1.214 Orang di Jakarta Meninggal Saat Isolasi Mandiri
Koalisi warga LaporCovid-19 melaporkan ada 1.214 warga di wilayah DKI Jakarta yang terinfeksi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri meninggal hingga 22 Juli 2021.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi warga LaporCovid-19 melaporkan ada 1.214 warga di wilayah DKI Jakarta yang terinfeksi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri meninggal. Data tersebut dihimpun dari berbagai sumber hingga 22 Juli 2021.
Data Analyst LaporCovid-19, Said Fariz Hibban, menyebut, ada 16 provinsi yang terlacak memiliki angka kematian pasien Covid-19 di luar fasilitas layanan kesehatan. Totalnya mencapai 2.313 kematian. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menempati urutan pertama dengan angka 1.214 kematian.
”Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama, bukan lagi Jawa Barat. Ada dari kota terbanyak, yaitu Kota Jakarta Timur, yang angka kematiannya 403 orang,” kata Said dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Pengalaman ini harus menghasilkan solusi bagaimana kita menekan risiko orang meninggal di rumah.
Selain Jakarta Timur, berdasarkan data per kota di DKI Jakarta, angka kematian pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di Jakarta Selatan mencapai 289 orang, Jakarta Utara 204 orang, Jakarta Pusat 162 orang, dan Jakarta Barat 156 orang.
Data di wilayah Jakarta tersebut dihimpun dari berbagai sumber dengan metode crowdsourcing (urun daya), seperti laporan warga ke kanal aduan Lapor Covid-19, pemberitaan media massa, dan sumber lain yang terverifikasi, seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Mengutip data Dinkes DKI Jakarta, 1.161 warga meninggal di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Data itu dikumpulkan sejak awal Juni hingga 21 Juli 2021.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia mengakui, peningkatan kasus infeksi di Jakarta dua bulan terakhir berpengaruh pada naiknya angka kematian. Pada 15 Juli lalu, misalnya, kasus harian Covid-19 di Jakarta menyentuh rekor sampai 12.691 pasien.
”Pengalaman ini harus menghasilkan solusi bagaimana kita menekan risiko orang meninggal di rumah. Warga yang isoman di rumah harus lapor ke satuan tugas di lingkungan, baik RT, RW, maupun kelurahan. Di satu sisi, satgas juga harus cari tahu kalau ada warganya yang isoman agar kebutuhan harian dan ketika sakit didukung,” ujarnya.
Adapun untuk pasien positif Covid-19 yang memiliki masalah medis atau penyakit pendukung lain, menurut dia, harus tetap mendapat kesempatan dirawat di rumah sakit yang mendukung.
Terkait pelaporan warga meninggal, Lies mengaku, Jakarta sudah memiliki sistem surveilans kematian sejak 2008. Sistem itu pun terus dikembangkan agar dapat menyajikan data yang akurat dan terbuka untuk pengambilan kebijakan, seperti untuk penyediaan layanan jenazah dan pemakaman.
Hari ini, angka kematian harian di Jakarta bertambah 173 orang menjadi 10.865 orang selama pandemi. Kasus positif harian bertambah 7.058 orang. Angka terkonfirmasi positif telah di bawah 10.000 orang sejak lima hari terakhir.
Namun, jumlah spesimen yang diperiksa juga menurun di bawah 50.000 spesimen per hari selama empat hari berturut-turut. Hari ini, jumlah spesimen tes PCR hanya 38.740 spesimen. Minggu lalu, jumlahnya mencapai 52.602 spesimen.