Kepedulian dan Donasi Kita Menjaga Kelestarian Bumi
Tugas mengelola, menjaga, dan melestarikan lingkungan hidup tentu saja tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran serta masyarakat dalam mendukung program pelestarian lingkungan sangat dibutuhkan.
Oleh
Yoesep Budianto/MB Dewi Pancawati/Litbang Kompas
Β·3 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Komunitas Jaga Rimba dan Walhi Jakarta yang tergabung dalam Gerakan Jeda untuk Iklim menggelar aksi di depan kantor Standard Chartered Bank di Jakarta, Jumat (19/3/2021). Mereka menuntut agar perusahaan keuangan tersebut berhenti mendanai industri batubara. Menurut data Gerakan Jeda untuk Iklim, Standard Chartered Bank menginvestasikan miliaran dollar AS kepada perusahaan bahan bakar fosil di seluruh dunia.
Minat masyarakat berdonasi untuk program pelestarian lingkungan terbilang tinggi. Masyarakat juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan berbagai aksi nyata.
Tanpa disadari, bumi yang kita pijak semakin tua dengan lingkungan yang semakin buruk. Berdasarkan dokumen Global Risk Report 2020 dan 2021, ancaman terbesar global didominasi oleh faktor lingkungan dibandingkan faktor ekonomi, geopolitik, sosial budaya, dan teknologi. Dalam lima tahun terakhir, risiko lingkungan global yang muncul antara lain cuaca ekstrem, kegagalan aksi iklim, bencana alam, kehilangan biodiversitas, bencana lingkungan karena manusia, dan kerusakan lingkungan skala besar.
Di tingkat nasional, kondisi dan mutu lingkungan hidup tergambar dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang dihitung dari kualitas air, kualitas udara, dan kualitas tutupan lahan. Dari indeks yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019, terlihat nilai IKLH sebesar 66,55 atau turun 5,12 poin dari 2018.
Dilihat dari predikatnya, di antara 34 provinsi masih ada tiga provinsi dengan predikat kurang baik (Lampung, Jawa Barat, dan Banten) serta dua provinsi yang mendapat predikat sangat kurang baik, yaitu DI Yogyakarta dan DKI Jakarta. Hal ini menjadi catatan, terutama bagi provinsi-provinsi di Pulau Jawa, untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungannya.
Tugas mengelola, menjaga, dan melestarikan lingkungan hidup tentu saja tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran serta masyarakat dalam mendukung program pelestarian lingkungan sangat dibutuhkan. Tidak terbatas skala regional atau nasional, aksi pelestarian lingkungan juga dapat dimulai dari level individu, salah satunya melalui donasi.
Platform digital berlangganan
Perkembangan donasi sangat pesat dan menjalar ke berbagai platform, hingga platform digital berlangganan. Pola pengumpulan dana dari sejumlah besar individu atau kelompok tentu sangat berarti bagi kesuksesan banyak program. Dari berbagai jenis program yang mengandalkan donasi, salah satu program yang patut mendapat prioritas adalah pelestarian lingkungan, seperti untuk mengatasi perubahan iklim dan kerusakan hutan.
Potret minat masyarakat untuk berdonasi bagi program pelestarian lingkungan tampak dari hasil jajak pendapat Kompas awal Oktober lalu. Sedikitnya enam dari sepuluh orang menyatakan minatnya untuk berdonasi. Bahkan, 44 persen responden di 34 provinsi mengaku sudah pernah berdonasi untuk program lingkungan, 8 persen di antaranya berdonasi setiap minggu. Artinya, kepedulian terhadap lingkungan sudah menjadi kesadaran masyarakat Indonesia.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Ahli geologi Institut Teknologi Bandung, Indyo Pratomo, dan aktivis lingkungan Annette Horschman menjadi pembicara dalam konferensi internasional tentang pariwisata Danau Toba di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (13/10/2021).
Dilihat dari besaran donasi, separuh responden mengaku memberikan donasi kurang dari Rp 100.000, sebanyak 20 persen di kisaran Rp 100.000-Rp 200.000, dan 5 persen responden berdonasi lebih dari Rp 500.000. Meskipun nilai kontribusi per individunya relatif kecil, jika banyak orang yang peduli lingkungan, maka donasi mereka dapat menghasilkan jumlah yang signifikan. Ada empat faktor yang memengaruhi kemauan berdonasi, yaitu reputasi lembaga penyelenggara, kemudahan dan keamanan transaksi saat berdonasi, kedekatan isu, serta kondisi sosial ekonomi donor.
Peduli lingkungan
Sejumlah lembaga nonpemerintah telah menggalang program donasi yang cukup beragam. Dukungan program dari donasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Ada dua alasan, pertama adalah masyarakat tidak hanya menjadi donor, tetapi sekaligus pengawas, sehingga proses advokasi dan edukasi dapat berjalan sesuai tujuannya. Kedua, besarnya dana yang terkumpul mampu mendukung berjalannya program tersebut.
Sebagai bentuk peran aktif masyarakat, dukungan terhadap kelestarian lingkungan perlu dielaborasi dengan aktivitas individu. Hasil jajak pendapat menyebutkan, beragam upaya telah dilakukan responden untuk mendukung program pelestarian lingkungan. Selain 25,5 persen responden yang melakukan donasi, upaya paling dominan yang telah dilakukan adalah kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak memakai plastik sekali pakai (69,5 persen). Sementara lima dari sepuluh orang telah menghemat kebutuhan listrik dan air di tempat tinggal mereka. Bahkan, 28,2 persen responden menunjukkan aksi nyata dengan menjadi sukarelawan program berbasis lingkungan dan 22,3 persen mendukung kampanye program lingkungan.
Sebagai warga negara yang cinta pada bumi yang dipijak, mengambil posisi untuk berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan sangatlah mulia. Sebab, tidak akan ada lagi kompromi saat bumi telah rusak dan berdampak pada kehidupan manusia. (LITBANG KOMPAS)