Dua Pemberi Jasa ”Filler” Payudara di Jakarta Barat Ditangkap
Seorang perempuan tewas di sebuah kamar hotel sehari setelah mendapat prosedur penyuntikan ”filler” payudara.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polsek Tamansari menangkap dua orang terkait praktik penyuntikan (filler) payudara terhadap perempuan berinisial RCD di Jakarta Barat. RCD tewas di sebuah kamar hotel sehari setelah mendapat tindakan tersebut.
Kapolsek Tamansari Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Rohman Yongky Dilatha mengatakan, polisi menangkap keduanya di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten. Satu orang terduga sebagai penyuntik cairan kimiawi ke bawah kulit atau filler payudara, satu orang lainnya sebagai sopir pengantar. ”Penyuntik berinisial ER,” kata Yongky kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/2/2022).
Polisi menelusuri ER dari barang bukti berupa pesan terakhir antara ER dan RCD, perempuan 34 tahun asal Indramayu, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022) sore.
RCD ditemukan tewas di kamar hotel di kawasan Sawah Besar, Jakarta Barat, Sabtu (19/2). Polisi yang menindaklanjuti laporan pihak hotel tidak menemukan bukti bekas penganiayaan.
Namun, ditemukan bukti bahwa RCD mengeluhkan sakit kepada seseorang di aplikasi pesan setelah menjalani prosedur suntik filler payudara sehari sebelumnya. RCD mengeluhkan cairan keluar dari titik bekas suntikan di payudaranya.
Meski demikian, polisi belum menyimpulkan prosedur yang diduga abal-abal itu sebagai penyebab kematian RCD. Polisi masih memeriksa keduanya sebagai saksi. ”Masih saksi karena kami juga perlu pembuktian saintifik, ya, untuk mengumpulkan bukti pasti penyebab kematiannya,” ujarnya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tamansari Ajun Komisaris Roland Manurung mengatakan, RCD sudah dua kali mendapat prosedur filler payudara. Ia juga sudah mengeluarkan biaya Rp 3,5 juta.
”Dugaan (malapraktik), ya. Tapi, (pelaku) bukan dokter,” kata Roland saat dikonfirmasi kemarin.
Sering terjadi
Kasus filler payudara yang mendatangkan bahaya dan kefatalan sudah sering terjadi. Dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpraktik di Yogyakarta, Listya Paramita, dalam wawancara dengan Kompas.id tahun lalu berujar, ia dan rekan sejawatnya sudah sejak lama menyebarkan edukasi tentang bahayanya layanan klinik-klinik kecantikan abal-abal.
Dokter resmi disebutnya tidak akan bersedia menyuntikkan bahan filler ke payudara atau bokong. ”Filler pantat, filler payudara itu tidak betul. Tidak ada ilmunya. Sesat banget, ilegal,” katanya menegaskan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration/USDA) pun tidak merekomendasikan filler untuk beberapa tindakan, dua di antaranya membesarkan payudara dan bokong. Sebagian besar penyuntikan filler yang dibolehkan FDA adalah untuk bagian wajah, seperti menyamarkan garis nasolabial (garis yang menghubungkan tepi hidung dan sisi mulut) atau meningkatkan volume bibir, pipi, dan dagu.
Jika hendak memperbesar payudara dan bokong, kata Mita, cara yang benar adalah operasi implan serta transfer lemak. Namun, pasien juga harus memastikan operasi-operasi itu dalam kendali dokter yang kompeten, yakni dokter spesialis bedah plastik (Kompas.id, 27 Maret 2021).