Tunggu Keputusan Pusat, Pemkot Bogor Kejar Status ke PPKM Level 3
Pemkot Bogor fokus pada penanganan maksimal pandemi agar kasus positif tidak kembali naik. Upaya yang perlu dilakukan, di antaranya percepatan target vaksinasi dan penguatan 3T.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menunggu keputusan pemerintah pusat terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM berlanjut atau tidak. Terlepas dari keputusan tersebut, Pemkot Bogor tetap akan fokus pada penanganan Covid-19, seperti percepatan target vaksinasi dan penguatan penanganan pelacakan, pengetesan, dan perawatan (tracing, testing, dan treatment/3T).
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait PPKM level 4 di aglomerasi Jabodetabek diperpanjang atau tidak. Pihaknya juga menunggu evaluasi level penanganan di Kota Bogor tetap berada di level 4 atau turun ke level 3.
”Berbagai perbaikan penanganan pandemi di masa PPKM darurat hingga PPKM level 4 terus membaik. Berdasarkan data, ada tren penurunan angka kasus harian. Namun, kasus harian masih rata-rata 200 kasus, artinya masih di level 4. Salah satu indikator ke penanganan level 3 adalah angka kasus harian sekitar 50-100 kasus. Namun, penanganan lainnya sudah baik,” kata Bima, Senin (9/8/2021).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Minggu (8/8/2021), ada penambahan konfirmasi positif 118 kasus sehingga totalnya 34.593 kasus. Pasien sembuh atau selesai isolasi sebanyak 31.506 orang, masih sakit atau kasus aktif sebanyak 2.641 orang, dan meninggal 446 orang. Penurunan jumlah kasus aktif itu sudah turun jauh dibandingkan pada awal PPKM darurat yang mencapai 9.000.
Berdasarkan data akumulatif, Kota Bogor mencatat rekor tertinggi penambahan konfirmasi positif harian 622 kasus pada Jumat (9/7/2021). Pada Senin (19/7/2021), tercatat rekor pasien sembuh 859 kasus. Adapun kasus meninggal tertinggi tercatat 30 pasien yang dilaporkan Rabu (27/7/2021).
Sementara keterisian tempat tidur di 21 rumah sakit rujukan sebanyak 556 tempat tidur (43,2 persen) dari total 1.309 tempat tidur. Adapun tempat tidur di ICU terisi 70,8 persen. Di pusat isolasi Pusdiklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangun (BPKP) terisi 7 persen dan di Asrama IPB terisi 13 persen.
”Dari data itu menunjukkan ada perbaikan dan tren penurunan kasus. Kami juga akan evaluasi terus penanganan pandemi ini. Kita tunggu juga keputusan dari pusat. Jika PPKM diteruskan, diharapkan ada pelonggaran atau relaksasi,” tutur Bima.
Meski begitu, pemkot tetap fokus dalam penanganan maksimal pandemi agar potensi lonjakan kasus tidak kembali naik. Upaya yang perlu dilakukan, di antaranya percepatan target vaksinasi dan penguatan 3T. Penguatan 3T khususnya tracing atau pelacakan kasus kontak erat menjadi kunci agar potensi penularan bisa ditekan.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, Kota Bogor masih harus terus mengejar target vaksinasi sebanyak 819.444 orang. Berdasarkan pembaruan data saat ini, persentase capaian vaksinasi 42,41 persen atau 347.537 orang.
”Capaian vaksinasi harus terus dikejar untuk kekebalan komunal. Suplai vaksin pun harus lancar agar target sasaran tercapai. Kita kejar juga vaksinasi untuk para pengemudi angkot, terdaftar sekitar 3.000. Kelompok lainnya yang belum juga harus kita kejar,” ujarnya.