Rob kali ini disebut lebih parah dari biasanya dan sudah masuk skala merah atau bahaya. Warga diminta untuk tetap waspada lantaran fenomena rob ini masih akan terjadi hingga 9 Desember 2021.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir akibat naiknya permukaan air laut atau rob masih menggenangi 37 wilayah RT di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Pemerintah Kota Jakarta Utara mengingatkan warga pesisir untuk waspada karena rob yang melanda permukiman warga sudah masuk skala merah dengan ketinggian air mencapai 250 sentimeter.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta M Insaf mengatakan, hingga Selasa (7/12/2021) pukul 15.00, banjir rob masih menggenangi 37 RT di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Wilayah yang paling banyak tergenang berada di Jakarta Utara, yakni mencapai 23 RT.
”Di Jakarta Utara, ada tiga kelurahan yang terdampak, yaitu Kelurahan Ancol, Pejagalan, dan Pluit. Di Ancol itu, ada 60 jiwa dari 20 keluarga yang harus mengungsi. Mereka saat ini diungsikan ke pos RW dan masjid,” kata Insaf dalam keterangannya, Selasa sore, di Jakarta.
Ketinggian banjir rob di wilayah Jakarta Utara hingga Selasa pukul 15.00 masih berada pada kisaran 40-80 cm. Di Jakarta Barat, banjir rob juga menggenangi perumahan warga delapan RT yang berada di dua kelurahan, yakni Kelurahan Kamal dan Tegal Alur. Ketinggian air di delapan RT itu hingga Selasa sore berada pada kisaran 40-45 cm.
Kami akan mendorong dan mengupayakan agar para stakeholder yang berada di area pesisir Jakarta juga dapat turut membantu dalam proses pembangunan tanggul. (Yusmada Faisal)
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan banjir, rob yang melanda wilayah Jakarta Utara sudah terjadi selama tiga hari dengan ketinggian air pasang mencapai 250-265 cm. Rob kali ini juga disebut lebih parah dari biasanya dan sudah masuk skala merah atau bahaya. Warga diminta untuk tetap waspada lantaran fenomena rob ini masih akan terjadi hingga 9 Desember 2021.
”Upaya mitigasi sudah kami tindak lanjuti sesuai prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait pasang air laut yang terjadi 2-9 Desember 2021. Antisipasi juga telah dilakukan dengan penempatan petugas, evakuasi, bantuan sosial, penyiapan titik evakuasi atau pengungsian hingga penanganan pascasurut,” kata Ali, seperti dikutip dari Berita Jakarta.
Dia menambahkan, Pemerintah Kota Jakarta Utara sudah menyiagakan lima pompa mobile dan mengerahkan personel untuk menangani genangan dan banjir yang disebabkan oleh rob di Jakarta Utara. Di Kelurahan Ancol dan Pluit, pihaknya menyiapkan masing-masing dua unit pompa mobile. Sementara itu, satu unit pompa mobile disiagakan di Kelurahan Kapuk Muara.
Pembangunan tanggul
Adapun salah satu upaya yang dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta itu yakni terus melanjutkan pembangunan tanggul pantai Pembangunan Kawasan Pesisir Terpadu Ibu Kota Nasional (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) di sepanjang pesisir Ibu Kota. Pembangunan tanggul NCICD dimulai sejak tahun 2016 hingga 2019. Di 2021, pembangunan tanggul kembali dilanjutkan dengan target tanggul yang bakal terbangun sepanjang 790 meter.
NCICD merupakan proyek strategis nasional untuk membangun tanggul pantai di sepanjang garis pantai Jakarta. Pembangunan tanggul NCICD ini juga sebagai upaya pengamanan dan penataan kawasan pesisir utara Jakarta serta perbaikan lingkungan. Pembangunan saat ini masih belum bisa dilanjutkan lantaran tingginya pasang laut yang terjadi sejak 3 Desember 2021 di beberapa area, seperti Jalan Lodan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Muara Baru, dan Kawasan Si Pitung Marunda.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, meski ada kendala pembangunan tanggal akibat kenaikan pasang laut, proses pembangunan akan terus dilakukan dengan menjalin kolaborasi bersama berbagai pihak, terutama para stakeholder yang aktivitasnya bersinggungan langsung dengan trase tanggul NCICD.
”Kami akan mendorong dan mengupayakan agar para stakeholder yang berada di area pesisir Jakarta juga dapat turut membantu dalam proses pembangunan tanggul. Agar target untuk mengamankan wilayah pesisir DKI Jakarta dapat segera tercapai," kata Yusmada dalam keterangan tertulis.
Dinas SDA, kata Yusmada, juga berencana membangun dua sistem polder pesisir yaitu Polder Kamal dan Polder Marunda. Dua polder ini pembangunannya berupa pintu Air, pompa, dan waduk. Polder tersebut nantinya akan terintegrasi dengan tanggul NCICD yang saat ini masih dalam proses pembangunan.