Mobilitas Kembali Naik di Jakarta, Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19
Dari pengalaman, kenaikan volume kendaraan biasa diikuti kenaikan kasus Covid-19 seminggu kemudian.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mobilitas kendaraan di wilayah DKI Jakarta awal pekan ini kembali meningkat, berbarengan dengan minggu kedua pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4. Situasi ini pun menuntut adanya evaluasi agar kasus harian Covid-19 tidak kembali naik.
Tren tersebut terpantau dari data volume kendaraan tiga gerbang tol (GT) utama, yaitu GT Halim, GT Cililitan, dan GT Tomang. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo menyebutkan, tiga tol itu mewakili mobilitas kendaraan yang masuk dari daerah sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok.
”Volume mobilitas kendaraan selama PPKM level 4 minggu kedua dibandingkan dengan PPKM mikro sebelum 3 Juli memang masih turun 17-22 persen. Tapi, dibandingkan dengan PPKM level 4 minggu pertama justru meningkat 14-26 persen, sekitar 300.000 -500.000 kendaraan di tiap jalan per hari,” kata Sambodo di Jakarta, Selasa (3/8/2021).
Pada minggu kedua ini sudah ada beberapa penyesuaian, misalnya bengkel kecil boleh buka, barber shop, laundry, termasuk layanan makan di tempat oleh restoran.
Kenaikan volume kendaraan di awal minggu kedua penerapan PPKM level 4, yang akan diperpanjang hingga 9 Agustus mendatang, memang cukup signifikan jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang berada di kisaran 200.000-400.000 kendaraan di tiap jalan per hari. Ini juga hampir menyamai volume selama PPKM mikro dengan kisaran 350.000-550.000 kendaraan di tiap jalan per hari.
”Secara presentasi, mobilitas kendaraan saat PPKM darurat dibandingkan dengan PPKM mikro awal Juli turun 36 persen, minggu kedua turun 39 persen. Lalu, PPKM darurat turun hingga 52 persen. Lanjut PPKM level 4, pada minggu pertama dan kedua masih berkurang, tetapi pada awal minggu ini ada kenaikan 7 persen,” ujarnya.
Sudah diprediksi
Sambodo menyebutkan, kenaikan mobilitas awal pekan ini sudah diprediksi. Salah satunya dengan semakin banyaknya pekerja di sektor esensial dan kritikal yang sudah memiliki surat tanda registrasi pekerja (STRP). Saat ini sekitar 1,9 juta orang yang ada di Jakarta memegang STRP.
Selain itu, pelonggaran kegiatan masyarakat pada masa perpanjangan PPKM level 4 di Jakarta juga jadi pemicu. ”Pada minggu kedua ini sudah ada beberapa penyesuaian, misalnya bengkel kecil boleh buka, barber shop, laundry, termasuk layanan makan di tempat oleh restoran,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah tengah mengkaji beberapa kebijakan untuk mengurangi mobilitas. Beberapa kebijakan yang dipertimbangkan, seperti mengembalikan waktu pembatasan mobilitas pada ruas jalan tertentu, kebijakan ganjil genap kendaraan.
Juga, dengan menyiapkan moda angkutan umum massal untuk membantu mereka yang masih harus bekerja di luar rumah. Adapun sebanyak 100 titik penyekatan yang diadakan bulan lalu belum berubah dan masih akan menjalankan pemeriksaan terhadap pengguna kendaraan.
”Kalau kita bandingkan angka mobilitas dengan penambahan kasus harian di periode sebelumnya, sangat terlihat korelasinya. Karena virus ini butuh masa inkubasi, setiap ada titik mobilitas tinggi, seminggu kemudian kasusnya naik,” katanya.
Dengan adanya kenaikan mobilitas tiga hari terakhir, Sambodo khawatir pertambahan kasus harian kembali naik minggu depan. Padahal, belakangan ini pertambahan kasus harian Covid-19 di Jakarta sudah di angka sekitar 1.600 kasus.
Selasa ini, 1.601 orang terkonfirmasi positif Covid-19, berdasarkan hasil tes PCR terhadap sebanyak 15.792 orang. Jumlah ini menurun jauh dari penambahan kasus harian tanggal 26 Juli dengan 2.662 orang dan 25 Juli yang sebanyak 5.393 orang.
Tetap waspada
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga meminta masyarakat untuk tetap waspada kendati PPKM sebulan terakhir sudah menurunkan kasus positif dan krisis fasilitas kesehatan.
Anies mengatakan, dampak PPKM terlihat dari menurunnya kasus aktif sebulan terakhir dari menjadi 16.000 dari sekitar 113.000 kasus. Selain itu, tren itu juga ditandai dengan berkurangnya jumlah pasien di rumah sakit rujukan Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, termasuk Rumah Susun (Rusun) Nakgrak.
Sayangnya, angka positivity rate atau perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dan jumlah tes yang dilakukan di Jakarta juga belum aman berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
”Kalau amannya itu di bawah 5 persen jumlah kasusnya. Namun, saat ini masih di angka 12 persen,” kata Anies dalam satu kegiatan di Jakarta hari ini.
Oleh karena itu, Anies mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk membatasi mobilitas. Ia juga menyarankan agar masyarakat yang belum divaksin segera mendatangi sentra vaksin agar dapat menciptakan kekebalan komunal di masyarakat.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyebutkan, kepolisian akan terus membantu masyarakat Jakarta untuk menjangkau vaksin. Hal ini dilakukan dengan mengadakan program Vaksin Mereka sejak 1-17 Agustus di 900 RW dengan 688 gerai.
”Harapannya penduduk Jakarta yang divaksin mendekati 100 persen. Per hari ini sudah 90,21 persen yang divaksin. Berarti tinggal 10 persen lagi yang bisa dikeroyok bersama,” katanya.