Semarak Imlek Warga Sawah Besar Sirna Bersama Puing Kebakaran
Di antara ratusan warga yang menjadi korban, ada yang harus kehilangan sukacita Imlek, ada juga yang bangga menjadi "superhero" bagi keluarganya.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
Kebakaran yang diduga akibat hubungan pendek arus listrik atau korsleting meluluhlantakkan 38 rumah di RW 009 sekitar Gang Budi Rahayu 1, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (27/1/2022) malam.
Di antara ratusan warga korban, ada yang harus kehilangan sukacita Imlek, ada juga yang bangga menjadi "superhero" bagi keluarganya. Peristiwa jelang perayaan Tahun Baru China tahun ini menghanguskan berbagai persiapan perayaan Imlek warga yang akan merayakannya. Maya (38), warga peranakan Tionghoa yang menjadi korban, harus menerima, Pakaian khusus yang ia siapkan untuk Hari Imlek hancur menjadi abu hitam.
"Semua baju yang sudah kami beli untuk dipakai akhirnya hanya tinggal kenangan karena terbakar," ujrnya saat ditemui, Senin (31/1/2022).
Hari itu ia masih datang ke bekas rumah keluarganya yang sudah hangus terbakar. Seluruh anggota keluarganya selamat dalam insiden itu. Saat kejadian, ia hanya memilih untuk menyelamatkan orangtuanya yang berada bersamanya malam itu.
Warga lain yang juga akan merayakan Imlek, Mimi (50), juga merelakan pernak-pernik yang dibuatnya sendiri, seperti kue kering dan dodol. Semua dilahap si jago merah. "Hangus semuanya. Persiapan makanan Imlek yang biasa kami sajikan terbakar semua," ujar Mimi dengan suara bergetar lirih.
Kendati demikian, masih ada syukur padanya. Keluarganya selamat dalam peristiwa tersebut. Perempuan yang kini menumpang tinggal dengan saudaranya di daerah Jakarta Barat itu hanya akan merayakan Imlek dengan cara sederhana dan tanpa silaturahmi langsung. Baca juga: Dugaan Korsleting Listrik Tewaskan Tiga Warga di Tebet
Jadi "Spider Man"
Eko Tabrani (45), korban lain dalam peristiwa itu, juga harus menderita kerugian materi. Rumah yang ia tinggali bersama istri dan anak bungsunya yang berusia empat tahun dilalap api bersama harta benda yang mereka miliki.
Ia menyaksikan bagaimana api dari lantai dua rumah yang bertetangga dengannya merembet membakar terpal yang menaungi rumah di seberangnya. Beberapa kendaraan bermotor yang terparkir di sekitar gang sempit itu ikut memperbesar api dalam terpaan hujan dan angin sekitar pukul 22.00 tersebut.
Eko pun segera mengambil koper berisi dokumen dan mengajak istri serta anaknya yang tengah beristirahat di kamar bergegas keluar. Api yang merambat dengan cepat di luar rumah membuatnya harus menjebol plafon rumah dan mencari jalan keluar melalui atap beberapa rumah warga.
"Saya membawa anak saya yang berusia empat tahun. Saya kasih mindset bahwa kita adalah Spider Man, untuk menghilangkan trauma," ujar karyawan swasta industri perhotelan tersebut.
Sementara, istri dan anaknya tinggal di rumah kerabat, Eko hingga saat ini masih mengungsi di tenda darurat di sekitar lokasi kebakaran bersama ratusan warga terdampak lainnya.
Di antara warga yang mengungsi itu adalah anak-anak. Bantuan berupa pemulihan trauma pun diberikan kepada mereka, salah satunya oleh tim dari Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat. Di pengungsian, mereka mengajak anak-anak korban kebakaran untuk beraktivitas seperti menggambar, menyanyi, dan mendengarkan dongeng.
"Anak-anak itu paling rentan. Mereka tidak bisa mengeluh, mereka belum bisa marah-marah seperti bapak ibunya. Makanya kami beri penghiburan dan motivasi," kata Angela, salah satu petugas pelayanan psikososial dari Sudin Sosial Jakarta Pusat.
Dalam kegiatan yang dilakukan tiga hari berturut-turut itu, ia menemukan anak yang mengalami trauma. Salah satunya anak usia enam tahun yang kerap menangis di malam hari. Ia shock karena sudah dua kali menjadi korban kebakaran di wilayah sama dalam waktu kurang dari enam bulan.
"Dari kegiatan gambar tadi saya lihat tidak ada masalah, dia juga mau ikut menyanyi. Saya hanya sarankan ke orangtuanya, agar kalau ada gejala seperti tidak ada selera makan baiknya periksakan ke puskesmas," ujarnya.
Selain pemulihan kepada anak-anak, Sudin Sosial Jakarta Pusat, yang dibantu aparat Sudin Sosial dari seluruh wilayah DKI Jakarta, juga ikut membantu warga dewasa lainnya yang menjadi korban. Contohnya, membantu pengurusan dokumen atau keperluan lain yang melibatkan dinas terkait lainnya.
Sejauh ini, bantuan berupa makanan, obat-obatan, hingga pakaian dari pemerintah dan swasta terus berdatangan ke lokasi pengungsian. Janji untuk mendirikan kembali tempat tinggal juga sempat didengar warga dari warga yang selamat dari sekitar lokasi kebakaran.
Warga seperti Eko ingin mereka bisa kembali membangun rumah di lingkungan tersebut. Tentunya, dengan harapan, bencana kebakaran tidak lagi terulang di masa depan.