Dharma Jaya: Ada Potensi Gangguan Pasokan Daging Sapi dari Australia
Perumda Dharma Jaya membaca adanya potensi gangguan pasokan daging sapi beku ke Indonesia asal Australia. Hal ini karena banyak rumah potong tutup selama pandemi. Dharma Jaya pun ajukan izin impor dari Brasil.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya mengantisipasi potensi kesulitan pasokan daging sapi asal Australia menjelang puasa dan Lebaran mendatang. Potensi kesulitan diungkapkan karena banyak rumah potong di Australia yang tutup selama pandemi Covid-19.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengungkapkan hal itu dalam rapat kerja dengan Komisi B bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Kamis (6/1/2022), di ruang rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta. Ia juga menyatakan, ada potensi pasokan daging sapi beku untuk Indonesia dari Australia terganggu. Akibat pandemi, banyak rumah potong di Australia tutup dan mengakibatkan harga daging sapi mahal.
Belum lagi saat ini pengiriman dengan kapal dan kontainer masih ada kesulitan.
Apalagi, daging sapi beku asal Australia tidak hanya dikirim ke Indonesia, tetapi juga ke China. ”Belum lagi saat ini pengiriman dengan kapal dan kontainer masih ada kesulitan,” katanya.
Menurut Raditya, meski Dharma Jaya membaca ada potensi terganggu, pasokan daging untuk awal tahun ini masih lancar. Sebagai BUMD pangan, Dharma Jaya mendapatkan izin impor daging sapi beku sebanyak 2.500 ton sampai dengan April 2022.
Dengan kebutuhan total Jakarta 5.600 ton per bulan, Dharma Jaya mengisi 700 ton di antaranya. Sisa kebutuhan dipenuhi pedagang daging sapi lainnya.
Dari 700 ton itu, sebanyak 400 ton diperuntukkan bagi pemenuhan program pangan murah atau pangan bersubsidi. Program itu seperti diketahui ditujukan, di antaranya, bagi warga pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), hingga penghuni rumah susun bersubsidi.
Raditya menjelaskan, dengan kemampuan penyediaan 700 ton itu, Dharma Jaya mengombinasikan suplai. Kombinasi yang dimaksud adalah dari daging sapi beku asal Australia dan daging sapi potong lokal seperti dari Nusa Tenggara Timur (NTT) juga sapi lokal lainnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati dalam rapat kerja tersebut menyatakan, antisipasi yang diupayakan Dharma Jaya dan DKPKP atas potensi gangguan tersebut dengan meminta pemerintah pusat untuk izin impor daging sapi dari Brasil.
”Caranya sebenarnya sudah dua bulan lalu kita ke Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk antisipasi seperti itu,” kata Eliawati.
Raditya menambahkan, selain daging sapi, Dharma Jaya juga menjaga stok daging ayam. Untuk memenuhi keperluan program pangan bersubsidi, Dharma Jaya menyediakan stok 400-500 ton daging ayam.