Banjir Seusai Hujan Deras Rendam 13 Kampung di Lebak
Sebanyak 614 rumah warga di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, terendam banjir setinggi hingga 70 sentimeter.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Banjir melanda Kecamatan Rangkasbitung dan Kecamatan Cibadak di Kabupaten Lebak, Banten, setelah hujan deras selama 4 jam pada Senin (13/9/2021) malam. Hingga Selasa (14/9/2021 pagi, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mendata sebanyak 614 rumah warga di 13 kampung terendam luapan air setinggi 50 hingga 70 sentimeter dan 62 warga mengungsi.
Banjir melanda Barangbang, Kompleks Pendidikan, BTN Depag, BTN Palaton, Cimesir, Dukuh, Sentral, Babakan Sepur, dan Anyar di Kecamatan Rangkasbitung. Sementara di Kecamatan Cibadak, banjir merendam Neglasari, Rancasema, Pasir Kaloncing, dan BTN Mandala.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama menyebutkan telah menerjunkan dua perahu karet untuk mengevakuasi warga dan distribusi logistik kedaruratan. Saat ini debit air Sungai Ciberang masih tinggi sehingga berstatus Awas.
”Drainase di permukiman tidak mampu menampung aliran air sehingga terjadi banjir,” ucapnya ketika dihubungi.
Pada kondisi yang mengharuskan evakuasi, setiap warga perlu menerapkan protokol kesehatan selama proses penyelamatan dan di pos pengungsian untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Petugas di pos pantau Jembatan Keong melaporkan, tinggi muka air mencapai 525 cm dengan debit 549 meter kubik per detik. Sementara prakiraan cuaca hari ini masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada siang hingga sore hari.
Kabupaten Lebak memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi berdasarkan analisis inaRISK, portal kajian risiko bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam kurun 2015-2020, terjadi 29 kali banjir di wilayah itu. Salah satunya banjir bandang pada awal Januari 2020. Banjir dan material pada saat itu menerjang Kecamatan Sajira hingga menewaskan sembilan warga, dua orang hilang, serta menyebabkan 2.389 rumah warga dan 45 fasilitas umum rusak.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau warga untuk waspada dan siaga bencana hidrometeorologi. Sejumlah langkah pencegahan dapat dilakukan di tingkat keluarga, seperti membatasi aktivitas di luar rumah, mematikan arus listrik dengan segera, menghindari saluran air atau gorong-gorong, dan menyiapkan tas siaga bencana.
”Pada kondisi yang mengharuskan evakuasi, setiap warga perlu menerapkan protokol kesehatan selama proses penyelamatan dan di pos pengungsian untuk menghindari penyebaran Covid-19,” katanya.