Besi Proyek Kereta Cepat yang Dicuri Bukan Konstruksi Utama
PT KCIC dan PT Wijaya Karya Persero selaku kontraktor masih menunggu investigasi kepolisian terkait temuan pencurian 100 ton besi di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC mengungkapkan bahwa besi proyek yang dicuri bukan konstruksi utama pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pihak KCIC dan PT Wijaya Karya Persero selaku kontraktor masih menunggu investigasi kepolisian terkait temuan pencurian 100 ton besi di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya, Rabu (10/11/2021), mengatakan, konstruksi utama KCJB aman. Hal ini disebabkan besi-besi yang dicuri bukan bagian komponen konstruksi utama lintasan KCJB, melainkan besi pendukung sementara, seperti jalan akses pekerja dan perancah pada pengerjaan box girder.
”Besi-besi yang dicuri hanya untuk keperluan temporary support, seperti H-beam ataupun scaffolding. Bukan besi tulangan yang dipakai pada konstruksi lintasan atau stasiun,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Rabu siang.
Senin lalu, Kepolisian Sektor Makasar merilis penangkapan lima tersangka pencurian besi proyek KCIC. Penangkapan berangkat dari laporan anggota sekuriti lokasi proyek yang dikelola PT Wika di DK0+600 Halim, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan bukti berupa satu mobil bak terbuka, 6 besi besar, dan 5 besi kecil masing-masing sepanjang 6 meter. Dari penyelidikan sementara diperkirakan 118.081,28 kilogram besi hilang sejak Juli 2021. Besi hilang tersebut ditaksir senilai Rp 1 miliar lebih.
Koordinator Corporate Communication PT Wijaya Karya (Wika) Fekum Ariesbowo, yang dihubungi hari ini, mengatakan, pihaknya masih akan menunggu hasil akhir dari penyelidikan kepolisian. Investigasi polisi didahulukan untuk menghindari kesalahan prosedur dan informasi yang timpang-tindih.
”Sejauh ini kami menghormati investigasi yang berlangsung agar jelas duduk persoalannya, tidak ada versi kami atau polisi. Apalagi, hitungan polisi besar sekali, kalau dikalkulasi besi itu bisa berapa kontainer,” ujarnya.
Dari investigasi ini, mereka juga membutuhkan kronologi sebelum melakukan investigasi internal. Adapun saat ini PT Wika masih belum bisa menaksir kerugian.
Kepala Unit Reskrim Polsek Makassar Inspektur Satu Mochamad Zen, kemarin, menyampaikan, polisi sudah menangkap aktor utama dari kasus pencurian tersebut, yaitu AR (30). Pelaku yang beralamat di sekitar lokasi proyek ditangkap bersama empat orang lainnya, yaitu SA (24), SU (24), MLR (24), DY (46).
”AR pelaku utamanya, empat orang lainnya hanya bertugas mengangkut,” katanya.
Selain mereka, polisi juga masih berusaha menangkap tujuh orang lainnya yang diduga terlibat. ”Sudah kami kantongi identitasnya. Ini lagi kami lakukan pengejaran,” kata Zen.
Para pelaku diduga selalu melancarkan aksinya di tengah malam hingga subuh. Selain karena pengamanan yang kurang di malam hari, mereka juga diduga masuk dengan cara membobol pagar pembatas di lokasi proyek.
Terkait dugaan keterlibatan orang dalam, Mirza mengatakan, KCIC sampai saat ini belum mendapat indikasi adanya hal tersebut. ”Hal ini menjadi wewenang pihak kepolisian. Kami juga akan memberikan dukungan penuh bagi kepolisian untuk mengungkap semua pelaku,” ujarnya.
Sementara ini, KCIC berupaya meningkatkan keamanan di seluruh area tersebut, termasuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dan tokoh masyarakat setempat. Pos penjagaan serta kamera pemantau atau CCTV pun ditambah, khususnya di lokasi yang rawan pencurian.
Pagar pembatas pun ditinggikan dan ditingkatkan kekuatannya agar tidak mudah dijebol. Ada pula peningkatan mobilisasi sumber daya untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan berkala terhadap material dan peralatan bantu, serta melakukan review dan monitoring secara lebih intens,” ujar Mirza.