10.388 Kasus Covid-19 di Tangsel Masih dalam Perawatan
Sebanyak 60 persen dari 10.388 kasus aktif Covid-19 di Tangerang Selatan, Banten, menjalani isolasi mandiri di rumah.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 Tangerang Selatan mencatat 10.388 warganya masih dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Lawan Covid-19, dan isolasi mandiri. Pemerintah Kota Tangerang Selatan masih mengupayakan penambahan tempat tidur perawatan.
Di tengah penerapan PPKM level 4 Tangerang Selatan, Satgas Covid-19 Tangsel mencatat hingga Senin (2/8/2021), selain ada 10.388 kasus aktif, sebanyak 673 kasus meninggal dan 15.769 sembuh dari total 26.830 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Adapun keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sebesar 76 persen dan keterisian ruang perawatan intensif sebanyak 86 persen.
”Pasien yang isolasi mandiri di rumah sebanyak 50-60 persen. Pasien lain tersebar di rumah sakit rujukan dan di Rumah Lawan Covid-19 sebanyak 122 orang tengah dirawat,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Allin Hendalin Mahdaniar.
Pemkot Tangerang Selatan juga masih berupaya menambah tempat tidur perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19. Salah satunya menambah hingga 100 tempat tidur di Rumah Sakit Umum Serpong Utara yang baru mengoperasikan 30 tempat tidur.
Selain itu, memanfaatkan gedung RSUD Pondok Betung yang masih dalam tahap pembangunan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan. Upaya tersebut merupakan langkah antisipasi penuhnya Rumah Lawan Covid-19 yang bisa merawat 300 pasien Covid-19.
Allin menambahkan, upaya menambah tenaga kesehatan tidak mudah karena program Tangerang Selatan Memanggil sepi peminat. Jumlah pendaftar hanya 10 orang dari target 100 orang.
”Kurang tahu kenapa hanya sedikit yang mendaftar. Kami rencananya akan buka lagi pendaftaran. Program ini memberikan insentif dan fasilitas kepada sukarelawan,” katanya.
Di sisi lain, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengharapkan wilayahnya bisa menerapkan PPKM level 3 karena PPKM level 4 berjalan efektif. Salah satu indikatornya, tingkat kematian sebesar 2,8 persen meskipun positivity rate atau persentase kasus positif masih tinggi, lebih dari 5 persen. Angka itu di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
”Saya berharap PPKM di Tangerang Selatan berlanjut ke level 3,” ujarnya. Perubahan level pembatasan akan diikuti sejumlah pelonggaran mobilitas dan aktivitas yang bisa memicu penularan lagi.