Antisipasi Potensi Bencana di 26 Kecamatan di Kabupaten Bogor
Warga diminta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap segala kemungkinan bencana akibat hujan lebat.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Warga di 26 kecamatan di Kabupaten Bogor diminta mewaspadai potensi bencana alam karena hujan berintensitas tinggi diprediksi terjadi hingga beberapa hari ke depan. Mitigasi bencana sudah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor agar meminimalkan dampak dan potensi jatuhnya korban.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi sehingga berpotensi bencana seperti banjir dan longsor di sebagian wilayah Kabupaten Bogor.
”Status siaga untuk wilayah Kabupaten Bogor akibat curah hujan tinggi. Saya mengajak masyarakat untuk bersiaga terhadap potensi bencana alam akibat hujan lebat, terutama yang berada di daerah rawan bencana,” kata Ade dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas, Senin (8/11/2021).
Ade mengatakan, dari 40 kecamatan, ada 26 kecamatan sebagai wilayah berpotensi hujan lebat. Wilayah itu juga berpotensi terjadi bencana alam. Ke-26 kecamatan tersebut meliputi Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Sukaraja, Bojonggede, Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Ciomas, Dramaga, Tamansari, Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin, Cigombong, Pamijahan, Tenjolaya, Leuwiliang, Ciampea, Nanggung, Leuwisadeng, Rumpin, Cibungbulang, Tanjungsari, dan Sukamakmur, sebagai wilayah berpotensi terdampak.
Bencana yang disebabkan oleh faktor alam atau non-alam merupakan peristiwa yang sulit diperkirakan secara tepat dan pasti. Oleh karena itu, Ade meminta warga meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap segala kemungkinan bencana akibat hujan lebat.
”Namun, meski dalam kondisi siaga, masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang, berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah, mencari informasi valid melalui pihak-pihak terkait kebencanaan, serta tetap menjaga protokol kesehatan karena masih dalam situasi pandemi Covid-19,” tuturnya.
Selain itu, Ade juga meminta aparatur pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan saling berkoordinasi dan menjalani komunikasi intens bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.
Melihat topografi wilayah Kabupaten Bogor, ada 10 kecamatan berpotensi tinggi mengalami bencana pergerakan tanah.
Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan menjelaskan, memasuki musim hujan, pihaknya sudah menerjunkan 105 personel yang terbagi menjadi tiga regu untuk bersiaga setiap hari jika terjadi bencana. Para personel ini akan siaga di beberapa wilayah yang rawan bencana dan terus menjalani komunikasi intens dengan aparatur wilayah.
Menurut Hasan, seluruh kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan tanah bergerak. Oleh karena itu, pihaknya pun segera membentuk tim reaksi cepat (TRC) agar dapat bertindak langsung untuk mengantisipasi dampak bencana.
Selain kesiapan sumber daya manusia, lanjutnya, sarana mitigasi bencana yang sudah disiapkan adalah memasang CCTV dan memasang tiang sensor di beberapa wilayah rawan bencana banjir dan longsor.
”TRC, CCTV, dan tiang sensor ini sebagai mitigasi bencana. Kami berupaya untuk cepat bertindak jika ada bencana. Komunikasi dengan aparatur desa atau wilayah juga sangat penting. Semua ini untuk meminimalkan korban,” ujar Hasan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko menambahkan, potensi pergerakan tanah juga harus diwaspadai warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor. Pergerakan tanah diprediksi akan terus terjadi mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi.
”Tugas kita sekarang tidak hanya mempersiapkan SDM dan infrastruktur pendukung, tetapi juga edukasi dan imbauan kepada warga di desa-desa rawan bencana. Mitigasi bencana harus sampai ke warga, salah satunya segera evakuasi mandiri jika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG) Ferrari Pinem mengatakan, potensi tinggi bencana pergeseran tanah harus diperhatikan dan diwaspadai.
”Melihat topografi wilayah Kabupaten Bogor, ada 10 kecamatan berpotensi tinggi mengalami bencana pergerakan tanah. Semakin curam kawasan tersebut akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah,” ujarnya.
Ke-10 kecamatan rawan bencana pergerakan tanah itu meliputi Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakanmadang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk, dan Cigombong.
Ferrari menambahkan, tingkat kerawanan pergerakan tanah dipengaruhi oleh kondisi geologi dan jenis tanah. Wilayah yang memiliki kondisi material tanah bersifat lepas seperti berpasir dan gembur akan mudah menyebabkan terjadinya pergerakan tanah.
”Ancaman pergerakan tanah itu semakin besar jika intensitas hujan tinggi sehingga bisa menyebabkan tanah menjadi jenuh akan air. Hal itu akan menambah volume beban tanah sehingga akan semakin rawan terjadinya gerakan tanah dan mudah terjadi longsor jika memiliki kemiringan tinggi,” jelasnya.