hingga jimat.
Dari pemeriksaan para pelajar tersebut, mereka mengaku hendak ke Jakarta untuk bergabung bersama pelajar lainnya untuk menyuarakan aspirasi publik. Namun, mereka tak begitu paham aspirasi yang ingin disampaikan terkait apa.
“Kami bawa ke kantor Polresta Bogor. Kami sudah hubungi pihak sekolah. Nanti sekolah dan orangtua akan ke sana jemput mereka. Para pelajar itu dari Kabupaten Bogor seperti Leuwiliang, Ciampea, dan Pamijahan. Ada dari Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi,” kata Iqbal.
Selain di Jakarta, aksi unjuk rasa juga berlangsung di Kota Bogor. Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Bogor, Fahreza Berliansyah mengatakan, pihaknya ingin menyampaikan tuntutan kepada Presiden Joko Widodo.
Pertama, menolak keras wacana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu, dan wacana tiga periode. Kedua, menuntut Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait penolakannya terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu, dan wacana 3 periode.
Ketiga, menuntut dan mendesak segera Presiden Jokowi untuk mencopot Menteri Perdagangan dan segera mengambil langkah preventif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok murah bagi masyarakat Indonesia.
Keempat, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU-IKN dengan mempertimbangkan dampak kerusakan ekologis dan kemungkinan konflik agraria lainnya.
Kelima, menuntut dan mendesak Pemerintah Pusat untuk menurunkan harga BBM non-subsidi dan memastikan ketersediaan BBM bersubsidi bagi masyarakat Indonesia. Terakhir, mendesak pemerintah pusat membatalkan kenaikan PPN, karena kenaikan PPN akan menyebabkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyarakat.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, sebanyak 1.600 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa mahasiswa di Istana Presiden. Diperkirakan ada sekitar 300 mahasiswa yang turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya.
“Kita awasi agar unjuk rasa ini berjalan aman dan kondusif untuk warga Kota Bogor apalagi di masa Ramadhan ini,” kata Susatyo.