Bersiap Atasi 100.000 Kasus Aktif, DKI Minta Empat Dukungan dari Pusat
Keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta sudah lebih dari 90 persen. Pada 8-13 Juli diprediksi kasus aktif mencapai 100.000. Antisipasi di tingkat internal pemerintah provinsi dan pemerintah pusat diperlukan.
Oleh
neli triana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta naik hingga dua kali lipat lebih setiap delapan hari. Hal ini terungkap dalam paparan situasi penanganan pandemi Covid-19 di Ibu Kota yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat koordinasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat atau PPKM darurat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (29/6/2021).
Dalam paparan Gubernur Anies tersebut ditunjukkan data bahwa pada 18 Juni 2021 ada 24.511 kasus aktif di Jakarta. Angka itu sudah mencakup tambahan 2.173 kasus positif Covid-19 pada hari itu. Sementara pada 26 Juni 2021 tercatat 51.434 kasus aktif dengan jumlah tambahan kasus positif Covid-19 pada hari itu saja 6.503 kasus. Pada 20 Juni 2021 ada 30.142 kasus aktif di Jakarta dan menjadi 62.126 kasus aktif pada 28 Juni 2021.
Bila tidak dilakukan pengetatan segera, sebanyak 100.000 kasus aktif di Jakarta akan tercapai pada 8-13 Juli 2021.
DI Jakarta ada 140 rumah sakit dari 193 RS yang kini menjadi rujukan pasien Covid-19. Jumlah tempat tidur ruang perawatan intesif (ICU) 1.263 unit dan saat ini 92 persennya atau 1.164 tempat tidur telah terisi. Tempat tidur isolasi yang disediakan mencapai 10.448 unit dengan 94 persennya kini juga telah terisi.
”Bila tidak dilakukan pengetatan segera, sebanyak 100.000 kasus aktif di Jakarta akan tercapai pada 8-13 Juli 2021,” kata Anies seperti dikutip dari paparan data ”Situasi Penanganan Pandemi Covid-19 DKI Jakarta” yang diterima Kompas pada Rabu (30/6/2021).
Yang akan dilakukan DKI untuk mengantisipasi 100.000 kasus aktif adalah menjadikan semua RS kelas A sepenuhnya untuk ICU pasien Covid-19. Selain itu, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet juga dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang-berat. Rumah susun yang tersedia dan masih kosong akan diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan.
DKI juga akan mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis diusulkan dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet. Memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta. Yang juga penting dan menjadi prioritas ialah memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan, dan obat-obatan.
Selain antisipasi di tingkat pemerintah provinsi, Anies mengatakan, DKI Jakarta juga membutuhkan dukungan pemerintah pusat dalam empat hal. Keempat hal tersebut ialah pengetatan mobilitas penduduk intra dan antar-wilayah yang secara substansial dan signifikan dapat menghentikan lonjakan kasus baru dan menurunkan kasus aktif dengan siklus dua mingguan seperti anjuran para ahli epidemiologi.
Dukungan lain ialah adanya tambahan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung dengan rincian tenaga kesehatan di RS untuk dapat dipenuhi dari mahasiswa dan dosen; tracer profesional lapangan butuh tambahan 2.156 (untuk mencapai 15-30 per 100.000 penduduk), tenaga vaksinator tambahan sejumlah 5.139 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan 2.050 orang dan non-tenaga kesehatan 3.089 orang.
”(Selanjutnya) Kebutuhan regulasi untuk mendukung tes cepat antigen positif bergejala sedang dan kritis dapat ditangani di RS dan diklaim pembiayaannya. Komunikasi publik secara lebih intensif terkait keamanan, efektivitas, dan kehalalan vaksin,” kata Anies.
Siapkan rusun isolasi
Melanjutkan persiapannya menghadapi 100.000 kasus aktif, seperti dikutip dari Kompas.id, Pemprov DKI Jakarta sudah bergerak untuk menambah rumah susun untuk perawatan pasien Covid-19. Rusun-rusun tersebut mampu menampung setidaknya 765 pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan di tengah lonjakan kasus serta terbatasnya ruang perawatan.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan tambahan 67 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran per Rabu (30/6/2021). Dengan demikian, total pasien yang tengah menjalani perawatan menjadi 7.167 orang, yang tersebar di Tower 4, 5, 6, dan 7 dengan kapasitas 8.949 tempat tidur.
Sementara Rusun Nagrak kedatangan 140 pasien Covid-19 sehingga total menjadi 1.268 pasien. Mereka menjalani perawatan di Tower 2 dan 3 dengan kapasitas 1.470 tempat tidur.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko menyebutkan, jika memang ada kebutuhan tambahan ruang isolasi, akan disiapkan tower tambahan. Saat ini jajarannya tengah menyiapkan Rusun Daan Mogot Tower 6 dan 7 di Jakarta Barat serta Rusun Pulogebang dan Pinus Elok Penggilingan Tower 4, 5, dan 6 di Jakarta Timur.
”Kapasitas setiap rusun tersebut sebanyak 255 unit. Di Rusun Nagrak, setiap unit ada dua kamar tidur yang bisa dimaksimalkan untuk tiga atau empat orang,” ujarnya.
Sarjoko belum tahu persis sumber daya tenaga kesehatan dan lainnya yang akan mengelola rusun-rusun tambahan untuk perawatan Covid-19. Pihaknya hanya bertugas mengidentifikasi potensi rusun-rusun yang bisa digunakan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.
Perumda Pasar Jaya juga tengah menyiapkan Rusun Pasar Rumput di Jakarta Selatan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19. Di rusun itu tersedia tiga tower dengan kapasitas 1.984 unit yang terdiri atas dua kamar.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel (Mar) Aris Munandar mengatakan, lonjakan kasus dan pasien Covid-19 disikapi dengan peningkatan perawatan secara intensif dan pengetatan protokol kesehatan supaya mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.
”Kami mengupayakan pasien yang sedang dirawat dapat cepat pulih sehingga terjadi pengurangan jumlah pasien yang signifikan dan tidak terjadi antrean,” katanya.